بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
SHOLAWAT DULU! JANGAN DI LEWATI💘
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]
••••
•
•
•
"Terus.. Kalau Gus? Nana ingat-ingat itu bukannya nama panggilan untuk anak laki-laki... Atau... Seperti putra dari Kyai gitu, ya?"Imam terdiam membisu mendengar pertanyaan itu. Inilah rasanya waktu yang pas untuk bersiap diri. Imam pun kini berbalik menghadap ke samping. Menatap sang istri yang berada di depannya sekarang dengan tatapan lekat.
Alisha yang dilihat seperti itu. Langsung mengernyit bingung. "Kenapaa?"
"Maaf."
Kalimat permintaan maaf yang Alisha dengar saat ini semakin begitu membuat Alisha mengernyit bingung.
"Maaf? Untuk apa?"
Terdengar helaan napas dari Imam yang saat ini ia kembali menghadapkan tubuhnya ke depan. Mulai menggerakkan tangannya untuk membuka pintu itu.
Imam memejamkan matanya. Lalu berucap pelan. "Kali ini. Izinkan saya untuk memberitahu...."
"Kehidupan, sang Imama Al-Hafidzh sebenarnya."
Cklek...
Pintu pun terbuka.
Alisha langsung terbelalak kaget. Kedua matanya langsung membulat sempurna ketika menatap sekeliling rumah itu.
Tak lama kemudian, terlihat sosok wanita paruh baya dengan pakaian seperti pelayan itu keluar dari arah kanan. Wajahnya langsung berbinar ketika menatap kehadiran mereka.
Ia pun langsung mendongak ke lantai atas tangga. "Ning! Gus Raden pulang, Ning!" teriak wanita itu.
"SIAPA, BI!?" keluar suara perempuan yang menggema di lantai atas, dia bertanya kembali kepada wanita itu.
YOU ARE READING
IMAMA AL-HAFIDZH
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tangannya di api lilin, karena seorang gadis SMA? Imama Al-Hafidzh, dialah yang melakukannya. "Demi Allah...