39: pacaran

62.3K 7.4K 624
                                    

Keadaan Rio dan Dana kini menjadi canggung, keduanya sedang menikmati makanan buatan Rio.

Entah kenapa tiba tiba keheningan datang diantara keduanya.

Dana berdehem agar bisa menetralkan kecanggungan diantara keduanya.

"Maaf" ucap Dana lirih.

Rio yang tadinya menunduk sambil memakan masakannya kini mengangkat kepalanya menatap Dana.

"Gue emang brengsek, ga seharusnya gue ngelakuin hal itu sama lo" ucapnya, nada bicaranya nampak menyesal.

"Gue ngelakuin itu karna gue takut hubungan kita malah bakal rusak, gue ga mau jauh dari lo" sambungnya.

Rio hanya mendengar, perlahan emosinya mulai muncul mendengar ucapan pemuda dihadapannya ini.

"Gue minta maaf, gue ga akan ngelakuin hal gila itu lagi, gue salah"

Rio mengepalkan kedua tangannya, rasanya menonjok wajah yang berada didepannya ini akan membuatnya lega.

"Lo bangsat tau ga?!"

Dana menatap lekat wajah Rio yang sedang diselimuti emosi.

"Lo tau ga sih?! Pas itu pantat gue masih sakit cok! Gue masih belom bisa jalan! Tapi lo? Lo malah ninggalin gue sama mantan pacar lo itu! Sialan lo Dana!"

Dana berdiri dari duduknya, menghampiri Rio yang sudah meneteskan air matanya, lalu memeluk tubuh itu agar berhenti menangis.

"Jangan nangis yo, gue emang goblok, maaf"

Rio masih terisak, jika mengingat kembali bagaimana rasanya ditinggalkan setelah dinikmati sungguh menyakitkan.

Sekitar lebih dari 15 menit Rio menyembunyikan wajahnya didada bidang Dana, dan selama itu juga Rio menangisi takdirnya itu.

Dana masih setia mengusap pucuk kepala Rio, menenangkannya agar tak lagi menangis.

"Rio" panggil Dana.

Rio tak bergeming, masih berada di posisi nyamannya.

"Ayo pacaran"

Sontak hal itu langsung membuat Rio kaget, ia mendongak menatap wajah Dana yang juga sedang menatapnya.

"Mau ya? Gue bakal nge bahagiain lo"

Rio menggelengkan kepalanya, gelengan kepalaa Rio tentu saja membuat Dana bingung sekaligus kecewa.

"Kenapa ga mau?"

"Apa yang lo omongin pasti cuman bakal jadi omong kosong"

"Kalau omongan gue cuman jadi omong kosong, lo bisa nonjok muka gue sepuas yang lo mau, kalau gue boong sama lo, lo bisa gantung kepala gue di monas"

"Kalau lo boong, punya lo gue potong sampe abis!"

Dana terkekeh, ia mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi kita pacaran kan?"

Rio hanya mengangguk lalu kembali menyembunyikan wajah memerahnya didada bidang Dana.
.
.
.
.
Seminggu setelah kelulusan Leo, keluarga Leo dan Jeje sudah disibukkan dengan acara pernikahan keduanya yang akan digelar di belanda.

Mengingat kembali bagaimana tanggapan para masyarakat yang masih tabu akan pernikahan pasangan sesama jenis, Leo dan Jeje memutuskan untuk menikah di belanda saja.

Tapi hari ini, kedua pasangan itu memilih untuk menemui Laude, mama Leo.

Sesampainya dirumah sakit, Leo turun terlebih dahulu dan kemudian disusul Jeje yang mengikuti langkah Leo dari belakang.

Leo menoleh menghadap Jeje, ia menggenggam tangan Jeje erat lalu tersenyum manis kearah pemuda itu.

Jeje membalas senyuman Leo, jantungnya sedang berdetak kencang melihat senyuman manis Leo yang bahkan sudah sering ia lihat.

"Leo!" Pekik suara seorang wanita paruh baya.

Laude berteriak ketika melihat tubuh Leo berada diambang pintu ruang rawatnya.

Lalu disusul dengan Leo dan Jeje yang menghampiri Laude yang sedang duduk diatas ranjangnya.

"Duh! Anak mama tambah ganteng aja, mama jadi naksir" ucapnya sambil terkekeh.

Leo tersenyum, ia mengangguk sebagai jawaban.

"Dia siapa? Kamu tuh cewek tapi potongan rambutnya kayak cowok! Ga waras!"

Jeje hanya bisa tersenyum kikuk, sebenarnya yang tidak waras disini itu siapa sih?

"Dia cowok ma, namanya Jeandra"

"Pfft! Hahahaha!"

Jeje dan Leo mengernyit bingung, tiba tiba saja mama Leo tertawa kencang, apa ada yang lucu?

"Janda!! Hahaha!"

Laude tertawa sambil menunjuk nunjuk wajah Jeje, sedangkan Jeje sendiri wajahnya sudah memerah malu.

"Mama, dia Jeandra bukan janda, dia pacar Leo ma, dan lusa kita bakal nikah" jelas Leo.

Laude menghentikan tawanya, air mata mulai turun dipipi wanita paruh baya itu.

"Mama kenapa nangis?" Tanya Leo panik.

Laude mengulurkan tangannya, mengelus pucuk kepala Leo, lalu beralih menatap Jeje yang berdiri disamping Leo.

Tangan Laude juga mengulur untuk mengelus pucuk kepala Jeje.

"Maaf ya, saya udah ngejek nama kamu, nama kamu bagus kok Jeandra, keren namanya"

Jeje mengangguk, pemuda itu tersenyum kearah Laude.

"Jagain Jeandra ya nak, jangan sampai apa yang papa kamu lakukan nurun ke kamu"

Jeje mengernyitkan dahinya, apa yang sudah Luke lakukan?

Leo mengangguk, ia mencium pipi mamanya sebagai tanda kasih sayang.

"Ih, cium cium padahal udah punya pacar!"

Leo terkekeh, kemudian ia beralih mencium pipi Jeje, membuat pipi pemuda itu memerah lucu.

"Ugh! Pipinya merah! Gemes!" Pekik Laude.

Jeje menunduk malu, coba saja ini bukan rumah sakit, Leo sudah akan menciumi seluruh wajah Jeje.
_______________

Tbc...

Eid mubarak semuanya🙏

Kalau misalnya author ada salah kaprah, author minta maaf ya rakyat hehehe.

Vote+komen+follow!

KAKEL||ENDWhere stories live. Discover now