32: baikan aja deh

70.7K 8.1K 1.3K
                                    

Pagi ini Leo datang kerumah Jeje,setelah kemarin malam ia melamar Jeje,pemuda yang berstatus sebagai pacarnya itu belum memutuskan keputusannya.

Dan Leo memahami hal itu,ia tidak mau memaksa Jeje untuk saat ini,tapi jika Jeje tetap tidak mau mungkin Leo tetap akan memaksa.

"Nak Leo? Silahkan masuk" ucap Dira saat melihat Leo yang masuk kedalam pekarangan rumahnya,tadi Dira sedang menyirami taman kecil yang berada didepan rumahnya.

Leo tersenyum,lalu ia mengangguk mengiyakan ucapan Dira.

Diluar dugaan Leo ternyata Dira yang lebih mendukung hubungannya dari pada Jaya.

Jaya cenderung tidak mau menerima kenyataan jika putranya akan menjadi pihak bawah.

Jaya mengatakan jika Jeje menjadi pihak atas maka ia akan menerima lapang dada tapi Dira bilang jika putranya akan menjadi pihak bawah dan itu membuat Jaya enggan untuk menikahkan Jeje dengan Leo.

Saat masuk kedalam rumah Jeje,Leo melihat Jaya yang sedang membaca koran sambil meminum segelas kopi.

"Selamat pagi" ucapnya pada Jaya.

Jaya menoleh ia tersenyum tipis sambil mengangguk.

"Saya mau kekamar Jeje boleh?"

Jaya menghela nafas,sebelum dirinya menjawab Dira lebih dulu menyahuti perkataan Leo.

"Kenapa harus ijin,udah naik aja kekamar Jeje"

Lagi lagi Leo tersenyum dan mengangguk mengiyakan ucapan Dira.

Leo menaiki tangga menuju kamar Jeje,ia bisa melihat Jaya yang mendesah kesal dan istrinya yang mengomeli Jaya yang tidak menjawab sapaan Leo.

Leo membuka pintu kamar Jeje,dia melihat Jeje yang masih tertidur pulas dibalik selimutnya.

Leo menghampiri Jeje,mengecup dahi Jeje singkat lalu beralih ke bibir yang masih terkatup lucu itu.

Jeje mengerjapkan kedua matanya,dapat ia lihat Leo yang tersenyum lembut kearahnya.

"Pagi" ucap Leo.

Jeje mengalihkan pandangannya,ia masih belum menerima alasan Leo yang pasrah dicium si medusa dunia nyata itu.

Alasan apa itu? Aneh.

Bagaimana jika si medusa itu meminta Leo menyetubuhinya sebagai pelajaran,apa dia akan mengijinkannya juga?

"Sayang?"

"Ngapain pagi pagi kesini?" Tanya Jeje ketus.

Leo menghela nafas jengah,bagaimana cara agar bisa membujuk Jejenya?

Leo duduk diranjang Jeje,lalu ia mengusap pelan pucuk kepala Jeje.

"Masih marah hm?"

"Ga"

"Kamu mau apa biar bisa maafin aku?"

Jeje tampak terdiam sebentar,sampai pada akhirnya ia mendapat ide dari otaknya.

"Gue mau lo sama gue terus,ga boleh pergi tanpa ijin gue,ga boleh kemana mana kalau ga sama gue" ucap Jeje pasti.

Leo tersenyum lalu ia memeluk tubuh Jeje dan menciumi seluruh wajah Jeje dan terakhir mencium bibir Jeje yang sudah ia rindukan beberapa hari ini.

"Aku bakal sama kamu terus,ga kemana mana"

"Kalau lo boong gue ga mau pacaran sama lo,ga mau nikah sama lo,ga mau berhungan lagi sama lo,paham?!"

"Iya sayang"

"Janji?"

"Hmm,janji"

Jeje memeluk tubuh Leo yang kini sudah ikut berbaring disamping tubuhnya.

"Kangen" ucap Jeje pelan.

Leo mengangguk,lalu ia kembali menciumi leher dan wajah Jeje berulang kali.
.
.
.
.
Dana kini sedang dibuat gila,kemarin malam Karin pacarnya,menampar Dana karena telah merusak momen dirinya saat berciuman.

Saat pertama kali mengecup bibir Karin,Dana malah memikirkan bibir orang lain,dia malah memikirkan bibir lembut Rio dan wajah erotis Rio saat dibawah kukungannya.

"Arghhh.. gue ga boleh gini!" Ucapnya sambil menjambak kuat surai rambutnya.

Saat ini pemuda itu tengah berada dirooftop sekolah sendirian dipagi hari saat tidak ada satupun siswa sekolah yang datang.

Dana duduk termenung,sekali lagi wajah erotis Rio terlintas dibenaknya,bahkan suara desahan Rio seakan menggoda batinnya.

Pintu rooftop dibuka,Dana menolehkan kepalanya,terlihat pemuda yang kini sedang mengganggu pikirannya.

Dana lupa jika Rio selalu datang pagi untuk sekedar merokok.

Melihat Dana yang juga berada disana Rio memutuskan untuk kembali turun dan meninggalkan rooftop,tapi belum satu langkah ia ambil Dana sudah lebih dulu menghentikannya.

"Yo!" Panggilnya.

Rio mau tak mau menoleh,menghadap temannya itu.

"Mau bikin anak lagi ga?"

Sungguh,Rio benar benar marah dengan pemuda yang pernah bercinta dengannya ini.

Rio menghampiri Dana,berdiri didepan pemuda itu.

"Apa lo bilang?" Tanya Rio dengan nada tajam dan menyeramkan.

"Kok lo-"

"Lo kira gue mainan?! Maksud lo apaan bangsat?! Gue bukan pemuas nafsu lo sat! Gue bukan jalang yang pernah lo pakek pas lo lagi sange! Lo tuh brengsek tau ga?!" Ucap Rio geram sambil memotong ucapan Dana.

"Lo buk-"

"Lo parah anjing! Lo ninggalin gue pas lo udah puas nikmatin tubuh gue! Lo pergi gitu aja! Sialan!"

Tubuh Rio bergetar menahan tangis,tangannya siap memukul wajah Dana.

Dan akhirnya,bogeman mentah melayang kepipi Dana.

Rio memukul pipi Dana keras,sudah cukup ia di permainkan,sudah cukup ia kecewa,sudah cukup dia terluka,Rio sudah tidak mau merasakan semua itu lagi.

Setelah memukul pipi Dana,Rio beranjak pergi tapi tubuhnya dipeluk dari belakang oleh Dana.

Pemuda itu terus memeluk tubuh Rio,sesekali mengucapkan kata maaf untuk Rio.

"Lo tuh bangsat! Hiks" ucap Rio sambil mengumpat.

Dana masib tetap memeluk tubuh kecil itu,ia benar benar menyesal.

Dana tau dirinya brengsek,Dana tau jika ia bajingan.

Tapi jujur Dana sendiri melakukannya karena ia merasa Rio hanya akan menganggap apa yang mereka lakukan sebagai percobaan saja.
_______________

Tbc...

Karena gue liat komenan kalian yang lebih banyak ga setuju Rio mati,akhirnya gue setuju buat ga bikin Rio mati,ngebiarin dia hidup dan nyelesaiin konfliknya sama Dana.

Maaf yang mungkin udah nungguin up dari tadi,sebelumnya part ini udah selesai tapi malah ilang gitu aja ga tau kenapa,ngebuat gue harus ngetik lagi setelah pulang teraweh,kesel banget gue.

Vote+komen+follow!

KAKEL||ENDWhere stories live. Discover now