✌️❤️

294 51 3
                                    

Hallo, kembali lagi dengan cerita ini. Selamat membaca jangan lupa vote sama komen ya biar semangat nulisnya semoga suka 🥰❤️












 Selamat membaca jangan lupa vote sama komen ya biar semangat nulisnya semoga suka 🥰❤️

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.












"Chi!" panggil Nanon begitu masuk ke dalam apartemennya.

Chimon di temukan tengah tertidur di sofa dengan televisi yang menyala. Nanon menggelengkan kepalanya dan terkekeh, bisa-bisanya pria itu tertidur dengan keadaan duduk dengan kepala yang bersandar di punggung sofa.

Dengan perlahan Nanon memangku Nanon ala bridal style agar tidak membangunkan Chimon. Nanon tidak tega melihat pria itu tertidur dengan posisi tadi, itu akan membuat lehernya sakit.

Tapi nyatanya yang di gendongnya malah terbangun karena pergerakan Nanon. "Maaf," lirih Nanon kemudian menyimpan tubuh Chimon di kasur.

Chimon mengucek kedua matanya karena nyawanya belum terkumpul. "Dah balik Lo?" tanya Chimon ketus.

Nanon duduk di sisi ranjang. "Lo nungguin gue sampe ketiduran? Sorry, tadi gue sama View abis nonton," jawab Nanon.

Entah kenapa Chimon sedikit kesal, padahal ia sudah tahu kalau Nanon dan View pergi menonton, karena Frank yang memberitahu Chimon.

"Geer Lo, gue ketiduran karena ngantuk," elak Chimon.

Nanon mengelus rambut Chimon gemas. Entah kenapa rasanya ketika bersama Chimon itu berbeda saat dia dekat dengan gadis mana pun, kecuali View.

Perbandingannya bisa sama di antara keduanya. Nanon bisa merasakan sama-sama nyaman.

"Lo udah siap buat besok belum?" tanya Nanon.

"Kalau gak ikut bisa gak sih? Males gue, trauma sama tahun kemarin," cicit Chimon.

Bisa-bisanya bernegosiasi dengan sang ketua OSIS yang selalu mewajibkan para murid ikut serta.

"Tenang ada gue. Lo gak bakal terkena masalah apa pun, selagi Lo bareng sama gue," kata Nanon.

Lirikan mata Chimon seperti orang tak percaya. "Mau percaya tapi Lo Nanon Korapat," jawab Chimon santai.

"Kenapa? Lo gak percaya sama gue?"

"Gak tahu udah ah sana Lo mandi sana, bau asap neraka!" usir Chimon dengan mendorong Nanon ke kamar mandi.

Tapi Nanon malah merengek dengan alasan dingin karena di luar tengah hujan besar. "Dingin," rengek Nanon.

"Nanti gue angetin," ucap Chimon merayu agar Nanon cepat mandi. "Di kompor, alias gue rebus Lo!" lanjut Chimon yang di rutuki oleh Nanon yang langsung pergi mandi.

Selagi Nanon mandi, Chimon mempersiapkan perlengkapan untuk besok yang memang sudah ia beli dari tadi sepulang sekolah. Rencananya ingin pergi bersama Nanon, tapi plening nya itu gagal karena Nanon pergi bersama yang lain.

Ketika Chimon asik memasukan beberapa barang ke ranselnya, Nanon datang dan memeluk Chimon dari belakang. "Angetin gue, dingin," lirihnya.

Chimon mengulum senyum tapi beberapa detik senyuman itu memudar dan menepis tangan Nanon.

"Apa sih, mau gue angetin? Gue siapin kompornya dulu," kata Chimon ingin bangkit.

Tapi Nanon menahannya dan menarik Chimon yang berhasil duduk di pahanya kemudian memeluk Chimon dengan erat.

"Non pliss, jangan kaya gini," tutur Chimon. "Gue gak bisa atur rasa kalau udah suka," lanjut Chimon.

"Ya udah, kalau lu suka sama gue ya kita jadian, gampang," ucap Nanon sepele.

'plak'

Chimon menampar mulut Nanon pelan dengan enteng.

"Sebelum ngomong saring dulu," Ucap Chimon.

"Ya kan emang bener, kalau lu suka sama gue, ya udah ayo jadian!"

"Gak gue gak mau jadian sama ketua OSIS, terlalu jadi beban, ntar gue gak bisa ngelakuin apa-apa karena title pacar gue," tolak Chimon.

Nanon mempererat pelukannya. "Gue gak bisa jauh dari Lo sumpah," cicit Nanon.

Kali ini Chimon tidak bisa memberontak, ia membiarkan Nanon memeluknya. Karena menurutnya juga, pelukan Nanon itu bisa menenangkan dirinya.

Dirabanya tangan Nanon, ternyata benar-benar dingin di kira berbicara bohong ternyata memang benar. Lama kelamaan Nanon menyimpan kepalanya di pundak Chimon.

Chimon awalnya biasa aja ngira kalau Nanon tidur, tapi tidak ada pergerakan apa pun dari pria itu. "Non," panggil Chimon yang merasa pundaknya sudah pegal.

Tidak ada jawaban. Biasanya Nanon itu sensitif dengan suara, bisikan aja dia terdengar apalagi suara Chimon yang sedikit keras.

Dengan perlahan kepala Nanon di pindahkan dengan tangan Chimon dan di simpan di pahanya. "Non," panggil Chimon sekali lagi sambil menepuk pipi.

Masih tidak ada respon. Mungkin kecapean karena ia seorang ketua yang selalu ikut berkontribusi terhadap semua kegiatan.

Dengan sangat tiba-tiba Nanon memegang dada sambil terengah-engah. "Non, kamu kambuh?" tanya Chimon panik.

Nanon bangun dari posisi tidurnya dan duduk berusaha menenangkan nafasnya. Tapi dadanya terasa begitu sakit dan sangat sesak seolah tidak ada oksigen di ruangan itu.

Dengan cepat Chimon mematikan AC dan memberikan inhaler pada Nanon agar pria itu terasa lebih baik.

Situasi sudah mulai baik, Chimon langsung memeluk dan mengusap punggung Nanon. Ia merasa kasihan karena Nanon harus mengalami hal yang selama ini ia rasakan. Chimon begitu tahu persis bagaimana rasanya kambuh tengah malam begini dengan keadaan capek dan kedinginan, itu tidak mengenakkan.

"Maafin gue," tutur Chimon tiba-tiba.

"Gak usah minta maaf, Lo gak salah, ini bukan kemauan Lo," jawab Nanon.

"Tapi gue merasa bersalah karena penyakit yang selalu gue rasain pindah ke Lo," ucap Chimon di pelukan Nanon. "Gue yakin kita bisa ngilangin penyakit ini," lanjut Chimon yakin.

Nanon hanya mengangguk. "Tapi, gue gak tahu kalau dari Lo. Pasti ini hal sulit buat Lo karena di larang pacaran," timpal Chimon lagi.

Nanon menggeleng dan mengelus rambut Chimon. "Gue gak masalah, gue mau penyakit di tubuh gue hilang. Bukan hanya dari tubuh gue, tapi dari tubuh kita," jawab Nanon benar-benar meyakinkan Chimon kalau mereka berdua bisa.







Esoknya Nanon dan Chimon berangkat ke sekolah secara berbarengan, ya tentu saja mereka satu atap bahkan satu kasur, tidak heran jika berangkat satu mobil bareng.

Di area parkir sudah di sambut oleh dua orang yang membuat Nanon memijit pelipis, yaitu Pawat dan Drake. Drake langsung menggoda Nanon dan Chimon karena satu mobil, sementara Pawat mengolok-olok Chimon karena melihat pria itu berpakaian rapi.

Siapa sangka jika seorang preman sekolah si tukang rusuh bisa berpenampilan rapi dan sopan seperti ini. The power of ketua OSIS, karena telah mengubah hidup Chimon jadi lebih baik lagi, ya walau kadang-kadang suka kumat jadi premannya.







~ Next chapter ~




Hai, apa kabar? Semoga baik ya. Nih aku udah update lagi wkwk semoga suka 🥰
Selanjutnya mau kaya gimana nih, boleh bisa kasih pendapat kok hehe.
Oh ya, ada yang mau temenan di wattpad ini, dengan senang hati nanti aku followback kalau gak ada juga gak papa kok makasih ✌️❤️

Bertukar rasa {NAMON}Onde histórias criam vida. Descubra agora