24. IAH - Kecewa dalam ketidakjujuran

111K 13.9K 1.5K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.]

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Imam pun kini mulai membuang napas cemas. Ia kemudian beralih menatap jam di tangannya. Tak lama, tatapannya kembali ke arah Alisha yang masih menatapnya penuh tanda tanya.

"Hm, kita bahas itu nanti saja, ya? Sekarang sudah mau asar, bukan? Ayo, kita kembali pulang?" ajak Imam, yang langsung membuat Iqbal kini spontan membelalakkan kedua matanya.

Sungguh, apakah Imam lagi dan lagi kembali menghindar dari pertanyaan ini?

"Wow!? Keren sekali adik ipar ku ini mengganti topik pembicaraan?!" Iqbal bertepuk tangan heran.

Tepukan lelaki itu, membuat Alisha pun menatapnya. Sedikit ia heran dengan ucapan Iqbal, sebelum akhirnya ia tersadar, bahwa ucapan Iqbal itu benar. Suaminya saat ini tiba-tiba saja menghindar dari pertanyaan yang ia berikan. Padahal bukannya suaminya sendiri yang bilang, kalau ia harus mengeluarkan segala penasarannya? Ketika ia mencoba bertanya tentang perempuan itu, lelaki itu malah menghindar.

Zill yang sedari tadi masih setia berada di lingkungan mereka, kini mulai menegang. Melihat hal itu, ia pun akhirnya memutuskan untuk membuka suara.

"Ehm.." dehaman Zill, membuat mereka semua menatap sekilas. Terkecuali Imam, ia yang tahu bahwa itu suara perempuan, ia pun langsung menunduk seraya menatap jam di tangannya. Yang tak lama, ia menyorotkan matanya ke arah lain.

"Hm.. Kalian, mau pulang, ya? Kalau gitu, aku juga pamit pulang, ya?" pamit Zill lembut, dengan tersenyum simpul.

"Sendiri?"

Zill menatap Iqbal. "Iya, Bal. Sendiri. Tapi nggak apa-apa kok."

"Nggak apa-apa gimana? Gue antar aja sampai tempat kerjanya Ryal."

Zill tetap menolak. "Nggak, Bal. Aku bisa sendiri kok, naik taksi."

Iqbal pun menghela napas pasrah. "Oke, yaudah kalau gitu. Gue titip salam aja buat Ryal, ya?"

IMAMA AL-HAFIDZHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang