32. IAH - Cinta Mereka di Ndalem

118K 13.5K 4.5K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jangan lupa, sholawat dulu.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.]

ABSEN BERAPA ORANG YANG MAU CERITA INI BERTAHAN PADAHAL ALURNYA BERANTAKAN ☝🏻

AYO INGATKAN AKU KALAU ADA YANG SALAH DALAM PENULISAN ATAU PENYAMPAIAN ILMU AGAMA😻💪

AYO INGATKAN AKU KALAU ADA YANG SALAH DALAM PENULISAN ATAU PENYAMPAIAN ILMU AGAMA😻💪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Imama saat ini melepas genggaman tangannya dengan Alisha. Mulai menghela napas sedalam-dalam mungkin untuk mengungkapkan sesuatu. Saat ia ingin berucap, tiba-tiba saja ia urungkan saat mendengar suara teriakan.

"ADUH! AFWAN, MAS SANTRI!"

Seluruh yang berada di sana pun menoleh ke arah pintu Asrama Hafizma.

"Ih! Kak Iqbal kalau mau masuk ucap salam dong!" bentak anak lelaki berusia-13 tahun itu yang ingin keluar dari Asrama Hafizma tapi malah berpapasan dengan Iqbal. "Lagian ngapain sih, bawa gitar ke Asrama!?"

"MAU PERANG SAMA HAFIZMA! Ya main, lah!" Balas Iqbal.

Anak lelaki itu menatap sinis lawan bicaranya. Sebenarnya dia sudah berniat keluar Asrama Hafizma semenjak tadi. Namun sama juga seperti ini, saat membuka pintu, dia malah bertemu dengan Imama dan Alisha.

"Main-main. Ke Asrama Hafizma itu ngaji dong, Kak! Bukannya main gitar!" anak lelaki sontak membentak balik di mana ia telah keluar dengan santai dari Asrama Hafizma

Iqbal terdiam sejenak saat mendengar bahwa anak lelaki itu menyindirnya. Tak mau mengambil pusing, ia pun menggeleng dan memutuskan untuk menghampiri remaja-remaja yang berkumpul di dalam sana.

"Hay, Hapisma!" Iqbal mendekat ke mereka.

"Salam, Bal." Bisma menegur.

"Eh, udah dua kali loh, Bis. Lo negur gue kayak gitu. Yang pertama di restoran, kan? Pas gue lagi nemenin Imama kerj-"

"Ehm!" Imama berdeham memotong cepat ucapan Iqbal.

"Oh, afwan, Gus. Nggak lihat ada Gus di samping saya." Ucap Iqbal basa-basi seraya mengelus pundak Imama.

IMAMA AL-HAFIDZHWhere stories live. Discover now