Hanabi.

301 32 0
                                    

"Hakken, fot–"

"Oh please, daritadi aku terus yang foto. Gimana kalau sekarang aku fotoin kamu?"

Kamu menggeleng. Hakken menghela napas panjang, tanda kalau dia sudah capek menolak permintaanmu. Ia agak menyesal membeli kamera baru sebelum kalian berangkat ke Jepang.

 Ia agak menyesal membeli kamera baru sebelum kalian berangkat ke Jepang

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Cakep banget."

Kamu mengecek hasil jepretanmu tadi. Hampir semua isi memory card adalah Hakken yang berpose.

"Naik, yuk? Sebelum terlalu rame."

"Okay."

Hakken menggandeng tanganmu menyelinap diantara orang-orang yang juga ingin menikmati pesta kembang api nanti malam. Di tengah keramaian dan Hakken yang lagi sibuk memperjuangkan tempat terbaik buat kalian menonton kembang api, perhatianmu ditarik oleh stan ringo ame– apel utuh yang dibalut karamel. Kamu menggoyangkan tangan Hakken.

"Mau itu."

Hakken menatap kamu, stan ringo ame dan keramaian bergantian.

"Oke. Aku temenin."

"Aku bisa beli sendiri. Kamu cari tempat aja."

Celah diantara kedua alisnya mengerut. Dia gak bisa membiarkan kamu pergi sendirian begitu saja ditengah lautan manusia.

"Aku tau apa yang kamu pikirin. Listen to me, love, I might be small but I'm a grown ass woman. Aku bisa jaga diri dan ini cuma beli permen apel, okay? I got my phone with me. Kalau ada apa-apa aku pasti telpon."

Hakken menghela napas untuk kesekian kali.

"Aku tunggu di bawah pohon Sakura yang itu. Hati-hati, oke?"

Kamu nyengir sambil mengangkat satu jempol. Hakken masih terlihat khawatir tapi karena kerumunan yang semakin ramai, ia terpaksa berjalan ke pohon Sakura. Kamu juga segera membeli ringo ame agar Hakken tidak menunggu terlalu lama.

Gadis penjaga stan nya sangat baik, ia memberi bonus lolipop sebelum kamu pergi. Kamu tidak sabar menceritakan ini ke Hakken jadi kamu berjalan agak cepat dan kurang memperhatikan sekitar. Disaat bersamaan seorang lelaki sedang berjalan ke arahmu, menyebabkan tabrakan yang tidak bisa dihindari.

Kamu tersungkur di tempat yang tidak berumput. Ringo ame ditanganmu terlempar entah kemana. Kamu meringis tapi orang yang menabrakmu tidak berhenti untuk menolong ataupun minta maaf.

"Ugh–"

Kamu berusaha bangkit untuk memeriksa yukata. Bagian lengan dan punggung yukata nya kotor oleh tanah. Kamu mengusap tanah basah dipipi sebelum pergi ke tempat Hakken menunggu.

Alis Hakken mengkerut ketika melihatmu berlumuran tanah dan nyaris menangis. Ia buru-buru merogoh sapu tangan dari kantung hakama nya lalu sibuk mengelap tanah yang mengotori pipimu.

"Ada luka?"

Kamu menggeleng.

"Kenapa bisa kotor begini?"

"Ketabrak orang terus jatuh. Permennya juga jatuh–"

Kamu tercekat, berusaha menahan diri buat gak menangis.

"Maaf yukata nya jadi kotor padahal kamu udah beli mahal–"

"No, gak apa-apa. I can buy you the new one. Are you okay now? Mau balik ke hotel?"

"Mau liat kembang api."

"Okay. Tunggu disini, aku mau ke vending machine itu."

Hakken kembali tidak sampai dua menit kemudian dengan dua botol teh dingin. Ia membuka salah satunya lalu menyodorkannya padamu. Teh itu gak terlalu manis dan rasanya cukup menenangkan walaupun cuma teh kemasan.

Hakken dengan sabar menunggumu menghabiskan teh itu. Ia diam sambil memperhatikan wajahmu yang dibingkai helaian anak rambut. Tanpa sadar, sudah waktunya kembang api dilontarkan ke langit. Ledakan yang memicu keluar berbagai warna menghiasi langit malam.

Kamu berjinjit agar bisa melihat kembang api lebih jelas tapi sia-sia saja, kamu seperti tenggelam ditengah lautan manusia. Sepasang lengan melingkari pinggang lalu mengangangkatmu. Kamu menunduk untuk mendapati manusia favoritmu tersenyum.

"Kelihatan?"

"Kelihatan."

Kamu melingkarkan lengan disekeliling leher Hakken. Mungkin sudah ratusan sampai ribuan kali pipi kalian bersentuhan tapi dibawah pesta kembang api dan jarak yang nihil diantara kalian, semuanya terasa berbeda.

"Hakken."

"Ya?"

"I'm sorry, you're supposed to relax tonight but I made a mess."

Hakken tersenyum lalu mendekatkan bibirnya ke telingamu. Ia berbisik yang sayangnya tidak terdengar. Kamu mengernyit, menatap Hakken tepat dimatanya.

"Apa?"

"Being with you is the happiest place ever."

Hakken mendongak, membuat bibir kalian seketika bertemu.

S E R O TO N I NOnde as histórias ganham vida. Descobre agora