bonchap

49.9K 4.8K 212
                                    

(Note) karena banyak yang ga setuju sama panggilan Ano ke Jeje sama Leo, jadi panggilannya dibalik, Jeje papa dan Leo ayah.
.
.
.
Jeano, bocah yang kini sudah berumur 4 tahun itu setiap hari semakin tampan.

Wajahnya mirip sekali dengan Leo, Ano cenderung pendiam dan tidak banyak bicara kecuali dengan Jeje bocah itu akan berceloteh setiap waktu, terkadang juga mengabaikan Leo yang berada dalam satu ruangan dengannya.

Pagi ini Jeje bangun terlebih dahulu, menyibak selimut yang sebelumnya menutupi sebagaian tubuhnya.

Menatap wajah tenang sang suami lalu reflek mencium wajah tampan milik Ayah dari anaknya itu.

Jeje segera turun dari ranjang, berjalan menuju kamar putra satu satunya.

Setelah sampai didepan pintu kamar Ano, Jeje memegang knop pintu secara perlahan.

Mengintip putra kesayangannya yang ternyata sudah bangun dengan wajah yang segar luar biasa.

Ano mengembangkan senyumannya, berlari kearah pintu menemui Jeje.

Ano langsung merentangkan tangannya meminta digendong.

"Papa kenapa pindah kamar? Ano ga mau tidur sendiri" keluhnya.

Ya, kemarin malam Jeje sempat tidur dikamar Ano, membantu putranya agar segera tidur tapi Leo malah memindahkannya.

Jeje bahkan baru sadar ketika Ano mengatakannya.

Jeje benar benar menjadi pria pelupa!

"Maaf" ucap Jeje sambil mengerucutkan bibirnya menyesal.

Ano memeluk tubuh Jeje erat.

"Papa ga boleh minta maaf, kan papa lebih tua"

Kini Jeje tersenyum, ia mengusap usap kepala Ano.

"Kamu kok udah seger gini?"

"Iya, Ano habis mandi"

"Mandi? Pagi pagi kamu mandi?"

Ano mengangguk.

Selain tampan, Ano tumbuh menjadi bocah pintar.

Diusianya yang masih belum genap 5 tahun, ia sudah bisa menghitung dengan lancar, membaca dengan fasih, dan melakukan semua hal secara mandiri.

Kecuali tidur.

Ano masih ingin tidur dengan papanya.

"Ayah kamu masih dialam mimpi dan kamu udah mandi?"

Lagi lagi Ano mengangguk tapi kali ini diselingi tawa kecil.

"Ish! Pinter banget deh!"

Jeje menggendong Ano, membawanya kearah dapur.

"Mau sarapan apa?"

"Eumm... ayam!!" Pekiknya.

"Okey!"

Jeje segera menyambar alat masaknya, mempersiapkan segala keperluan nya dalam memasak.

"Ano, papa boleh minta tolong ga?"

Ano menoleh, tadi ia sedang sibuk menggambar diatas meja makan.

"Tolong bangunin ayah ya nak"

Ano segera mengangguk, ia berjalan menuju kamar orang tuanya.

Membuka pintu dengan sedikit menjinjit.

Ano melihat Leo yang masih terlelap, ia merangkak naik keatas ranjang ayahnya.

Menusuk nusuk pipi ayahnya, Ano kemudian membuang wajahnya karena sang ayah yang tak kunjung bangun.

Lalu bocah itu turun dari ranjang, berlari menuju kearah Jeje yang masih memasak.

KAKEL||ENDWhere stories live. Discover now