Coffee and tea.

283 31 0
                                    

Sisi tempat tidur yang kosong menarikmu menjauh dari dunia mimpi. Kamu membuka mata, mengerjap cepat beberapa kali karena sinar matahari sudah mendominasi kamarmu. Pintu kamarmu terbuka lebar namun tidak ada suara sama sekali.

Apa Hakken sudah pulang? Kamu dengan cepat turun dari tempat tidur, oleng sedikit seperti biasa, efek darah rendah. Hal pertama yang kamu lihat adalah sepiring french toast yang dihiasi beberapa butir blueberry dan segelas teh diatas meja makan. Kamu berjalan ke ruang tamu dan benar saja Hakken ada disana, berdiri di dekat jendela yang tirainya sudah terbuka lebar. Ia wangi dan rapih berbanding terbalik dengan penampilannya ketika sampai ke apartemenmu tadi malam.

 Ia wangi dan rapih berbanding terbalik dengan penampilannya ketika sampai ke apartemenmu tadi malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hakken sedang menonton lalu lalang kendaraan dibawah sana dengan segelas kopi di tangan. Ia menoleh ketika mendengar suara langkah kaki.

"Loh, udah bangun?"

"Harusnya aku yang tanya begitu."

"Hehe. Anyway, good morning, sweetheart."

Hakken merentangkan lengannya diiringi tawa kecil. Tanpa menunggu lebih lama, kamu menenggelamkan diri ke dalam pelukannya. Wangi Hakken sama dengan wangi sabun dan pelembut pakaianmu.

"I made your favorite."

"Thank you. Eh, tapi kenapa cuma di meja makan cuma ada satu piring? Kamu udah makan?"

"The toast is a thank you and nope, aku belum makan. Gak kepengen makan roti."

"Bener-bener ya, kamu! Pokoknya kalau kamu masuk rumah sakit aku bakal bodo amat. Hang over bukannya makan sup atau apa gitu malah minum kopi dulu."

Hakken malah tersenyum lebar.

"Kamu lucu kalau ngomel."

Kamu mendaratkan satu cubitan di pinggang Hakken. Bisa-bisanya lagi diomelin malah gagal fokus.

"Hakken, ih! Ya udah, kamu mau makan apa? Makan egg drop soup, mau? Tapi gak ada tofu nya."

"Boleh."

"Okay. Tunggu di meja makan."

Kamu beranjak ke dapur, memakai apron lalu mengisi panci dengan air. Cara membuat egg drop soup cukup mudah dan bahan-bahannya hampir selalu ada di dapurmu. Bahan dasarnya hanya air, telur dan tepung maizena. Kalian juga sering kali menyantapnya bersama saat sedang hujan. Bisa dibilang, egg drop soup adalah comfort food kalian berdua.

Tidak sampai lima belas menit kemudian, semangkuk egg drop soup dengan garnish daun bawang sudah hadir diatas meja makan. Hakken tersenyum dengan sendok di genggaman tangan kanan layaknya anak kecil yang menunggu ibunya membawakan makanan favoritnya dengan tidak sabaran.

"Selamat menikmati."

Kamu berakting seperti seorang pramusaji.

"Thank you, missy."

Hakken memberi tips dengan senyuman dan wink.

Kamu menarik kursi di sisi lain meja yang berhadapan dengan Hakken. Diam sebentar, sama dengan Hakken. Kalian hanya bertatapan selama beberapa detik lalu tertawa bersamaan.

"Okay, shall we pray?"

"Yeah, we should."

Kalian menunduk, berdoa untuk apapun yang bisa kalian doakan. Kamu mengangkat kepala duluan, disusul oleh Hakken.

"What were you praying?"

"You."

"Harusnya doa buat makan bukan doa buat akad!"

Hakken tertawa lalu mengambil sendok untuk memasukkan sup ke dalam mulutnya. Wajahnya seketika mengembang ketika kuah sup menyentuh lidahnya.

Kini gantian kamu yang memotong toast lalu menyantapnya. Enak, bahkan lebih enak daripada yang dijual di cafe. Hakken selalu tahu apa yang kamu suka dan ia tidak pernah gagal.

"Enak."

"Enak."

Kalian tertawa untuk kesekian kalinya pagi ini.

S E R O TO N I NWhere stories live. Discover now