Chapter 4

3.5K 257 20
                                    

Jisung terbangun dari tidurnya, mengerjapkan matanya perlahan melihat sekeliling ruangan yang sangat asing baginya saat ini.

Walau merasa agak pusing dikepalanya Jisung memaksakan dirinya untuk duduk dan terus mengamati ruangan tersebut.

"Perasaan ini bukan kamar tidur gue deh, bukan kamarnya Echan,Renjun atau Chenle juga.Ini gue dimana? Gue nggak diculikkan ini? Huhu mama papa maafin jwii kalau jwii banyak salah."Jisung mulai bergumam dengan sedih dalam hatinya.

Tiba-tiba kilatan memori semalam terlintas
dipikirannya. Saat ia mendengar kedua
orangtuanya bertengkar, saat ia melajukan
mobilnya dan berakhir disebuah bar, dan saat ia menelpon pak Jaemin. Dosen yang sekaligus adalah papa gulanya dan kejadian memalukan itu, dimana ia yang memulainya.

"Aku menginginkanmu malam ini daddy,buat aku lupa atas apa yang membuatku sedih malam ini"

Kata-kata itu semakin menghantam telak
kesadaran Jisung pagi ini. Dengan secepat kilat, pemuda manis itu melihat keadaan dirinya sekarang dan bernafas lega saat melihat pakaian yang digunakan tetaplah utuh, tidak ada tanda-tanda kalau mereka melakukan hal yang berbau dewasa.

Jisung beranjak dari kasur itu dan melangkah pelan kearah cermin melihat wajahnya, dan terpaku saat melihat tanda merah yang begitu kentara diperpotongan leher putihnya.

"Si anying, emang goblok banget gue. Ini gimana nutupinnya? Alamat diceng-cengin para makhluk dakjal merangkap sahabat gue nih." Jisung bergumam frustasi.

"Mana malu juga kalau ketemu pak Jaemin, kenapa sih gue kalau mabuk jadi agresif banget." Jisung udah mau nangis aja sambil terus ngeliat bekas kissmark itu.

Sedang merutuki dirinya yang begitu agresif semalam sampai ia tak menyadari bahwa seseorang telah membuka pintu kamar itu dan melangkah mendekatinya yang sedang berdiri didepan cermin.

"Sudah bangun baby? Apakah kepalamu terasa pusing?" Jaemin memandang lekat Jisung dan membenarkan tatanan rambut Pemuda manis itu yang berantakan.

"Su-sudah pak, kepala saya memang sedikit pusing." Jisung berujar gugup.

"Daddy! Panggil aku Daddy, kalau kita sedang berdua Baby."

"Baik Daddy, maaf."

"Hanya belum terbiasa, jangan meminta maaf baby. Sekarang bersiap-siaplah untuk kekampus, kita akan berangkat bersama."

"Tapi Daddy, pakaianku tidak ada disini.Aku tidak mungkin memakai pakaian ini lagi."

"Tenang baby, semuanya sudah dipersiapkan dengan baik. Meragukan papa gulamu ini?" Jaemin mengedipkan matanya kearah Jisung.

"Aku tidak meragukan daddy, maaf." Jisung lagi-lagi meminta maaf.

"Jangan menggemaskan seperti itu baby dan jangan meminta maaf terus, kalau daddy mendengar lagi kau meminta maaf maka daddy akan menciummu sampai kehabisan nafas. Kau mau?"

Jisung langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, semalam saja rasanya masih nyata dibibir apalagi kalau sekarang dicium lagi Jisung bisa-bisa pingsan.

"Kalau begitu bersihkan dirimu dan bersiaplah, daddy akan menunggumu untuk sarapan bersama."Ucap Jaemin tersenyum lalu mencium pipi Jisung dan beranjak keluar dari kamar itu.

Jisung tak tahu mengapa jantungnya berdegup kencang lagi sekarang dan dapat dilihat didepan cermin sana wajahnya memerah seperti tomat masak.

Jisung lagi-lagi menggelengkan kepalanya, mengusir rasa itu dan melangkahkan kakinya untuk bersiap-siap.

Sarapan pagi itu sangat hening, Jisung yang makan dengan gugupnya bercampur pusing serta masih mengantuk dan Jaemin yang menatap intens Jisung seakan-akan Jisung adalah sarapan pagi yang tidak boleh dilewatkan begitu saja oleh lelaki tampan itu.

Papa Gula. [Re-publish]🔞Where stories live. Discover now