Perasaan

241 38 6
                                    

🔞 Ada sedikit adegan dewasa mohon perhatiannya! 🔞





🔞 Ada sedikit adegan dewasa mohon perhatiannya! 🔞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Di tim Drake yang mereka sebut tim ganbasi, mereka sedang sibuk memasang tenda, tidak enak kan jika hanya diam saja. Bukan Neo namanya kalau tidak rusuh dan memancing orang agar bergosip.

Awalnya perbincangan mereka membicarakan pasangan masing-masing tapi lama kelamaan, jadi merembet kemana-mana.

"Gue kemarin liat pak ketua jalan ke mall sama cewek," pancing Neo.

Telinga Chimon mendadak melebar begitu mendengar gosipan ini. Padahal tadi ia hanya fokus merakit tenda dengan Pond.

"Hah serius, siapa ceweknya?" kepo Drake.

Drake aja sahabat Nanon tidak tahu.

"Kalau kata cewek gue, dia anak sekolah sebelah sih. Namanya View," jawab Neo.

"View? Ah, gue tahu dia. Sumpah dia cantik banget, tinggi pula," celetuk Pond.

"Bentar, bukannya View itu temen les nya Nanon?" tanya Drake memastikan. "Ah iya bener, itu temen les Nanon dan Nanon naksir sama View, biasa cinta pada pandangan pertama," lanjut Drake.

Entah kenapa mood Chimon tiba-tiba jelek. Chimon berbicara pada Pond kalau ia ingin istirahat sebentar.

"Bagus lah dia punya cewek. Gue khawatir banget sama percintaan dia," kata Joong.

"Sama, gue takut dia suka sama cowok," celetuk Neo.

Chimon yang sedang meminum air tersedak mendengar ucapan Neo barusan. Untung saja air itu tidak menyembur ke wajah Neo yang ada di hadapannya.

"Tenang Mon tenang," ucap Pond menepuk punggung Chimon.

"Kalau Nanon sampai suka sama cowok sayang banget sih, dia itu ganteng, pinter, baik, ramah, pacar able banget pokonya argh!" ucap Joong setengah berteriak.

"Heh anjir, sialan Lo pada ngomongin gue!" protes Nanon datang dengan beberapa cemilan.

"Lo denger?" tanya Joong.

"Denger lah bego, gue gak budeg," jawab Nanon.

"Iya emang bener kan, lu gak mungkin suka sama cowok, kan, Non?" tanya Marc.

Nanon terdiam. Matanya seketika melirik Chimon yang sudah mulai membantu Pond lagi.

"Apaan sih, udah kalian kerja bantuin Pond sama Chimon!" titah Nanon.

"Jawab dulu anjir, lu suka sama cowok gak?"

Kenapa mereka sangat terobsesi dengan jawaban Nanon tentang ini?

"Iya enggak," jawab Nanon.

Jawaban itu cukup meyakinkan hati Chimon dan menepis tentang ucapan ucapan Nanon kemarin. Semakin jelas, bahwa Chimon harus mundur dan mengubur perasaannya pada Nanon.

"Udah sana kerja anjir gue laporan Pak Mike kalau lu pada gak nurut!"

Akhirnya mereka mulai bergotong royong merakit tenda setelah dari tadi hanya diam dan berbincang.

"Gue izin toilet dulu ya, kebelet," ucap Chimon kemudian agar berlari ke kamar mandi.

"Gue keliling dulu mau patroli, jangan protes, tugas gue emang begini," kata Nanon kemudian pergi.

Padahal Nanon menyusul Chimon ke kamar mandi, karena ia tahu kalau Chimon tersinggung dengan ucapannya barusan.

Ketika Chimon keluar dari bilik kamar mandi, Nanon sudah ada di depan pintu. "Ngapain sih," tukas Chimon kemudian menyingkirkan Nanon agar tidak menghalanginya.

Tapi dengan mudah Nanon mendorong Chimon masuk ke dalam bilik lagi, kemudian pintu bilik Nanon kunci.

"Apa sih bego, awas gak?" tanya Chimon yang sudah kesal.

"Maafin gue," ucap Nanon lirih.

"Ngapain minta maaf? Mending buka deh, gue mau bantu rakit tenda lagi," kata Chimon.

Nanon memeluk tubuh Chimon. Ia sangat menyesal menjawab pertanyaan teman temannya dengan jawaban itu.

"Lo gak usah kaya gini. Kalau Lo gak suka cowok ya udah, gak usah pura pura suka karena penyakit kita. Gue yakin penyakit ini bakal balik ke tubuh gue tanpa harus kita pacaran," jelas Chimon.

"Tapi gue suka sama Lo," timpal Nanon.

"Mending gak usah, gue lebih baik nyimpen perasaan gue sendiri, dari pada Lo harus bermuka dua kaya gini."

Mata Nanon langsung menatap milik Chimon dalam. Seolah batin mereka berbicara masalah hati masing-masing.

Nanon mendekatkan wajahnya ke wajah Chimon. Begitu tinggal beberapa senti lagi, Chimon berpaling dengan dengusan yang keluar dari hidungnya.

Nanon mendecih kesal, lalu menarik wajah Chimon agar menatapnya, kemudian Nanon menarik tengkuk Chimon dan mulai melahap bibir kenyal Chimon.

Keran air Nanon nyalakan agar tidak ada yang curiga.

Lumatan demi lumatan mereka berikan. Chimon yang tadinya menolak terpaksa merespon dan membalas ciuman dari Nanon.

Perlahan-lahan nafas Chimon mulai habis. Dengan paksa ia mendorong Nanon agar bisa merasakan nafasnya kembali.

"Udah stop, kita di sekolah, mereka bakal curiga kalau kita lama di toilet," kata Chimon.

Nanon mengatur nafasnya yang memburu. Kemudian mereka sepakat untuk menghentikan aksi, lalu Chimon keluar terlebih dahulu memastikan kalau tidak ada siapa-siapa di sana.

Semua bilik sudah ia periksa dan aman. Barulah Nanon keluar setelah merapikan bajunya. Mereka langsung berkaca memastikan kalau tidak ada bekas apapun agar semua orang tidak curiga.

"Anggap gak ada yang terjadi tadi. Gue duluan," ketus Chimon yang masih kesal karena Nanon tidak menjelaskan apa-apa, hanya omong kosong dan perbuatan seperti tadi.

Nanon mendecih dan tersenyum. Bisa-bisanya ia tersenyum saat Chimon sedang kesal. "Gue terlalu egois Mon, maafin gue," lirihnya begitu Chimon pergi.










~ Next chapter ~









Sorry banget updatenya lama. Aku bingung mau nulis apa, takut kalian gak ada feel lagi baca cerita ini 😭

Bertukar rasa {NAMON}Where stories live. Discover now