03: lesu

127K 12.6K 220
                                    

Pemuda berahang tegas ini nampak tersenyum setelah menghubungi seseorang diponsel miliknya.

Pemuda itu Leo,kini ia sedang duduk diteras balkon apartemennya sambil memainkan benda pipih canggih miliknya.

Sebenarnya saat kejadian dimana ia dicium oleh Jeje itu bukan masalah baginya,jika bisa dibilang itu bukan tindak pelecehan seksual tapi ketidaksengajaan yang menurutnya membawa berkah.

Sebelum kejadian ciuman yang tidak disengaja,Leo sudah pernah bertemu dengan Jeje saat awal Jeje masuk kelas 10.

Saat itu Leo melihat Jeje yang sedang memakan bekalnya bersama teman temannya yang lain,saat itu masih kegiatan mpls.

Jeje memakan bekalnya terburu buru karena osis yang hanya memberikan waktu sedikit untuk makan,Leo mengamati bagaimana cara Jeje makan yang menurutnya terkesan lucu.

Leo bukanlah kaum pelangi,dia juga tidak ada niatan untuk menyukai manusia yang berjenis kelamin sama dengannya tetapi ketika ia mengamati Jeje jantungnya terasa berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya apalagi perutnya yang selalu geli ketika memandangi bocah imut itu.

Saat dirinya mendapat hukuman dilapangan,Leo sempat mendapati Jeje yang memandanginya secara sembunyi sembunyi dan itu membuatnya berkali kali lipat lebih imut dari biasanya,sehingga Leo harus menghentikan aksi Jeje dengan menatapnya tajam.

Apalagi saat kejadian ciuman itu,membuat jantung Leo berpacu sangat cepat sampai dirinya sendiri merasa jika sebentar lagi jantungnya akan meledak,Leo juga tidak menyangka jika Jeje akan pasrah begitu cepat dengan niatan awal teman temannya yang ingin mengerjai Jeje.

Leo juga dibuat gemas akan tingkah Jeje yang menawarkan seblak sebagai permohonan maafnya sehingga dengan sengaja ia mengusak surai lembut Jeje untuk meredakan kegemasannya pada anak berumur 17 tahun itu.

Leo kembali menatap nomor Jeje yang tersimpan didalam ponselnya,Leo tersenyum bahagia saat kembali membayangkan wajah gemas Jeje saat panik.

Sungguh malam yang membahagiakan untuk Leo.
.
.
.
.
.
Di pagi hari yang cerah Jeandra alias Jeje malah terlihat lesu,dari kemarin malam sampai pagi ini ia terus kepikiran tentang Leo.

"Kamu kenapa lesu Je?" Tanya Jaya sambil mengoleskan rotinya dengan selai coklat.

"Ga tau" ucapnya lemas seolah olah tak bertenaga.

"Kamu sakit?" Sahut Dira yang kemudian meletakkan telapak tangannya didahi putranya itu "ga panas tuh" lanjutnya setelah tidak merasakan apa apa didahi Jeje.

"Papa tau nih! Pasti kamu ada ulangan kan? Mangkannya lesu!" Ucap Jaya percaya diri.

Karena tak ingin membuat orang tuanya khawatir Jeje hanya mengangguk pasrah.

"Gumushnya anak mama! Gitu aja udah lesu,semangat dong!!" Ucap Dira sambil mengusak rambut hitam legam milik Jeje.

"Mama! Jangan gitu dong! Kan rambut Jeje ga rapi lagi!" Protesnya pada tingkah laku sang mama.

"Udah buruan makan sarapannya,terus papa anter kamu kesekolah"

Jeje teringat akan ucapan Leo ditelefon jika dirinya akan mengantar Jeje saat pulang sekolah.

"Nanti papa ga usah jemput Jeje ya" ucapnya sambil menyuapkan roti pada mulutnya.

"Kenapa?"

Jeje menelan roti yang dimakannya terlebih dahulu "nanti Jeje dianter pulang sama temen"

"Tumben? Emang kenapa?"

Pertanyaan yang dilontarkan Jaya membuat Jeje bingung ingin menjawab apa.

"Papa banyak nanya! Udah buruan,nanti Jeje telat lagi!" Sahut Dira yang membuat Jeje bersyukur karnanya.

Jaya mengangguk,mensetujui ucapan istrinya lalu dia dan Jeje segera berangkat menuju sekolah dan kantor.
.
.
.
.
.
"RENDI!!" Teriak Bagas saat melihat Rendi yang baru saja akan memakirkan motor scoopy-nya.

Rendi menoleh saat Bagas meneriaki namanya.

"Apaan?" Tanyanya santai.

"Proker!"

Rendi memelototi Bagas,ia masih tidak percaya jika Bagas masih kekeuh menanyakan program kerja tim sekbidnya.

"Mata lo mau gue colok?!"

"Huhh... sabar Ren! Sabar! Jangan kebawa emosi!" Ucap Rendi menyabarkan dirinya sendiri untuk tidak segera menonjok wajah tampan Bagas.

"Lo tuh niat ga sih jadi osis?! Kalau ga niat ga usah ikut! Kalau kayak gini terus,gue keluarin lo dari anggota osis!!"

Rendi terkejut dengan perkataan Bagas apalagi mereka berdua yang menjadi pusat perhatian membuat Rendi malu sejadi jadinya.

"Tunggu bentar gue parkir dulu" ucap Rendi datar karena kelewat malu.

Setelah menunggu Rendi memarkirkan motornya,akhirnya Bagas bernafas lega karena Rendi sudah menyerahkan selembar kertas berisi daftar program kerja tim sekbidnya.

"Nah! Kalau gini kan enak!" ucap Bagas sambil membaca daftar program kerja rendi dan kawan kawan.

Bagas tidak menyadari muka Rendi yang terlihat kesal karena tingkah lakunya,bahkan Bagas tidak sadar jika sedari tadi Rendi sudah meninggalkannya.

"Pagi" sapa Jeje saat bertemu Rendi.

"Hm" dan hanya deheman yang didapat olehnya.

"Kenapa lo? Pagi pagi udah bad mood aja"

"Kesel gue! Si Bagas noh! Masa gue belom selese markirin motor udah ditagih proker aja,mana diliatin kakel sama adekel! Muka gue mau ditaro dimana Je?!!" Adunya yang dibalas kekehan dari Jeje.

"Je!" Panggil Siti si ketua kelas yang langsung menghampiri Jeje dan Rendi.

"Sekarang kan bukan jadwal gue piket Sit!" Ucap Jeje sebelum mendengar ucapan Siti.

"Emang siapa yang mau nyuruh lo piket?"

"Terus?"

"Tadi kak Leo nyariin elo dikelas"

Jeje terdiam lalu mengangguk mengerti dengan ucapan Siti,ia sudah menyangka hal yang seperti ini akan terjadi.

"Lo punya hubungan apa sama kak Leo?" Lanjut Siti kepo.

"Iya,tumbenan kak Leo nyariin elo! Punya masalah apa lo sama kak Leo?!" Tanya Rendi.

"Rhs"

"Rhs?" Tanya Rendi dan Siti barengan.

"Rahasia"

Siti dan Rendi mendengus kesal mendengar jawaban Jeje.
_______________

Tbc...

Vote+komen+follow!!

KAKEL||ENDWhere stories live. Discover now