DWC 30 2022 - 16 - Takdir 2

33 12 0
                                    

DAY 16

Cuuung yang nekat bikin cerbung tahun ini! Yang nggak bikin cerbung, juga siap-siap nyambungin cerita. Karena tema day 16 kita tahun ini adalah:

[ Buat lanjutan cerita dari tema hari ke-12. Minimal 250 kata di mana akhir setiap kalimatnya harus berima sama ]

Asik kan? Ya kan? :D

(250 kata hoiii!!! Tp aku bablas jd 360 sih 💆)

😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡

Shingu Yoosuke mendengar suara. Teleponnya bergetar tanda ada yang ingin bicara. "Halo!" Pria itu pun menyapa. Sejenak matanya melebar tak menyangka siapa yang ternyata ada di seberang sana.

"Yo chan, bisa kita ketemu?" Suara Ikaruga Kohei terdengar nestapa.

"Di mana kita akan jumpa?"

"Di tempat biasanya saja."

Yosuke mengangguk dan berkata, "Baiklah, tunggu aku di sana."

***

Di sebuah kafe sederhana. Dua pria tampan itu saling berhadapan dalam tanya.

"Ada apa?" Yoosuke membuka topik pertama.

"Aku banyak berpikir akhir-akhir ini tentang kita."

Yoosuke mengangkat alis tak percaya. "Kita?"

Kohei tertawa. "Bukan kita berdua. Namun, semua bintang di angkasa."

Percakapan keduanya terhenti sementara. Crepes dan ocha sudah siap di meja.

"Lalu kenapa?" Yosuke terlihat cemas pada sahabatnya.

"Apa yang kita lakukan ini benar semua?" Ada keraguan terpancar di sana.

"Kau menyesal dan kecewa?"

Kohei menggeleng untuk kali pertama. "Aku hanya takut Tuhan menilai kita adalah pendosa!"

"Karena menyelamatkan manusia?"

"Karena memutus nyawa manusia," bisik Kohei nyaris tanpa suara.

Suara terdengar dari napas yang dihela. "Kou-chan, tapi bukankah dengan begitu banyak manusia diselamatkan dari bencana? Bukankah karena kita, ada banyak nyawa yang masih bisa merasakan indahnya dunia?"

Kohei tak bisa menjawabnya.

"Tapi, apa benar itu takdir bagi mereka?" Dia masih merasa berdosa.

Kali ini Yoosuke yang memperdengarkan suara hela. "Kita tidak akan pernah tahu takdir Yang Maha Kuasa."

"Lalu kenapa kau bisa yakin kalau kita harus memberi hukuman pada mereka?" Kohei semakin terdengar tak yakin pada hatinya.

"Aku pernah tak yakin bahwa yang kulakukan diberkati Yang Maha Pencipta. Namun, jika kita diam saja, apa semua akan baik-baik saja?!"

Kohei terdiam tak bicara.

"Kou-chan, kita memang tidak tahu takdir apa yang Tuhan siapkan untuk kita. Namun, kita bisa berusaha menciptakan dunia tanpa lagi ada yang tersiksa. Karena bukankah itu harapan dari dua belas bintang yang ada di kamar yang sama?"

Ikaruga Kohei menrik napas dan mengembuskannya dengan penuk rasa lega.

"Ya, kau mungkin benar adanya. Aku hanya ingin tak ada lagi yang menderita. Karena mungkin takdir kita adalah menolong mereka yang sudah lagi tidak dapat bicara."

*******

16 feb 22

Untungnya HURUF doank yang sama. Kalau suku kata, mateng ajaaaa.

Ikaruga nih yang paling "baik". Dia sampe make up in mayat yg dia bunuh sbg bentuk penyesalan dia. Dan sll ke gereja pengakuan dosa. Hehehehe

Makanya, kalau ngomongin takdir ini duo bromance cocok.

12 Tender Killer - Hakim Bagi Kaum TerbuangWhere stories live. Discover now