20: Jeje cemburu

79K 9.1K 519
                                    

Leo dan teman temannya sedang berjalan kearah kelas Jeje untuk menjemputnya pergi makan ke kantin bersama.

Tapi saat sampai dikelas Jeje,salah satu temannya mengatakan jika Jeje sepertinya sudah di kantin bersama Rendi.

Leo langsung mengangguk dan berjalan kearah kantin untuk menyusul Jeje,tentunya diikuti teman temannya dari belakang.

Saat sampai dikantin betapa terkejutnya Leo melihat Ania yang menunjuk nunjuk Jeje dengan segala omelannya.

Tangan Leo mengepal,ia sudah akan berjalan menghampiri keduanya tapi suara keras dari meja yang digebrak membuat Leo mengurungkan niatnya.

Brakk

Jeje menggebrak meja kantin,membuat seluruh penghuni kantin tambah heboh dan memusatkan perhatiannya kearah Jeje.

Jeje berdiri dari duduknya lalu menatap tajam Ania,dirinya menatap gelas berisi es lemon milik Rendi yang juga masih penuh.

Jeje menyiram balik kakak kelasnya itu,membuat Ania berteriak karena kaget.

Sudah Rendi duga hal ini akan terjadi.

"Je! Sabar Je! Sabar!" Ucap Rendi sambil mengelus punggung Jeje.

"Ga" jawabnya singkat.

Rendi menyerah,ia tidak mau ikut campur dengan permasalahan kali ini.

"Lo bilang gue banci kan?" Tanya Jeje menanyakan hal yang Ania ucapkan sejak tadi.

Sudah cukup dirinya bersabar mengahadapi gadis aneh ini.

Ania sibuk mengusap seragamnya yang basah,beberapa siswa laki laki sudah akan menonjok wajah Jeje tapi dihentikan karena adanya Leo diarea kantin ini.

"Sekali lagi lo bilang gue banci,gue yang bakal bikin hidup lo ga tenang! Dan lo bilang apa? Leo punya lo? Hah... lawak lo?"

Plak

Ania menampar pipi Jeje membuat Rendi maupun Leo terkejut sedangkan korbannya malah menampilkan senyum miring.

"Murahan! Ban-" ucapan Ania terpotong karena Jeje sudah balik menampar pipi gadis itu.

Plak

"Je!" Pekik Rendi,Jeje harus disadarkan sebelum dirinya dipanggil oleh guru bk.

"Gue udah bilang jangan panggil gue banci! Cewek sialan! Lo mau tuh cowok kan? Ambil gue ga peduli!"

"Je! Udah Je! Inget dia cewek!" Ucap Rendi menenangkan Jeje lagi.

Jeje menghela nafas panjang,ia merogoh saku seragamnya dan memberikan selembar uang lima puluh ribu untuk membayar mie ayam yang ia makan,lalu dirinya melenggang pergi meninggalkan Ania yang sudah menangis karena tamparan Jeje yang tidak main main.

Saat akan keluar dari area kantin,Leo menahan lengan Jeje sedangkan sang empunya lengan hanya terdiam dan menatap tajam Leo.

Leo menarik tubuh Jeje kearah rooftop,menutup pintu rooftop agar tidak ada yang mengganggu keduanya.

Leo hendak memeluk tubuh Jeje,tapi sang empu menahan dadanya menghentikan Leo untuk tidak memeluknya.

"Kenapa?" Tanya Leo.

"Ga butuh"

Leo mengernyit bingung,ada apa dengan bocah ini?

Leo memegang kedua pundak Jeje,menatap manik legam milik Jeje.

"Aku nanya kamu kenapa?"

"Ga"

"Jeandra! Kamu kenapa?"

Jeje memutar bola matanya malas,ia hendak meninggalkan rooftop tapi tangan Leo mencegahnya menariknya paksa kedalam pelukannya.

"Ngomong! Kamu kenapa?!"

Jeje mendorong dada Leo agar tak memeluknya,ia sedang marah karena tubuh Leo yang tadi pagi dipakai untuk memeluk gadis prik itu.

"Gue ga mau pelukan dari lo! Lepasin!"

"Kenapa?! Gue nanya lo kenapa?!! Gue juga pengen tau lo kenapa?!" Ucap Leo sambil membentak Jeje.

Jeje pasrah,jika Leo sudah membentak maka Jeje sudah tidak bisa menolak.

"Lo tuh jahat! Hiks lo bajingan! Hiks.. hiks gue benci sama lo!"

Leo mengeratkan pelukannya pada tubuh Jeje,jujur ia belum bisa mengerti dengan keadaan Jeje ini.

"L-lo biarin tu cewek prik meluk lo! Hiks.. huwee! Lo kenapa sih? Biarin hiks dia meluk badan lo? Gue ga suka kak!!"

Akhirnya Leo mengerti dengan keadaan Jeje,pemuda itu melihat Leo yang dipeluk Ania karena itu Jeje marah marah padanya.

Tadi pagi,Leo sudah tidak menghiraukan kedatangan gadis itu,tapi karena gadis itu yang terus merengek meminta waktu untuk berbicara akhirnya Leo menurutinya karena sungguh suara gadis itu sangat buruk ketika masuk kependengaran Leo.

Tapi ternyata gadis itu malah melunjak ia malah memeluk tubuh Leo,membuat Leo jengah dan dengan segera mendorong tubuh Ania dan saat kejadian itu Jeje tidak melihatnya.

Hati Leo menghangat mendengar Jeje yang cemburu,rasanya menyenangkan mendengar Jeje cemburu.

"Maaf ya" ucap Leo meminta maaf,ia menciumi pucuk kepala Jeje agar menenangkan tubuh bergetar itu.

"Ga mau"

"Jeandra! Dengerin dulu,aku ga mau dipeluk sama dia tapi cewek itu tiba tiba meluk aku dan aku juga udah dorong badan dia kok! Jangan cemburu sayang"

"Ga,gue ga cemburu!"

Leo menangkup kedua pipi Jeje,ia mengecup bibir merah itu.

Cup

Lalu beralih kehidung bangir yang juga memerah.

Cup

Dan terakhir dikedua mata berair lucu itu.

Cup

Cup

"Maaf ya?"

Jeje tidak menjawab ia memeluk tubuh Leo erat,emosinya sedang tidak stabil tapi karena Leo akhirnya dia bisa tenang.

"Gue benci sama tuh cewek hiks!"

"Iya,aku juga benci sama dia"

Jeje masih saja menyimpan kekesalannya pada Ania,wajah dan seragamnya basah karena gadis gila itu.

Leo menggendong Jeje ala koala,membawanya duduk disalah satu sofa usang yang sengaja diletakkan di rooftop.

Menepuk nepuk punggung Jeje pelan.

"Tidur ya?"

Jeje hanya mengangguk,kepalanya ia simpan diceruk leher Leo.
_________________

Tbc...

Double up! Besok ga up ya?

Vote+komen+follow!!

KAKEL||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang