HA-VA [20]

16 8 4
                                    

Sinar fajar telah merajai langit ufuk timur, sinarnya mulai menerangi seluruh penjuru kota, memberikan kehidupan bagi makhluknya di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar fajar telah merajai langit ufuk timur, sinarnya mulai menerangi seluruh penjuru kota, memberikan kehidupan bagi makhluknya di dunia.

Minggu pagi ini udara begitu segar dan langit terlihat bersahabat bagi para orang-orang yang ingin menjalankan aktifitas di pagi ini.

Pagi ini Vanilla tengah bersiap untuk pergi bekerja ke toko roti milik sepupunya Lilie, tak terasa Vanilla sudah bekerja di toko itu selama 1 minggu.

Vanilla mengayuh sepeda dengan kencang melewati kerumunan orang yang sedang berolahraga di taman. Sesekali beberapa tetangga yang bertemu di taman itu menyapanya.

"Vanilla, kesiangan ya?" teriak salah satu anak cowok yang merupakan tetangga dekatnya. Vanilla yang melihat ke arah anak cowok itu hanya membalas sapaannya dengan lambaian tangan sebelum ia kembali fokus pada jalanan. Vanilla terus mengayuh sepedanya sembari sesekali melihat melihat ke langit, matahari sudah tinggi.

"Semoga, Nilla gak terlambat" ucapnya seraya menatap jam tangannya yang sudah menunjukan pukul setengah delapan pagi.

Jalanan taman tengah ramai dengan lautan manusia yang sedang berolah raga atau hanya sekedar jalan-jalan pagi. Vanilla harus pintar-pintar mengendalikan sepedanya, ia meliuk-liuk sepedanya untuk menghindari orang-orang. Beberapa orang tercekat melihat Vanilla hampir saja menabrak mereka. Vanilla hanya tertawa sembari meminta maaf. Butuh waktu tiga puluh menit dari rumahnya untuk sampai ke tempat kerjanya.

Sesampainya di toko, Vanilla memarkirkan sepeda miliknya tepat di halaman toko tersebut yang menjadi tempat parkir untuk kendaraan para pelanggan. Terlihat di dalam toko sudah ada beberapa orang yang tengah memesan atau memakan roti di mejanya.

Vanilla bergegas masuk ke toko, ia lalu pergi ke meja kasir untuk menyapa iko dan meminta maaf karena ia terlambat lima menit.

"Bang Iko, maaf ya. Nilla telat lima menit." ucapnya pada Iko yang tengah melayani pembeli.

"Iyaa gak papa Van, yaudah ke dapur sana bantuin Aksya buat adonan" perintahnya seraya memberikan apron milik Vanilla.

"Oke siap bang" kata Vanilla bersemangat.

Vanilla bergegas melesat masuk ke dapur, di sana ada pegawai lain sekaligus rekan kerjanya. Aksya, pemuda tinggi jangkung berkulit sawo matang dengan rambut rapi terbelah dua yang sedikit mengkilat. Penampilannya yang rapi dan bersih itulah yang sering membuat pelanggan wanita terpikat dengannya. Aksya tersenyum menyapa ketika ia melihat Vanilla masuk ke dapur.

"Tumben baru datang Van," tanya Aksya yang melihat Vanilla sedang memakai apronya.

"Iya kak, tadi bangun kesiangan terus juga hampir nabrak orang pas lagi lewat taman" sahutnya yang membuat Aksya geleng-geleng kepala dengan rekan barunya itu.

Dengan cekatan Vanilla mengambil tempat adonan kue, dan mulai memasukan satu-persatu bahan yang sudah di sediakan oleh Aksya. Sesaat setelah Vanilla meracik adonannya dan selesai mencampur semua bahan. Vanilla segera memasukan adonan yang sudah jadi ke pencetakan lalu memasukannya ke oven.

HA-VA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang