35. IAH - Perjanjian Hafizma dan Syarat Irama

96.6K 10.4K 1.6K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jangan lupa, sholawat dulu.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.]


•••

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

•••

Pukul 15.00 sore.

Ketujuh Hafizma kini telah berangkat menuju ke tempat kediaman Ganezza. Empat orang di mobil Hasbi, dan tiga orang di mobil Iqbal. Di mobil Iqbal, ia hanya bersama Altharel dan Bisma. Sedangkan di mobil Hasbi, ada Imama, Abhian, Hasbi dan Zayndra sebagai penyetir. Hasbi memang malas menyetir, itu alasannya ia serahkan pada Zayndra.

Setelah beberapa puluhan menit perjalanan, kini pun mereka telah sampai pada tujuan mereka. Iqbal dan Zayndra menghentikan mobilnya tepat pada sebuah rumah. Bisa dibilang rumah itu adalah kediaman milik Ganezza. Di mana terdapat beberapa pria paruh baya yang menjaga pintu rumah itu.

Mata Iqbal pun membulat. "Benar ternyata. Itu orang-orang yang nyerang gue suruhan Irama." Iqbal bergumam.

"Maksud lo, Bal?"

Iqbal tersentak kaget saat Bisma mendengar ucapannya itu. "Eh, Nggak. Itu tuh siapa Ganezza sih?" tanya Iqbal.

"Bodyguard mereka kali. Sering banget gue lawan mereka pas mereka malak di pasar dekat desa. Dan gue yakin siapa lagi kalau bukan Irama yang suruh?"

"Oh, jadi intinya mereka itu pesuruh Irama. Gitu, kan?"

Bisma mengangguk. "Iya, emang kenapa sih, Bal? Pernah ketemu sama mereka?"

Iqbal terdiam. Tak mungkin ia jujur kepada Altharel dan Bisma, kalau dirinya pernah diserang oleh beberapa pria itu saat diusir dari rumah. Dan tak memungkinkan ia bercerita bahwa Imama lah yang membantunya melawan. Karena pasti mereka akan marah padanya karena tak memberitahu dari awal kalau Imama sudah kembali dari dulu. Biar lah terungkap, itu atas Imama sendiri lah yang mulai jujur.

"Bal! Lah, ngelamun." Bisma terheran.

"Eh, iya. Nggak apa-apa kok. Lupain aja soal itu, ceritanya panjang banget." Iqbal mencoba meminta untuk berganti topik.

IMAMA AL-HAFIDZHजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें