HA-VA [2]

114 91 227
                                    

Hai guys👋
Jangan lupa follow akun ini ya💜

Hai guys👋Jangan lupa follow akun ini ya💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam menunjukan pukul 18.00 malam, Vanilla baru saja pulang dari mengerjakan tugas kelompoknya di rumah Lilie. Kaki jenjangnya melangkah perlahan memasuki pekarangan rumah yang terlihat agak gelap, hanya terlihat lampu warna-warni yang sedang berkedip dengan indahnya di teras rumah yang bercat putih tersebut.

Vanilla lalu memegang handle pintu rumahnya dan mendorongnya masuk, saat ia sudah berada di dalam rumah. Ia di kejutkan oleh seorang pria yang berdiri tak jauh darinya, sedang menatap marah ke arahnya.

"Kenapa baju ini ada di kamarmu?" tanya pria itu dengan raut wajah yang menahan kemarahan

"Papah, Van-vanilla hanya"

"JAWAB, KENAPA BAJU INI ADA DI KAMARMU?" teriak pria itu seaya mendekat ke arah Vanilla

"Ma-maaf pah, Vanilla hanya kangen sama bunda. Jadi, Vanilla ambil bajunya bunda untuk menghilangkan rasa kangennya Vanilla" ucapnya lalu menitikan air matanya

Tanpa menjawab perkataan Vanilla, pria itu berjalan lebih dekat ke arah Vanilla dan

Plak..

Pria itu melayangkan tamparan ke wajah Vanilla yang tengah menatapnya. Akibat tamparan yang begitu kuat, Vanilla sampai jatuh terhuyung ke samping dan terlihat di ujung bibirnya sedikit terluka dan mengeluarkan darah segar.

"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG, JANGAN PERNAH MENGINJAKAN KAKIMU DI KAMAR ISTRI SAYA. APA KAU LUPA? KAU YANG SUDAH MENYEBABKAN ISTRI SAYA MENINGGAL. DASAR BOCAH PEMBUNUH"

"Ma-maaf Pah"

Dengan kasarnya tangan pria itu menarik lengan Vanilla dan menyeret tubuh sang gadis menuju ke sebuah ruangan yang begitu berantakan dan sangat gelap.

Begitu sampai di gudang, pria itu mendorong tubuh Vanilla dengan kuat. Hingga Vanilla jatuh dan tubuhnya membentur sebuah kursi yang ada di dalam gudang.

"Dengar baik-baik, Maaf mu yang kotor itu tidak akan pernah bisa mengembalikan istri saya" lalu membanting pintu gudang dengan kuat, hingga menyebabkan suara bantingan yang begitu keras.

Vanilla berlari ke arah pintu gudang "Pahh, buka pintunya. Vanilla takut," seraya menggedor-gedor pintu gudang

Dengan tubuh yang perlahan beringsut ke bawah,"Salah Vanilla apa pah? Vanilla hanya rindu sama bunda" ucapnya dengan air mata yang sudah meluruh dengan deras

Di sela-sela tangisannya dalam gudang yang begitu gelap, tiba-tiba Vanilla merasakan ponselnya bergetar di saku roknya. Dengan suara isakkannya yang masih terdengar, Vanilla lalu merogoh saku roknya dan mengambil ponselnya.

Di layar ponselnya terterah sebuah panggilan masuk dari Arsenal, kakak pertamanya Vanilla.

Dengan tangan gemetar, Vanilla menerima panggilan itu "Hallo kak," ucap Vanilla menahan tangisannya.

HA-VA [ON GOING]Where stories live. Discover now