Warning : 18+
Pernahkah kau merasa tertindas?
Pernahkah kau merasa tak berdaya?
Pernahkah kau berteriak, tapi dunia tak acuh?
Mereka mendengar!
Mereka menjawab!
Mereka mengadili!
Jawaban bagi kaum yang tertindas
Dua belas pria ... dua belas zodiak...
Shigu Yousuke tersenyum pedih. "Aku telah membuatmu berhenti bermimpi."
Sejenak keduanya bersitatap dalam hening. Teh bunga yang diseduh menguarkan asap beraroma manis membuat suasana semakin melankolis.
"Aku tidak pernah berhenti bermimpi."
Yousuke kali ini tampak menyesap tehnya pelan berusaha menenangkan diri. Sementara Kohei menatapnya penuh tanya.
"Kau dulu begitu ceria, begitu bahagia dengan cita-citamu menjadi perias dunia yang sering terbang ke berbagai negara untuk merias mereka yang tak berpunya." Yousuke mengatakan kalimat itu dengan nada lirih sekaligus perasaan bersalah.
"Ah ... Begitu." Kali ini tampaknya Kohei mengerti arah pembicaraan Yousuke. Bukan, saat ini yang bicara di hadapannya adalah Sang Peramal. "Kau merasa bersalah karena memilihku menjadi Virgo?"
Yousuke terdiam.
"Harus kuakui, aku memang menghentikan mimpiku untuk merias mereka yang tak mampu di penjuru dunia." Kohei mengangkat gelas dan menghidu aroma yang menenangkan hatinya itu. "Namun, aku mengubahnya menjadi mimpi yang lain."
Yousuke mengerutkan alis tak mengerti.
"Aku ingin membalaskan ketidakadilan yang diterima oleh kaum yang tak punya kuasa." Kohei ikut menyesap tehnya dan membiarkan rasa hangat melebur ke dada. "Kurasa, mimpi baruku tidak buruk juga."
"Namun, aku tahu, kau adalah yang paling tidak tega melakukan ini semua. Aku bisa mencari Virgo yang...."
"Tidak!" potong Kohei cepat. "Kau memang membuatku berhenti bermimpi sejenak, tapi kau juga yang memberiku mimpi yang baru."
Pandangan Yousuke meredup.
"Beban di bahumu sebagai Sang Peramal sangat besar. Jangan biarkan dirimu menanggung itu sendirian. Ada aku. Kau mengerti?" Kohei melebarkan senyumnya dan dibalas dengan satu anggukan yang terasa hangat.
⚖️⚖️⚖️⚖️⚖️
Angka cantik 22022022
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
