Selesai

283 35 5
                                    

Setelah hampir enam bulan menjalin kasih, kini Nanon sepenuhnya pulih dari penyakit yang biasanya ia rasakan

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Setelah hampir enam bulan menjalin kasih, kini Nanon sepenuhnya pulih dari penyakit yang biasanya ia rasakan. Tapi ada waktu di mana penyakit itu akan kambuh kembali, tapi hanya sesekali, tidak sesering biasanya.

Chimon sudah pasrah akan takdirnya yang memang harus hidup dengan rasa sakit. Walau hampir dua tahun ia tidak mengalami itu.

Apa yang membuat Nanon mengalami rasa sakitnya lagi? Jawabannya adalah saat ia melakukan hal yang membuat Chimon sakit. Seperti saat ini, Chimon sedang gusar karena pria dengan gelar ketua OSIS yang sudah di cabut.

Ya, Nanon sudah tidak menjadi ketua OSIS lagi karena sekarang sudah waktunya Nanon beristirahat dari kepemimpinannya dan fokus pada pelajaran karena sebentar lagi akan masuk ke tahap ujian untuk masuk universitas.

"Nanon angkat!"

Chimon mengigit ujung kukunya mencari ketenangan. Pasalnya Nanon belum juga pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Awalnya Nanon meminta izin untuk pergi ke bengkel memperbaiki mobilnya yang sudah lama belum di servis.

Tapi sampai saat ini pria itu belum menampakkan hidungnya membuat Chimon yang tidak bisa tidur karena khawatir. Takut terjadi sesuatu yang buruk pada Nanon.

Karena khawatir dan memilih untuk begadang, tiba-tiba dada Chimon merasa sesak dan sakit. Apalagi ia menunggu di luar balkon dengan udara yang begitu dingin. Chimon tidak kuat akan dingin, karena penyakitnya yang akan kambuh seperti sekarang.

Bukannya masuk ke dalam, ia malah tetap tinggal di balkon sambil memandangi parkiran yang memang terlihat jelas. Tapi tidak ada tanda-tanda Nanon akan pulang.

"Pawat, Lo lagi sama Nanon, gak?"

Akhirnya Chimon menelepon sahabatnya Nanon yaitu Pawat.

"Enggak, gue dari tadi di rumah. Emangnya tu anak ke mana dah?"

Bukannya mendapat jawaban, Chimon malah di tanya balik oleh Pawat.

Ingin mencari pun, mencari ke mana, pasalnya bengkel jam segini pasti sudah tutup. Pertanyaannya, kemana perginya Nanon?

Seperti sebuah keajaiban, Frank meneleponnya di saat yang tepat di saat ia lupa kalau masih punya sahabatnya yang satu itu.

"..."

Chimon malah mematung saat Frank berbicara memberi suatu informasi. Tanpa basa-basi ia langsung bergegas membawa jaket tebal dan kunci motor sampai ia melupakan rasa sakit yang menurutnya begitu nyeri.










"Gue udah mulai mabok," gusar si cewek dengan meletakan kepalanya di paha milik pria berlesung pipi.

"Kamu dari tadi udah mabuk, View. Ayo kita pulang!" ajak pria itu yang tentu saja Nanon.

View merubah posisinya menjadi duduk lalu berhadapan dengan Nanon.

"Gue heran deh, kenapa akhir-akhir ini Lo ngejauh dari gue. Biasanya Lo selalu ada dan semangat kalau gue ngajak ketemu. Kenapa Lo sekarang berubah, Nanon?" tanya View dengan mata berkaca.

Nanon diam. Ia tidak menyangkal, ia masih ada rasa dengan View. Tapi rasanya pada Chimon mengalahkan rasanya pada View. Tangan Nanon menepuk-nepuk pipi View agar gadis itu tersadar, tapi nihil View malah makin ngelantur.

"Nanon, Lo gak suka gue lagi? Alasannya apa Nanon? Padahal gue udah berharap kita jadian, kita udah sama-sama suka," curah View.

Nanon menelan ludahnya kasar. Saat menghela nafas, tiba-tiba dadanya terasa sakit. Hal itu membuat Nanon sadar, Kalau ia meninggalkan dan tidak memberi kabar pada Chimon.

Saat Nanon ingin bangkit untuk pulang dan meninggalkan View, View malah menarik tangan Nanon lalu menangkup pipi Nanon lalu menarik wajah Nanon dan menempelkan bibirnya dengan milik pria itu.

Nanon yang terkejut langsung membulatkan kedua matanya. Tidak ada umpan balik karena bukan ini yang ia mau, ia mau pulang. Sudah memberontak, tapi Nanon kalah segit dengan View yang sudah sangat brutal.

Mau tidak mau Nanon membalas dan menikmati ciuman mereka berdua tanpa sadar bahwa Chimon sudah ada di dekat mereka.

Chimon menatap dengan mata yang sudah banjir air. Mulutnya ia katupkan rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara. Tangannya terkepal keras menandakan kemarahan yang sangat besar.

Setelah melihat pertunjukkan itu yang sudah selesai, Chimon berjalan menghampiri mereka dengan tatapan marah dan emosi.

Prok... Prok... Prok...

"Pertunjukkan yang bagus. Sebegitu menghayati sampai tidak sadar akan sekitar," ucap Chimon getir.

Nanon terkejut akan kedatangan Chimon. Pria itu langsung bangkit dan mencekal tangan Chimon memberi harap untuk mendengarkan semua ucapannya.

"Chi, dengerin aku ya, ini gak seperti yang kamu kira," jelas Nanon.

"Aku gak ngira apa-apa, aku cuma lihat apa yang nyata aja," ujar Chimon menepis tangan Nanon. "Aku pulang ke rumah Papi sama Mami. Jangan nyamperin ke sana, have fun with your girl," lanjutnya kemudian pergi setelah menatap mata Nanon agak lama.

"Chi... Chi..." Nanon berlari mengikuti jejak Chimon, tapi pria kecil itu sudah pergi mendahuluinya dengan cepat.









"Lo denger gak, kabar kalau Chimon jadian sama Love?" tanya Drake yang baru datang sudah menyebar gosip.

Pawat heboh mendengar berita tersebut, sementara Nanon hanya diam menatap kosong. Tidak ada yang bisa ia perbaiki lagi. Satu Minggu kejadian itu, Nanon dan Chimon benar-benar renggang setiap bertemu pun, Chimon tidak melihatnya sama sekali.

Tapi hubungan mereka belum ada kata putus. Seperti menggantung tanpa kepastian. Tapi, Nanon tidak akan menyerah, sampai ia harus memberitahu View bahwa ia dan Chimon pacaran agar gadis itu tidak mengganggunya.

Tapi, berita apa itu. Chimon malah berpacaran dengan Love? Lelucon yang membuat Nanon hampir lupa bernafas.

"Serius Lo? Tahu dari mana anjir, jangan ngarang deh. Love si mantan wakil ketua OSIS?" tanya Pawat.

Drake mengangguk sambil mengunyah cilok Nanon.

"Cocok sih mereka. Chimon juga sekarang udah berubah banget beda sama dulu. Love cantik, baik, pinter baguslah sama Chimon yang ganteng ya walau gak pinter gak papa yang penting ganteng," tutur Pawat.

"Yeu, Lo mah di lihat dari ganteng mulu heran," elak Drake.

Mereka berdua diam dari celotehannya, menatap Nanon yang sedari tadi terdiam seperti tidak ada nyawa.

"Non, Lo gak papa, 'kan?" tanya Pawat.

Tidak ada jawaban dari pria itu. Matanya malah meneteskan air mata, entah apa yang ia bayangkan.

"Non..."

Drake mengguncangkan badan Nanon, tapi pria itu malah tidak sadarkan diri. Untung saja Pawat dengan cepat menangkap badan Nanon.




~ Next chapter ~





Hallo balik lagi, sorry lama. Sumpah ini tambah ngaco gak sih? Jangan pernah bosen ya, makasih udah mau baca

Bertukar rasa {NAMON}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz