HA-VA [11]

8 7 1
                                    

Hava mencelupkan handuk kecil yang di ambilnya dari kamar Vanilla ke dalam baskom yang berisi air hangat untuk mengompres memar yang ada di lengan Vanilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hava mencelupkan handuk kecil yang di ambilnya dari kamar Vanilla ke dalam baskom yang berisi air hangat untuk mengompres memar yang ada di lengan Vanilla.

Hava dengan pelan dan telaten mengusap memar Vanilla mengunakan handuk dan sesekali ia memperhatikan raut kesakitan yang tertera di wajah Vanilla.

"Kapan dia melakukan ini?" tanya Hava

"Kemarin, sewaktu Nilla pulang dari mall. Kak Hava, Kak Ava inget kan sama wanita yang nanganin kasusnya bunda?" tanya Vanilla

"Kak Asya?"

"Mungkin, Nilla gak terlalu hafal namanya. Kemarin dia kesini" jawabnya yang masih memperhatikan Hava yang sedang mengompresnya.

"Dia kesini, buat nyampein hasil dari kasusnya bunda"

"Ohh, terus hasilnya gimana?" tanya Hava

"Kak Asya bilang....,"

"Bilang apa?"

"Kalau kasusnya bunda murni karena bunuh diri dan kasusnya bunda resmi di tutup kemarin" ucapnya seraya menunduk dengan menahan tangis kekecewaannya.

Hava menghentikan sejenak aktivitas mengobati lukanya Vanilla, ia menatap kekasihnya yang sedang tertunduk itu. Tanpa berkata lagi Hava langsung menarik Vanilla kedalam pelukannya.

"Ava tau kamu pasti sedih dengan berita ini, nangis aja di pundak Ava. Keluarin semua sesak yang Vanilla rasakan, Ava siap denger cerita Nilla dan menjadi tempat berbagi kesedihannya Vanilla"

Vanilla menerima pelukan Hava dengan kuat, Ia menyembunyikan wajahnya di pundak Hava dan menangis mengeluarkan sesak yang ia simpan sendirian selama ini.

Hava mengusap pelan punggung Vanilla, ia juga dapat merasakan betapa hancurnya hati Vanilla saat ini setelah ia mendapat kabar seperti itu.

"Vanilla tau bunda seperti apa kak Ava, bunda orangnya baik, Vanilla yakin kalau bunda gak melakukan hal itu." ucapnya yang di iringi tangisan di pelukan Hava

Hava kembali mengusap punggung kepala Vanilla "Iya, Ava juga tau seperti apa tante Tamara waktu beliau masih hidup. Ava juga yakin kayak Vanilla kalau tante Tamara gak akan melakukan hal buruk seperti itu,"

"Vanilla tenang ya, Ava dan yang lainya akan bantu agar kasus ini di buka lagi dan mencari tahu motif sebenarnya dari kecelakaan ini"

Vanilla melepaskan pelukannya dan menatap Hava dengan mata yang sembab akibat menangis.

"Kak Ava janji bakal bantuin Vanilla?" tanyanya dengan suara yang serak

Hava mengangguk dan mengusap pipi Vanilla yang basah "Iya Ava janji" lalu kembali memeluk Vanilla erat.

♥ ♥ ♥

Saga, Ruel, Genta dan Clay kini sedang berada di markas mereka. Mereka masih mendiskusikan tentang tanggal yang tertera di Amplop hitam itu.

HA-VA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang