Drunk.

314 36 0
                                    

Kamu terbangun oleh ketukan pintu dan bel apartemen yang ditekan berkali-kali. Mangkok besar berisi popcorn yang tadi kamu pangku sebelumnya sudah tergeletak terbalik dengan popcorn yang sudah berhamburan di lantai. Kamu buru-buru bangkit dari sofa karena manusia di luar pintu unit apartemenmu benar-benar tidak sabaran. Sudah lewat tengah malam dan berani-beraninya orang ini datang ke apart—

"Oh."

Cengiran lebar menyambutmu ketika pintu sudah terbuka sedikit. Tubuh jangkung dan cengiran itu milik Knite. Kamu menoleh ke sebelahnya untuk mendapati seseorang yang kesadarannya telah direnggut minuman keras. wajahnya merah dan ia cegukan beberapa kali. Itu Hakken. Tidak biasanya ia minum dengan tidak bertanggung jawab. Kamu membuka pintu lebih lebar, mempersilahkan Knite membopong tubuh Hakken ke atas sofa.

Kamu mendekati Hakken untuk membuka dasi, kancing kemeja teratas dan ikat pinggangnya. Setelah Hakken tampak sudah nyaman di dalam buntalan selimut, kamu langsung memberondong Knite dengan banyak pertanyaan.

"Kok bisa Hakken minum sampai kayak gini? You didn't stop 'em? Hakken udah makan malam belum? For fuck's sake. Hakken lagi ada masalah, ya? Mind to tell me?"

"Wo–wow Chér, satu-satu, oke?"

Kamu memijat kening, baru sadar kalau kamu tadi hampir menyingkirkan takhta Eminem.

"Okay. How the hell Hakken get so fucking drunk?"

"Minum miras, obviously—"

"Knite baby, I can hit you with that vase right now."

Kamu menunjuk galak sebuah vas bunga di meja makan. Knite seketika meringis.

"We were having a lil party with our fellow cosplayers and it went... pretty wild."

Kamu mendesah lelah.

"Alright. Anyway, kenapa lo gak bawa Hakken ke apartment nya?"

"Besok dia bakal sakit."

"Hadeh. Bantuin bawa Hakken ke kamar gue, ya?"

Knite membopong Hakken seperti tadi ke kamarmu lalu segera pamit untuk pulang.

"Kalau lo mau nginep, lo bisa pakai kamar tamu."

"Enggak, deh, gue pulang aja. Jangan ngapa-ngapain Hakken, loh!"

Kamu melotot. Knite sudah keburu ngacir sebelum kamu sempat menghadiahi ia dengan lemparan bantal. Setelah mengunci pintu apartemen, kamu kembali ke kamar.

"Chérie, i love you."

Kamu mengerjap beberapa kali, baru ingat Hakken suka meracau kalau dia sudah mabuk.

"Chérie, i said i love you."

Kamu berjalan mendekati Hakken dengan tawa kecil. Kamu mengambil tempat di ujung tempat tidur.

"I love you too."

Kamu menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi mata Hakken. Si empunya rambut tersenyum dalam tidurnya. Kamu mengambil sebotol micellar water dan kapas untuk membersihkan wajah Hakken yang masih dilapisi make up. Hakken mengernyit ketika kapas basah menyentuh pipinya.

Setelah memastikan wajah Hakken tidak akan beruntusan besok pagi karena make up, kamu segera melepas kemeja Hakken yang bau alkohol Dan memasukkannya ke keranjang baju kotor. Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi ketika kamu selesai membersihkan Hakken.

Merebahkan diri di tempat tidur rasanya menyenangkan sekali Dan tidak butuh waktu lama, kamu sudah pergi ke alam mimpi.

S E R O TO N I NUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum