48. IAH - Perkelahian

81.2K 9.7K 1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]

SIAAAP GAK UNTUK ENDING?


•••


Setelah acara selesai. Ketujuh Hafizma pun kini telah pamit pulang kepada pemilik acara dengan mengucapkan berjuta terima kasih telah mengundang mereka. Setelah berpamit, tiba-tiba mereka terkejut ketika pemilik acara itu memberikan hampir puluhan nasi kotak kepada mereka semua. Saat ditanya kenapa diberikan kepada mereka, pemilik acara itu menjawab jika nasi bungkus yang mereka beli banyak sisa. Maka dari itu memberikannya pada Hafizma.

"Banyak banget, nih. Bawa ke Asrama aja atau gimana, Gus?" pertanyaan Bisma sedikit membuat Imama terdiam. Lelaki itu sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Nah! Saya punya ide, Gus." Tiba-tiba Zayndra mendekat kepada Imama. "Gus tau kabar para unyu-unyu kita, nggak? Pas Gus hilang nih, kita udah jarang main ke sana. Karena kalau kita ke sana pasti yang ditanyain selalu Gus Raden. Jadi, gimana kalau ini semua kita kasih ke mereka aja? Sekalian kita main sama mereka. Pasti seneng."

"Ya! Setuju." Seru Bisma.

"Eh, tunggu. Mau ke mana? Unyu-unyu itu siapa? Emang ada yang unyu lagi selain gue?" timpal Iqbal yang sepertinya tak paham dengan apa yang mereka bicarakan.

Zayndra mendengus. "Dih. Kepedean lo, Bal. Muka ala playboy gitu dibilang unyu. Maksud gue itu para anak-anak jalanan. Mereka tinggal di rumah gubuk yang kami bikin. Eh? Maksud gue sih Hasbi yang bikinin."

"Eh, kok saya lagi? Saya cuma ngeluarin uang. Dan semuanya itu hasil kerja keras kita bersama. Gak usah saya terus yang kayak dianggap orang paling membantu di sini." Hasbi angkat bicara.

"Sudah-sudah. Jadi tujuan kita adalah ke rumah mereka? Baik, ayo. Saya juga mau lihat kondisi mereka," ajak Abhian yang membuat mereka semua mengangguk. Mereka pun membawa kardus yang berisi nasi kotak. Saat mereka telah mendekat ke mobil mereka, tiba-tiba ada yang memanggil.

"Tunggu," cegat seseorang.

Para Hafizma pun menoleh. Sekali mereka melihat, ternyata orang itu adalah Irama. Lelaki itu segera melangkahkan kakinya mendekat kepada Imama yang sebenarnya ingin masuk ke dalam mobil. Segera Imama tutup pintu mobil kembali dan menghadap kepada adiknya itu.

"Lancar, kan?" tanya Irama.

Imama pun mengangguk saat ia paham dengan apa yang ditanya oleh Irama. "Terima kasih tidak menganggu acara ini."

"Nggak mudah," balas Irama. "Tapi gue sekarang kayaknya pengen nyerah. Kayak gue capek harus terus mulai masalah sama kalian. Gue tau lo itu tau kenapa dari dulu gue selalu gangguin acara dakwah lo. Iya, kan? Gue gangguin lo kayak gini biar gue bisa buktiin ke lo, kalau lo itu lebih baik gabung sama gue. Dan andai lo tau kalau gue masih benci sama lo karena lo lebih milik dakwah gak jelas kayak gini daripada main sama gue!" Irama memekik kasar di hadapan Imama. "DAN INI ALASAN GUE SELALU GANGGUIN KALIAN! KALIAN MAKIN MENJADI, GUE MALAH MAKIN BENCI SAMA AGAMA KALIAN KARENA AGAMA BERHASIL JAUHIN GUE SAMA KELUARGA GUE!"

IMAMA AL-HAFIDZHحيث تعيش القصص. اكتشف الآن