51 • SURAT DARI MASA LALU

99.9K 10K 2.6K
                                    

UDAH KANGEN HARDES ?

Gimana kabar kalian?

Masih setia gak nih? Absen dulu !!

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ?

Selamat membaca Keivars ❤

51. SURAT DARI MASA LALU

"Kebersamaan yang sesaat akan terasa lebih berarti dibandingkan perpisahan yang tiada pertemuan"

~Hazel Priyanka~

°°°°°°°°°

Jarum jam terus berputar hingga kini tepat di pukul delapan malam. Sesudah berpamitan dengan kakek Wiranto, Ardes mengajak Hazel untuk segera pulang karena gadis itu kelihatannya sudah mengantuk dan sesekali menguap. Mungkin karena dia kelelahan saat bermain bersama Arjuna. Sudah Ardes duga jika Arjuna benar-benar ingin memonopoli Hazel darinya, terbukti pada saat anak itu selalu mengikuti Hazel kemana pun ia pergi seperti anak kucing.

"Kamu jalannya jangan cepat-cepat dong. Aku kan pakai heels, sakit tau." Hazel berhenti sejenak untuk mengusap kaki belakangnya yang terlihat sedikit lecet.

Mendengar itu, Ardes sontak memutar tubuhnya ke belakang dan menatap Hazel yang tengah berjongkok sembari memijat kakinya dengan gerakan pelan. Ardes melangkah mendekat ke arah gadis itu, kemudian ikut berjongkok untuk memeriksanya. Terdengar hembusan napas kasar dari Ardes begitu menyadari ada luka di bagian belakang kaki Hazel karena terlalu terjepit oleh tali sepatu heels-nya.

"Sakit banget?" tanya Ardes khawatir.

"Sakit sih, cuma gak banget-banget. Tapi iya deh sakit." Jawaban Hazel membuat Ardes mengerutkan keningnya. Namun dia tidak berniat berkomentar dan memilih untuk melepaskan heels di kaki Hazel, lalu membuangnya asal tanpa perasaan. Membuat mata Hazel melotot seketika.

"KOK DIBUANG?!" seru Hazel terkejut.

"Gak penting." balas Ardes sambil berjongkok di depan Hazel. "Naik, aku gendong."

Tanpa ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Hazel langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Ardes dari belakang sehingga cowok itu menggendong tubuh Hazel di punggungnya.

"Itu sepatu dari Vania, masa dibuang?" Hazel masih mempersalahkannya.

"Siapa suruh dia nyakitin kaki kamu?" balas Ardes dengan enteng sembari berjalan menggendong Hazel menuju parkiran mobil.

"Tapi kan sayang kalau dibuang. Aku cuma punya satu sepatu heels mahal." gerutu Hazel tidak rela jika sepatu kesayangannya dilempar begitu saja ke semak-semak.

"Yang penting kamu baik-baik aja. Aku bisa beliin kamu sepatu sebanyak apa pun kalau kamu mau." ujar Ardes tidak ingin memperpanjang masalah sepele tersebut. Kata-katanya memang sederhana, namun berhasil membuat hati Hazel menghangat mendengarnya.

Ardes menurunkan Hazel di kursi duduk penumpang depan. Kemudian Ardes mendekatkan dirinya pada Hazel sampai gadis itu bisa mencium aroma wangi tubuh Ardes yang sangat berbahaya untuk jantungnya sekarang. Bahkan Hazel mencoba untuk mengontrol dirinya agar tidak gugup berada di dekat Ardes seperti ini.

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang