better

269 39 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Beres persami Nanon langsung istirahat penuh karena kondisi tubuhnya makin melemah, karena Chimon selama kegiatan kemarin banyak mendapat luka dan melakukan hal yang membuatnya lelah. Tapi Nanon lah yang menanggung semuanya sampai pria itu harus beristirahat sepenuhnya.

Pulang dari sekolah, Chimon mampir ke sebuah restoran untuk membeli beberapa makanan kesukaan Nanon. Setelah malam itu, mereka menjadi lebih-lebih dekat tapi bukan sebagai pembimbing dan yang di bimbing melainkan sebagai kekasih.

Ya mereka sudah meresmikan hubungan mereka, walau diam-diam dan tidak ada yang tahu. Mereka ingin merahasiakan ini karena terlalu berbahaya untuk keduanya.

Chimon memesan satu smook beef, nasi liwet dan udah saus tiram kesukaan sang kekasih. Saat sedang memesan, Nanon terus-menerus menelpon Chimon sampai pria itu menghela nafas panjang sebelum mengangkat telepon dari Nanon.

"Halo," jawab Chimon.

"Kamu di mana? Kata Pawat sekolah udah bubar dari tadi. Kamu ke mana dulu?" cerocos pria itu tanpa basa-basi atau mengucapkan salam.

Chimon terkekeh. Ia baru tahu, ternyata Nanon itu pria yang sangat-sangat cemburuan dan sangat posesif. Chimon saja yang seorang pria tidak seperti itu.

"Aku lagi di area nih, udah lama gak balapan." Hobi Chimon kali ini adalah menjahili Nanon.

Yang di jahili tentu saja menaikkan oktaf suaranya dengan nada yang nge gas dan sewot.

"Udah aku bilang kan, kamu jangan balap-balapan lagi! Aku bilangin Mami nih, Chimon bandel gak mau di urus, nyebelin banget, ninggalin aku ke area balap. Ya udah sana, pacaran aja sama motor sama aspal sama sirkuit!"

Tut Tut Tut

Sambungan telepon di matikan sebelah pihak. Untung saja ini tempat umum jika tidak, Chimon akan tertawa terbahak-bahak saking merasa gemas dengan tingkah Nanon. Ia tidak menyangka akan mendapat pacar yang begitu posesif.

Makanan akhirnya siap, Chimon langsung pergi tanpa menunggu lama karena ia sudah tahu kalau Nanon akan sangat marah saat ini. Jurus andalannya adalah, membujuk dan bersikap manis di hadapan pria itu.

Sampai di depan kamar apartemennya, Chimon mendadak tidak bisa masuk kemungkinan Nanon mengubah kata sandinya. Kebetulan, apartemen mereka masih menggunakan kode bukan menggunakan kartu.

"Non..." Usaha Chimon memanggil Nanon tidak ada hasil karena pintu masih tertutup rapat.

Beberapa detik kemudian pintu terbuka mendapati Nanon yang sudah dengan mata sembab. Chimon terkejut, ia tidak menyangka kalau Nanon akan menangis seperti ini.

Selain posesif Nanon juga tukang ambek. Sekarang saja pria itu berjalan terlebih dahulu dan menidurkan dirinya dengan selimut menutupi tubuhnya.

"Sayang..." bujuk Chimon mendekat ke ranjang.

Bertukar rasa {NAMON}Where stories live. Discover now