13 • ISYARAT RASA

113K 13.9K 3.4K
                                    

Aku tuh bingung yg baca 1K lebih tpi yg vote 300+ itu sebagiannya manusia apa hantu? Ini yg buat aku males.

Tolong jgn menghosting permisah 🙏

HERAN AKU HERAN !!!

Aku nulis usahain panjang-panjang biar kalian seneng sampe 2 jam dan kalian baca bisa ampe 3 menit doang trs vote gak lebih dri semenit loh... Gapapa aku mah sabar biar jodohnya kyk Chico :)

Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian ya 🥰🥰

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ?

13. ISYARAT RASA

"Aku tahu mencintai kamu adalah bentuk patah hati yang paling disengaja"

~HAZEL PRIYANKA~

°°°°°

Kini keheningan itu melanda suasana canggung di antara mereka. Setelah aksi perdebatan tadi, Hazel mau tidak mau mengikuti perintah Ardes untuk ikut pulang bersama cowok itu karena dipaksa. Dan di sinilah Hazel berusaha mati-matian untuk tetap diam. Ia masih kesal dengan kejadian di LAB tadi siang saat Ardes membentaknya.

Sementara Ardes mulai menyadari perempuan di belakangnya sedari tadi tidak mengeluarkan suara. Padahal Hazel tipe yang membenci keheningan dan sangat bawel padanya. Ardes melirik wajah Hazel lewat dari kaca spion. Wajah cewek itu merah karena kepanasan tetapi mulutnya mengerucut lucu.

"Lo keberatan gak gue ajak ke rumah sakit?" tanya Ardes membuka suara. Namun Hazel masih diam, jauh di lubuk hatinya jujur Hazel terkejut ditanya seperti itu.

"Kalau ditanya ya dijawab." ucap Ardes mulai kesal.

Hazel hanya ingin Ardes meminta maaf tetapi laki-laki itu bertindak seolah-olah tidak melakukan apapun.

"Gue mau ajak lo ketemu Mama, mau gak?" tanya Ardes lagi.

Ya mau masa enggak?! batin Hazel.

Kediaman Hazel justru membuat Ardes pusing sendiri. Baru kali ini seorang Hazel Priyanka tahan untuk tidak mengobrol dengannya lebih dari 10 menit. Sedangkan Hazel masih tetap mengunci mulutnya sambil memperhatikan kendaraan lain.

Ardes menghela napas. Kemudian Laki-laki itu menepikan motornya di pinggir jalan sehingga Hazel langsung cepat menoleh dan dibuat bingung dengan tindakan Ardes.

"Gue tanya dijawab." ujar Ardes ingin mendengar suara Hazel. Dan lagi-lagi Hazel berusaha tidak peduli.

"Hazel," Ardes memanggilnya. "Gue tanya mau ke rumah sakit gak?" tanya Ardes sedikit melembut.

Akhirnya Hazel mengangguk singkat sebagai jawabannya. Ardes mengernyit masih heran dengan kesunyian cewek itu.

"Kenapa diam terus?" tanya Ardes.

Bukannya menjawab melainkan Hazel mengeluarkan secarik kertas dan bolpen dari dalam tasnya. Hazel lalu menuliskan sesuatu di atas kertas membuat Ardes terus memperhatikannya. Setelah itu Hazel memberikan kertasnya pada Ardes sehingga cowok itu membacanya dalam hati.

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang