Bertukar rasa

330 48 6
                                    

Hallo, nunggu gak? Hehe maaf kalau tambah ngaco 🙏
Selamat membaca, jangan lupa vote sama komen ya biar semangat nulisnya semoga suka 🥰













***












"Lo di mana?"

Setelah pulang dari date bersama View, Nanon langsung pulang. Di lihatnya jam masih sore, ada waktu untuk bimbingan dengan Chimon, mangkannya ia langsung menelepon Chimon.

"Di selat Malaka, kenapa Lo, mau nyusul, hah?"

Chimon terdengar sangat kesal, membuat Nanon kelabakan, kenapa bisa sekesal itu?

"Nyari cacing Alaska Lo? Kalau Lo di rumah, gue ke sana sekarang," tutur Nanon.

Terdengar helaan dan makian di seberang telepon.

"Mau apa sih gila, sekarang udah jam 7, gue mau istirahat. Gak menerima tamu di atas jam 6, bye!" cerocos Chimon yang menutup panggilan telepon Nanon.

Nanon terkekeh, sifat lamanya mulai muncul kembali. Jujur, Nanon rindu dengan makian, hinaan yang di lontarkan Chimon. Seminggu terakhir ini, Chimon lebih jaga bahasa dan kelakuannya.

Baru saja ingin mematikan HP, tiba-tiba View mengirimnya pesan.

View 🌹
Thanks for today Non ❤️

Nanon membulatkan matanya begitu melihat love merah yang di send oleh View. Jantungnya berdetak tak karuan. Matanya berbunga dan badannya seperti orang kepanasan tidak bisa diam.

"HAAAA PENGEN TERIAK SEKENCANG-KENCANGNYA," ungkapnya dengan teriakan.

Untung saja tidak ada orang di rumah. Jika ada, ia akan kena amukan dari ibu negara.

Nanon
Thanks for today juga View 🖤

Setelah beberapa kali menghapus emoticon love, akhirnya iya mengirim warna hitam. Entah kenapa ia menyukai warna hitam.

Ia menyimpan HP dan merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit. Dadanya terasa linu sedikit. Apakah akan kambuh lagi?

Tangannya sibuk mengacak beberapa obat di nakas sebelah tempat tidur. Ia mencari obat sesaknya, takut-takut akan kambuh. Masalahnya tidak ada siapa pun di rumah sekarang, iya takut tidak bisa mengontrol.

"Kenapa datang lagi? Selama satu Minggu ini, gue gak pernah ngerasain kaya gini lagi. Dan kenapa, muncul? Gue capek," keluh Nanon air matanya sedikit keluar.

Jujur, Nanon capek dengan penyakit dadakannya ini. Iya selalu mendadak sesak nafas dan pusing mendadak. Pusing yang bisa menyebabkan mual muntah dan pingsan. Nanon tidak mengerti.

"Siapa sih yang punya penyakit kaya gini? Kenapa harus berpindah ke gue? Gue gak sanggup," keluhnya lagi.

Tiba-tiba otaknya memikirkan Chimon. Entah kenapa, ia langsung memikirkan pria yang baru saja bertelepon dengannya.

Setelah agak mendingan, Nanon bergegas ke rumah Chimon. Entah apa yang ingin di lakukan, karena ia tidak membawa apa-apa. Tapi pikirannya saat ini ingin menemui Chimon.

Karena menurut Nanon, Chimon itu seperti sebuah keajaiban. Saat Nanon dekat dengan pria itu, ia tidak pernah merasakan kesakitan lagi. Tapi sekarang saat ia tidak bertemu dan bersama Chimon, ia merasakan itu lagi.

Bertukar rasa {NAMON}Where stories live. Discover now