Chapter 3 - Sagitarius Murder Case

3K 285 167
                                    

Warning : 17+ untuk GORE

Character : Sagitarius, 20 Desember
Time Line : Saat mereka aktif

o()xxxx[{::::::::::::>

Jeritan putus asa seorang pemuda--saat memohon ampun atas nyawanya--sama sekali tak didengar pria di hadapannya. Belati panjang yang kini telah berlumur darah itu, tidak mengenal kata welas kasih.

Lima belas menit terakhir, dihabiskan pemuda itu untuk berusaha mempertahankan nyawa satu-satunya. Di ruangan penuh boneka matryoshka, ia meratap putus asa dikejar pemburunya. Tapi si Pemuda berambut jingga itu tak mampu berbuat banyak tatkala pria yang memburunya tanpa ampun menusuk sekujur tubuhnya berulang-ulang.

Kulit terkoyak dan daging yang mencuat pada setiap luka menganga, tak membuat penyerangnya merasa iba. Terlebih kala pemilik belati itu menancapkan ujungnya yang tajam ke kantung mata si Pemuda.

Lengkingan kesakitan seolah tak terdengar. Ruangan kedap memisahkan mereka dari dunia luar. Pria berbelati itu tetap melanjutkan aksinya. Menekan belati itu lebih dalam dan memutarnya sepanjang rongga mata serta mencungkil mata keemasan lawannya tanpa ampun.

Rasa sakit dan pendarahan hebat di dalam kepala, menyebabkan pemuda berambut sewarna senja itu tersungkur tanpa nyawa.

Sang Pria tersenyum melihat bola mata yang menggelinding di dekat kakinya. Ada kenikmatan puncak kala melihat dirinya berhasil mendapatkan bagian paling indah dari tubuh pemuda blasteran yang kini telah tak bernyawa di hadapannya.

Setelah ini, ia akan memasukkan mata itu ke dalam cairan formalin dan lilin, sebelum kemudian menyimpannya dengan rapih ke dalam salah satu boneka matryoshka kesayangannya.

o()xxxx[{::::::::::::>

Seorang pemuda berambut sewarna jeruk tampak begitu senang menyusuri jalanan kota Moskow. Pasar tradisional Izmailovsky tampak begitu berwarna. Salju tipis yang turun semalam, menyisakan sedikit genangan air di tanah dan beberapa tumpukan putih di sudut.

Mata sewarna madu itu bergerak-gerak dengan lincah seiring rambut sebahunya yang tertiup angin. Mengamati setiap detil penganan juga kerajinan tangan khas Rusia yang dijual sepanjang jalan. Toko-toko kelontong didominasi dengan desain tradisional Rusia. Atap berkubah. Kanopi lebar dengan tiang-tiang kayu--di mana barang dagangan digantungkan--membuat kesan klasik yang menyenangkan.

Tak berbeda dengan pusat perbelanjaan di Shibuya, pasar tradisional Izmailovsky juga dipadati turis asing--seperti dirinya--yang tengah berbelanja.

Langkahnya terhenti pada sebuah toko boneka matryoshka. Tangannya terulur otomatis saat melihat boneka berwarna ungu cerah. Warna yang tidak umum untuk sebuah matryoshka. Terlihat begitu mencolok dibandingkan boneka yang lain.

"Сколько это стоит?" Pemuda berambut coklat terang itu menanyakan harga boneka di tangannya.

"620 Ruble," jawab pedagang wanita renta di hadapannya dengan tersenyum.

Pemuda itu tampak puas dan tidak perlu menawar lebih lanjut. Dikeluarkannya uang seribu ruble dan langsung pergi setelah mengatakan agar menyimpan kembaliannya. Ia memang bukan orang kaya, namun ia tak tega melihat seorang nenek tua berdagang di peralihan musim dingin seperti ini.

"Нравится ли вам матрешка? Do you like matryoshka doll?" Terdengar suara berat menyapa pemuda itu.

Pemuda itu menoleh kaget.

Sesosok pria berumur kurang lebih tiga puluh tahun sedang tersenyum ke arahnya. Jaket coklat tak dikancingkan yang dikenakannya terlihat mahal dan elegan. Menutupi kemeja putih tanpa dasi sehingga terkesan lebih kasual.

12 Tender Killer - Hakim Bagi Kaum TerbuangWhere stories live. Discover now