Petualangan Alavian Bag. 3

1.9K 16 0
                                    

Kali ini menceritakan kisah Alavian setelah memerankan peran Tarzan dalam Pentas Seni.

Cuplikan Cerita:

"Wah, kecapean kayaknya ini Pak Vian," Endro berkata sambil mendekat. "Tak kira pake sempak, berani juga Pak Vian semalam tampil nggak pake daleman. Gede pula kontolnya," Endro masih berguman sendiri. Dia tidak tahu kalau thong yang dipakai Alvian semalam sudah dibawa oleh Bu Camat sebagai cenderamata. Endro masih mengamati Alvian yang tampak nyaman dalam tidurnya. "Tau kecapekan kan bisa tidur di kosan saya! Walah Pak Vian! Pak Vian!" Endro pun menggunakan ujung pentungan satpamnya untuk menyentuh kontol Alvian, dibolak-baliknya batang kecoklatan tersebut sambil Endro terkikik sendiri, merasa geli dan takjub. Endro juga mengeluarkan ponselnya untuk memotret Alvian sebagai kenang-kenangan. Setelah puas dengan kejahilannya, Endro baru membangunkan Alvian dengan menggoyang-goyangkan bahunya. "Pak Vian! Pak Vian! Bangun Pak! Sudah siang!"


Alvian ngulet sebentar sebelum akhirnya terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah Endro, satpam muda yang baru-baru ini direkrut oleh Pak Romli. "Eh, Mas Endro?" Alvian mengerjap-ngerjapkan matanya, menyesuaikan indera penglihatannya dengan cahaya yang masuk, "saya dimana ya, Mas?" tanya Alvian masih linglung, berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam dan dimana dirinya berada.


"Pak Vian ada di ruangan Pak Romli, Pak. Tadi keliatan nyenyak banget tidurnya!" Endro menjelaskan sambil menahan tawa, "mau saya bikinin kopi, Pak? Biar segeran?"


"Boleh-boleh tuh. Makasih, Mas Endro."


"Sama-sama, Pak. Nanti di pos satpam saja ya Pak, ngopinya," Endro pun berangsur meninggalkan Alvian yang kini terduduk sambil mengusap-usap kepalanya gusar, "Pak Vian, itu kontolnya mungkin bisa ditutup dulu? Takut nanti ada yang lihat," Endro mengingatkan sebelum keluar dari ruangan Pak Romli. Alvian yang tersadar langsung menengok ke bawah dan menyadari bahwa sedari tadi dirinya tanpa sadar mengumbar organ kemaluannya kemana-mana. Memikirkan bahwa Endro, satpam baru di sekolahnya sudah dari tadi melihat kontol dan jembutnya, Alvian mulai ngaceng! Sial! Sial! Sial! Rutuk Alvian dalam hatinya.



Cerita ini sudah tersedia di lynk.id saya dengan harga 10rb.

25 halaman dengan lebih dari 7rb kata.

Terima kasih atas dukungannya.



Jati Diri (selesai)Where stories live. Discover now