29: mamanya Leo

68.5K 8.4K 923
                                    

Jeje berjalan lesu ditrotoar jalanan yang sedang padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Jam ditangannya menunjukkan pukul 11 siang,panas matahari membuat Jeje nampak kelelahan.

Tubuhnya terasa lesu,keringat yang mengucur dipelipisnya dan juga air mata yang ikut menetes diperjalanannya.

Jeje lupa jika dia punya uang untuk sekedar naik taxi dan kembali kerumah,Jeje lupa jika dia punya ponsel untuk menghubungi seseorang agar bisa menjemputnya pulang.

Semua hal terlupakan,hanya sebuah kenangan pahit dan manis yang selalu Jeje ingat.

Langkahnya kian melambat karena kelelahan,Jeje menatap taman yang nampak ramai.

Melangkah kearea taman kota,Jeje duduk disalah satu bangku yang ada disana,duduk termenung memikirkan hal yang seharusnya ia lupakan.

Jeje menghembuskan nafasnya kasar,ponselnya bergetar hebat didalam saku celananya.

Sudah lama benda pipih canggih miliknya begetar,tapi Jeje enggan untuk sekedar mengeluarkan benda itu.

Jeje terus diam,sesekali menikmati angin sejuk yang menenangkan dan juga panas matahari yang terasa menyakitkan.

Sebuah tangan tiba tiba mengulur,mengusak pucuk kepala Jeje,membuat empunya kepala menoleh dan mendapati pria berjas formal tengah menatapnya terkejut.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya pria itu yang tak lain Luke,papa Leo.

Jeje terus terdiam,netra bulatnya memandang tubuh dan wajah yang mirip dengan kekasihnya Leo.

"Hei? Kenapa?" Tanya Luke lagi,dirinya sudah ikut duduk disamping Jeje mengusap pucuk kepala Jeje lembut.

"Om" panggil Jeje dengan suara yang serak.

Luke mengangguk,ia menunggu ucapan Jeje yang akan keluar dari mulut kecilnya itu,namun lama ia menunggu Jeje tak kunjung mengatakan apa maksudnya.

"Butuh pelukan?" Tawar Luke yang melihat Jeje seakan ingin menangis lagi.

Jeje langsung memeluk tubuh kekar Luke,dan Luke juga membalas pelukan Jeje.

"Leo sakitin kamu ya? Kan saya udah bilang,jangan pacaran sama dia"

Jeje hanya mengangguk,akhirnya ia setuju dengan apa yang dikatakan oleh pria paruh baya itu.

Lama keduanya berpelukan hingga membuat orang orang disekitar mendelik kaget,jika dari kejauhan keduanya lebih seperti sugar daddy dan sugar baby.

"Kamu bau keringet,ga pantes banget sama penampilan kamu yang cantik ini"

Jeje mendengus sebal disela tangisannya,Leo dan Luke sama saja ternyata.

"Kamu mau ikut bertemu istri saya?" Tawar Luke,yang kemudian mendapat atensi dari Jeje.

Jeje melepas pelukannya,menatap Luke lama sampai pada akhirnya ia memilih mengangguk setuju.

Luke dibuat gemas,ia mengusak pucuk kepala Jeje lagi,lalu membawanya masuk kedalam mobil yang sebelumnya terpakir diarea taman.

Saat masuk kedalam mobil Luke,Jeje kembali bertemu dengan Pak salim,sopir Leo yang menjemputnya tempo hari.

"Kamu kenal sama dia?" Tanya Luke sambil menunjuk Pak salim yang kemudian dijawab anggukan oleh Jeje.

"Saat itu Leo menyuruh Pak salim untuk menjemput kamu,dia bilang jika pacarnya lebih membutuhkan Pak salim dari pada saya,saat itu juga saya sedang terburu buru kekantor,tapi anak durhaka itu malah merebut supir saya"

Jeje tertegun mendengarkan cerita yang Luke ungkapkan padanya.

"Saya menyuruh dia untuk menjemput kamu sendiri tapi anak itu malah pergi dengan teman temannya yang berandal itu" sambung Luke.

Pak salim terkekeh mengingat kejadian saat Leo menyuruhnya menjemput Jeje dan berdebat dengan Luke hanya karena hal sepele.

Leo bisa saja menyuruh supir lain yang berada dirumahnya untuk menjemput Jeje tapi pemuda itu bilang jika ia lebih lercaya pada Pak salim dari pada orang lain.

"Kamu dengar dia menertawakan saya kan?"

Pak salim yang sebelumnya terkekeh pelan langsung terdiam membeku ditempat.

Kini berganti Jeje yang terkekeh menatap Luke dan Pak salim.

"Saya tidak suka dengan Leo,dia berpura pura menjadi berandal tapi sebenarnya dia lebih berwibawa dari pada saya,cih pemuda aneh"

"Pura pura?" Tanya Jeje setelah sekian lama terdiam.

"Iya,dia berpura pura menjadi remaja nakal disekolahnya,hanya karena dirinya yang benci lingkup pertemanan yang hanya memanfaatkan kekayaan"

Jeje lagi lagi dibuat tertegun,jika dipikir pikir dirinya dan Leo tidak terlalu dekat kan?

"Sebenarnya Leo tidak butuh sekolah karena otaknya yang terlalu pintar,apalagi kekayaan saya yang tidak mungkin habis sampai 7 turunan"

"Terus kenapa dia sekolah?"

"Entahlah,saya juga ga tau,saat dia masuk kekelas 11,Leo sudah muak bersekolah tapi entah keajaiban dari mana anak durhaka itu malah giat bersekolah"

Jeje mengangguk mengerti,dirinya akan bertanya soal Diana tapi mobil mewah Luke sudah sampai disebuah rumah sakit jiwa.

Jeje mengerutkan dahinya,kenapa Luke membawanya kemari? Apa Luke akan memasukkannya kedalam rumah sakit jiwa karena menangis sendirian ditaman?

"Om,saya masih waras" ucap Jeje.

Luke terkekeh ia kembali mengusap pucuk kepala Jeje gemas.

"Istri saya tinggal disini"

Perkataan Luke tadi sukses membuat Jeje membulatkan matanya terkejut,maksudnya mama Leo seorang ODGJ?

"Ayo"

Keduanya turun dari mobil,lalu Luke membawa Jeje masuk kedalam ruangan tertutup yang didalamnya terdapat seorang wanita yang nampak terlelap di sebuah ranjang.

"Namanya Laude,dia mama Leo"

Jeje menatap seorang Laude rexisca refelen dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Cantik.

Hanya itu yang bisa Jeje ungkapkan.

Bulu mata lentik,hidung bangir dan bibir plum yang menambah kesan kecantikannya membuat Jeje sedikit tertegun.

"Leo benar benar sayang pada ibunya,dia selalu datang kesini saat weekend,tatapan matanya selalu melembut saat melihat Laude,hanya ada tatapan kasih sayang yang ia berikan untuk ibunya,hanya ada tatapan cinta untuk wanita ini,dan tatapan itu juga saya temukan dimata Leo untuk kamu,dia benar benar mencintai kamu,saya yakin masalah yang sedang kalian hadapi hanya sebuah kesalah pahaman"

Air mata Jeje turun perlahan mendengar perkataan Luke,ia beralih menatap lekat Laude yang masih belum sadar dengan keberadaannya.
_________________

Tbc...

Btw,gue kangen banget sama baby lou diceritanya kak Leondra hehehe.

Vote+komen+follow!

KAKEL||ENDWhere stories live. Discover now