Jealousy jealousy.

386 35 2
                                    

Semangat membara untuk membawakan sekaleng minuman dingin untuk ayang nomer satu kandas seketika ketika matamu menangkap seorang gadis memeluk erat Hakken. Hakken membalasnya walaupun tidak sama erat- sukses besar memberikan sensasi aneh yang menyesakkan dada. Kamu mematung diantara keramaian sampai gadis itu akhirnya berlalu diiringi lambaian tangan Hakken. Hakken bersandar pada meja dibelakangnya. Gayanya sudah seperti bintang iklan furniture.

Kamu menelan ludah, sebisa mungkin menyembunyikan perasaanmu sendiri lalu melangkah gontai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamu menelan ludah, sebisa mungkin menyembunyikan perasaanmu sendiri lalu melangkah gontai.

"Ini."

"Thanks, love."

Hakken membuka maskernya, mencongkel tutup kaleng lalu menelan beberapa teguk soda. Kamu diam saja menonton Hakken menghilangkan rasa hausnya.
Mungkin saja kamu jago dalam menyembunyikan perasaan tapi tidak untuk ekspresi wajah. Wajahmu tidak bisa berbohong apalagi ketika perasaanmu sedang tidak karuan seperti sekarang. Hakken memiringkan kepalanya untuk meneliti apa yang sedang kamu pikirkan.

"Are you okay?"

"kenapa?"

Another notes, kamu susah mengontrol nada bicaramu- walaupun kamu sudah berusaha. Hakken menyipitkan matanya, sadar kalau ada yang tidak beres denganmu setelah membeli minuman dari vending machine. Ia meletakkan minuman kalengnya lalu meraih tanganmu- sebenarnya Hakken hanya mengaitkan telunjuk kalian- yang tidak memegang kopi kaleng. Kamu menunduk, berusaha menghindari tatapannya.

"Look me in the eyes, can you?"

Ini adalah metode yang selalu Hakken lakukan untuk menyelami pikiran dan perasaanmu- yang tentu saja selalu berhasil.

"Apa?"

Ups, terlampau nyolot. Kamu mendongak tapi tidak menatap matanya.

"Aku bilang, look me in the eyes. not the space between my eyebrows."

Skak. Kamu menghempaskan tangan Hakken sebagai tanda berapa acak adutnya hatimu. Hakken jelas kaget dan menatapmu tidak percaya.


"Aku mau pulang."

"Chér-"

"Aku mau pulang, kamu gak denger?"

Hakken mengangkat alis, kaget babak dua karena kamu yang tiba-tiba bicara pakai ekstra urat.

"Okay. tunggu sebentar aku bilang ke-"

"Gak usah. Aku bisa pulang sendiri."

S E R O TO N I NWhere stories live. Discover now