Papi, mami, Kuu. (II)

281 32 4
                                    

"Your flight to KL is tomorrow, right?"

Hakken baru menggigit garlic bread ketika maminya tiba-tiba bertanya. Ia menelan kunyahan roti dengan air putih sebelum bicara.

"Yeah, why, mi?"

"Chérie sleepover di rumah mami aja kalau gitu, right, pi?"

Papi mengangguk setuju. Hakken, di sisi lain meja, memasang muka penuh protes. Kamu sih sibuk mengunyah lasagna, pantas saja keluarganya Hakken jadi langganan di restoran ini.

"I'm on Mami's side," Kuu menyahut dengan ravioli yang memenuhi mulutnya.

"Wha— mi, I don't wanna be alone in KL."

"Duh, you've got to meet Chérie 24/7. It's our turn now. You're grown up and been to KL more than I could remember. Being alone for a night or two won't hurt."

Hakken cemberut. Ia memutar tubuhnya sempurna menghadapmu tidak lupa puppy eyes sebagai pemanis. "Kamu engga mau, kan? Kamu mau nemenin aku, kan? Kan, kan, kan?"

Kamu yang menjadi target tatapan maut Hakken seketika salah tingkah. "I—"

Non-existent glitter yang menghujani wajahmu tiap Hakken berkedip membuat matamu sakit.

"I don't mind, actually."

Wajah Hakken dari 🥺✨👉👈 berubah menjadi 😐😕 detik berikutnya.

"YES!" Mami memelukmu secepat kilat. Papi tertawa melihat reaksi Hakken. Entah bagaimana, Hakken yang biasanya bersikap dewasa dan reliable bisa berubah jadi anak-anak yang hobi merajuk kalau keinginannya tidak terpenuhi disekitar keluarganya.

"Chérie, kita engga temenan lagi," Hakken menusuk-nusuk spaghetti dengan sepenuh nafsu.

"Just for two nights, Ken," kamu benar-benar menahan diri untuk tidak mencubit pipi Hakken. "I'll cuddle you as long as you want after."

"So, right after we finish?" Maminya Hakken sengaja mengejeknya. Hakken mendelik.

"Mi, we should have barbeque." Kuu ikut memanasi Hakken.

"Why so mean," Hakken menggerutu.

*

Papi membantu menarik koper kecil Hakken. Iya, Hakken beneran ke Kuala Lumpur sendirian. Wajahnya tidak karuan sepanjang perjalanan menuju bandara. Kuu di kursi penumpang depan mobil cekikikan menonton Hakken yang mirip anak kecil di hari pertama sekolah.

"Dramatic," Kuu mencibir.

"Shut up."

Hakken menyenderkan kepalanya di pundakmu, sebagai kompensasi atas penghianatan kecil yang kamu lakukan, kamu menyisir rambutnya dengan jemari.

"Alright," papi kembali setelah memastikan barang-barang yang Hakken bawa sudah diturunkan dari mobil.

"Safe flight, okay? Kalau udah landing, telepon aku," kamu membenarkan sisi jaket yang merosot dari pundak Hakken.

Hakken tidak menjawab malah memamerkan wajah cemberut persis dengan emoji 😟. Hakken pamit ke papi, mami dan Kuu lalu menarik koper menuju tempat check in.

Vibes nya sedih banget, padahal cuma dua malam dan kalian bisa bertemu lagi.

Setelah memastikan Hakken sudah masuk ke ruang tunggu penumpang, mami memimpin jalan menuju mobil. Sekarang mami yang duduk di depan, kamu dan Kuu di belakang.

S E R O TO N I NWhere stories live. Discover now