I'm scared, don't leave me.

306 36 0
                                    

Ruangan yang serba putih tiba-tiba berubah jadi hutan malam. Suara burung hantu terdengar dari kejauhan. Cahaya bilang purnama menyusul dari celah dedaunan.

Kamu dan Hakken duduk diatas batang pohon yang sudah lapuk. Kalian menikmati cahaya bulan dalam diam. Semuanya terasa nyaman dan indah sampai tiba-tiba Hakken bangkit, berjalan perlahan menjauhi kamu.

Kamu mencoba untuk berdiri namun rasanya kakimu ditahan oleh sesuatu. Kamu mencoba berteriak memanggil Hakken tapi tidak dihiraukan.

"HAKKEN–"

Suaramu terputus dan tidak bisa keluar lagi Hakken perlahan menghilang diantara semak-semak. Kamu mencoba sekuat tenaga untuk bangkit dari batang pohon lapuk itu tapi sia-sia. Tanpa sadar, air mata sudah mengalir di pipi. Kamu mencoba berteriak sekali lagi.

"HAKKEN!"

*

"CHÉRIE–HEI, I'M HERE. CHÉRIE!"

Kamu terbangun dengan napas terengah hebat dan wajah yang dibasahi air mata. Hakken langsung menarikmu kedalam pelukan. Tangismu seketika pecah. Jemarimu meremas kaos Hakken sampai kusut.

"Hakken– aku takut, jangan pergi–"

"I'm going nowhere."

"Aku takut."

"Aku disini, oke? Aku gak akan kemana-mana. Masih jam 4 pagi. tidur lagi, ya?"

"Minum dulu."

Hakken membuka tutup botol diatas nakas lalu menyodorkannya ke kamu. Kamu berusaha mengontrol napasmu yang masih tersendat-sendat.

"Kamu beneran bikin aku panik tadi."

"Maa–"

"No, it's okay."

"Mau cerita kamu mimpi apa?"

Kamu menggeleng. Gak, terlalu menakutkan.

"Oke, gapapa. Sini."

Hakken membuka comforter.

Hakken menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajahmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hakken menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajahmu. Tangan Hakken cenderung dingin tapi selalu berhasil bikin kamu nyaman.

"You won't leave me, right?"

"Kamu dapet pikiran begitu dari mana? I will never and I never think about that."

"Mh-hm."

"Are you planning to leave me?"

"What? Of course not."

"You don't have anything to worry, then."

"Mh-hm."

"Tidur lagi, ya?"

"Iya."

Tidak butuh lama, napasmu perlahan teratur dan matamu sepenuhnya tertutup. Hakken menghembuskan napas panjang.

Hakken sebenarnya belum tidur sama sekali. Dia sedang membuat kopi ketika tiba-tiba kamu berteriak memanggil namanya.

Dengan cepat, Hakken meletakkan cangkir tanpa sadar tangannya terkena cipratan kopi panas. Asking paniknya, dia gak merasa sakit dan baru terasa ketika kamu sudah tenang diatas dadanya.

Hakken mengecup dahimu sebelum bergabung ke alam mimpi.

"Sweet dream."

S E R O TO N I NWhere stories live. Discover now