54 • ANTARA KAMU DAN MIMPI

79.6K 9.7K 3K
                                    

VOTE DAN KOMENNYA BANYAKIN YUK !!

Kalian masih sampai sini kan? Ayo terus baca sampe ending karena ini gak seperti apa yg kalian pikirin, jangan ovt ikutin aja terus..

Makasih banget kalian setia ngikutin aku dari awal 🙏🙏 tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa

Ramaikan komentar yuk !!

Jangan lupa follow akun ini ;

@coretan.vira
@keivazro

@ardes.delvian
@hazelpriyanka
@dirgentazeus
@chicoosebastian
@ni_ezra
@bejoanakbunda
@panjisayangkamu
@heraasterla
@bintangmichella_

Selamat membaca ❤❤

Selamat membaca ❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54. ANTARA KAMU DAN MIMPI

"Konon katanya rasa bahagia dan luka itu membuat cerita semakin sempurna, namun justru luka yang menguasai cerita kita dari pada kebahagiaan"

°°°°°°

Tepat pada jam empat sore, terlihat seorang gadis muda lengkap dengan baju kaus putih polos yang dilapisi oleh kardigan hitam itu, baru saja turun dari dalam mobil taxi yang telah mengantarkannya sampai ke tempat tujuan. Tidak terasa sudah beberapa menit Hazel berdiam diri sambil terus menatap ke arah bangunan sederhana kafe di depannya dengan perasaan grogi. Hazel semakin erat meremas tali tas selempangnya, lalu mencoba mengatur napas agar terlihat biasa saja.

Tangannya mendorong pintu kaca kafe yang membuat suara lonceng di atas pintunya berbunyi, sehingga atensi orang-orang di dalam sana langsung teralihkan padanya. Hazel lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kafe untuk mencari keberadaan seseorang. Sampai dimana ia akhirnya berhasil menemukan sosok pria paruh baya yang tengah menikmati secangkir kopi panas di salah satu meja dekat jendela.

"Permisi, maaf saya terlambat." ujar Hazel sambil menunduk sopan, membuat Hendry menaikkan pandangannya menatap Hazel.

"Ya, tidak apa. Silakan duduk." Hendry tersenyum dan mempersilakan Hazel untuk duduk di hadapannya.

Kemudian Hazel duduk dengan canggung. Gadis itu memilih diam seribu bahasa karena nyalinya seketika menciut jika suasananya sangat hening seperti ini. Hendry yang cukup tahu jika perempuan di depannya sedang merasa gelisah, sontak ia menyodorkan buku menunya kepada Hazel.

"Pesan makanan apa yang kamu mau." ujar Hendry.

Gadis itu tersenyum dan bergeleng pelan. Menolak halus tawarannya. "Gak perlu, Om. Saya sudah makan sebelum ke sini."

Hazel sangat tahu bahwa Hendry tidak menyukainya dari sejak lama, atau mungkin membencinya. Namun mengapa sekarang pria itu terlihat baik? Hal itu membuat Hazel jadi bingung dengan apa maksud dari tujuan Hendry melakukan ini. Bukannya ingin berprasangka buruk, tetapi memang benar bahwa ayah dari pacarnya itu tidak pernah berbicara sopan serta memberikan perhatian seperti ini kepadanya.

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang