Petualangan Alvian Bag. 4

1.6K 16 6
                                    

Alvian diajak oleh Awan jalan-jalan.
30 lembar dengan harga 12rb. Agak naik dari harga biasanya karena memang lebih banyak halamannya.

Begini cuplikan ceritanya:

"Lepas celananya, Yang!" perintah Awan pelan. Alvian yang baru saja menghabiskan kacang telurnya, menoleh tidak percaya, "udah nggak papa, udah pada tidur," bisik Awan lagi ketika pacarnya tersebut enggan menuruti kata-katanya. Alvian pun menoleh ke belakang dan memang dilihatnya para penumpang sudah nyaman dengan posisi masing-masing. Alvian pun dengan ragu-ragu melepaskan celana panjangnya. Kini, Alvian hanya mengenakan kaos dan celana dalam usang yang karet pinggangnya sudah longgar. "Kaosnya?" Alvian pun melepaskan kaosnya dan memberikannya kepada Awan. "Nah, sampai tujuan kamu gini aja! Seksi!" Alvian tidak berkata apa-apa, tetapi kontolnya mulai menggeliat bangun.

Yang tidak diketahu Awan dan Alvian, bus tiba-tiba masuk ke dalam rumah makan, dan semua lampu dinyalakan. Kondektur yang duduk di dekat sopirlah yang pertama kali memergoki Alvian yang hanya bersempak saja. "Lho Mas, ini kenapa? Kok pake sempak doang?" otomatis pertanyaan yang dilontarkan dengan nada cukup keras itu mengundang banyak perhatian dari penumpang lain. Alvian mulai bingung dan panik.

"Ini Pak, tadi celana dan bajunya ketumpahan saos pas makan lemper!" kata Awan sambil menunjukkan kaos dan celana Alvian, "jadi sedikit digosok-gosok pake air mineral, eh, malah basah. Daripada masuk angin, saya suruh lepas saja, Pak. Kasihan!"

"Tapi ini Masnya nggak papa? Perlu dikerokin nggak?" tawar Pak Kondektur.

"Boleh aja, Pak," malah Awan yang menjawab.

"Ya sudah, nanti ya." Pak Kondektur itu lalu menghadap ke belakang, "ibu-ibu, bapak-bapak, sebelum melanjutkan perjalanan, kita akan makan dan istirahat terlebih dahulu. Untuk makan bisa menggunakan voucher yang terdapat dalam tiket ya, nanti diserahkan kepada petugas yang jaga. Silahkan-silahkan yang mau ke toilet, silahkan. Waktu empat puluh menit ya!" setelah memberi pengumuman tersebut, Pak Kondektur itu menghampiri kursi Awan dan Alvian, "Masnya mau turun juga? Ada baju ganti?"

"Gini aja, Pak nggak papa," jawab Awan.

Pak Kondektur itu menatap Awan dan Alvian dengan tatapan bingung, "sempakan aja?" tanyanya memastikan. Pak Kondektur tersebut merasa ada yang tidak benar. Apakah ada pemerasan? Pelecehan? Pak Kondektur itu terus menatap Awan dan Alvian dengan intens.

Awan menyenggol Alvian agar kecurigaan Pak Kondektur mereda, "iya Pak nggak papa. Saya begini saja," jawab Alvian.

"Yang benar?" Alvian mengangguk, "tapi itu jembutnya Mas kelihatan lho!" kata Kondektur itu lagi. Alvian menoleh ke bawah dan memang jembutnya sedikit menyembul dari ban karet celana dalamnya yang longgar dan melorot. "Masnya gak malu?"

Seperti biasa, kalian yang pernah mendapatkan kode diskon dari saya untuk cerita Alvian sebelumnya. Kode itu bisa dipakai kembali untuk cerita yang ini juga.

Untuk yg belum pernah beli sama sekali ada kode voucher P30NT4S diskon 30% dengan kuota terbatas.

Terima kasih atas dukungannya.

Jati Diri (selesai)Where stories live. Discover now