Chapter 22

1.4K 118 4
                                    

'Menikahlah denganku!'

'Menikahlah denganku!'

'Menikahlah denganku!'

Kata-kata itu terus terngiang di telinga Jisung, membuatnya hampir tak fokus melakukan apapun dari pagi hari hingga menjelang siang dan hal itu tak luput dari perhatian sahabat-sahabatnya.

Lamaran Jaemin belum langsung di jawabnya saat malam itu juga, dia sangat terkejut dan tak tau harus menjawab apa. Dan Jaemin pun mengatakan kalau ia tak harus menjawabnya saat itu juga, Jaemin masih memberi waktu untuknya hingga ia
siap dan memberi jawaban.

Tak ada yang membuatnya berpikir dua kali saat mendengar lamaran Jaemin, ia sangat mengetahui dengan jelas bahwa kekasih super tampannya itu benar-benar serius padanya. Jadi seharusnya ia tidak perlu berpikir terlalu keras bukan? Karena jawabannya sudah pasti ia miliki.

"Jie, Jisung." Suara Renjun membuyarkan
lamunan Jisung.

"Hah, kenapa?" Tanya Jisung.

"Nanya kenapa lagi? Lihat jalannya dong Jie, lo hampir nyebur ke kolam tuh." Haechan menunjuk kolam di depan Jisung.

"Oh.." Jisung hanya beroh ria dan melangkah kan kakinya menjauh dari kolam dan duduk disebuah kursi panjang.

Renjun, Haechan dan Chenle hanya
menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Jisung. Mereka pun ikut duduk di kursi panjang yang Jisung duduki.

"Jie .." suara Chenle memanggil nama Jisung, membuat pemuda manis itu menoleh ke arahnya.

"Apa?"

"Dari pagi sampai sekarang kita perhatikan
lo sering banget melamun. Ada apa? Apa ada masalah? Kita udah sering bilang kan sama lo, lo bisa berbagi apapun itu sama kita."

"Huft ..." Jisung menghebuskan nafasnya sejenak. "Pak Jaemin semalam ngelamar gue."

"Hah? Beneran lo Jie? Lo jawab iya kan ?"
Haechan terlihat sangat antusias. Dia tidak
menyangka pak Jaemin akan melamar Jisung secepat itu.

"Tidak..."

"Anjir, lo nolak pak Jaemin? Pak Jaemin kurang apalagi?" Chenle bertanya, tak habis pikir kalau sampai Jisung menolak pak Jaemin.

"Bukan gitu lumba-lumba, suara lo kenceng banget astaga. Gue cuma belum ngasih jawaban aja ke pak Jaemin." Ujar Jisung sambil mengusap telinganya, suara Chenle bisa bikin budek seketika.

"Ckk" Renjun berdecak "apalagi yang membuat anak buna yang gemesin ini berpikir dua kali sih? Lo dan kita tau banget kalau pak Jaemin itu cinta mati sama lo, lihat aja dari tingkah dan cara dia natep lo Jie .. pak Jaemin cintanya tulus banget sama lo."

"Benar banget yang dibilang Renjun. Lo jangan ragu sama pak Jaemin, dia serius banget sama lo. Dia milih lo, berarti dia udah yakin banget kalau lo yang terbaik buat dia. Jangan takut karena pernikahan mama papa lo yang gagal, lo sendiri bilang kan kalau mereka berdua sama sekali tak
saling mencintai .. beda sama lo dan pak Jaemin, kalian berdua sama-sama saling cinta." Haechan menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

Jisung terdiam, dia merenungi semua perkataan sahabatnya.

"Iya, lalu apa? Sudah pasti jawabannya iya kan.. kenapa harus menundanya lagi?"

Jisung tersenyum memandang para sahabatnya.

"Thanks banget ya, gue sayang banget sama kalian."

"Kita juga sayang banget sama lo bayik gede. Bayik gede kita yang udah dilamar sama papa gulanya." Mereka berucap serempak dan mengusak rambut
Jisung.

Tak terasa sudah seminggu mereka berlibur di kota Paris, dan besoknya mereka sudah harus kembali ke Korea lagi.

Jaemin dan Jisung saat ini sedang duduk diteras kamar mereka yang menampilkan
suasana malam kota Paris yang sangat indah, keadaannya sangat tenang karena semua orang telah tertidur lelap.

Duduk berdua dikursi panjang dengan Jisung yang berada di pelukan Jaemin, punggungnya menyandar di dada bidang kekasih tampannya. Terdapat selimut tebal yang membungkus tubuh mereka berdua, melindungi tubuh mereka dari dinginnya angin malam.

Jisung menyandarkan kepalanya ke dada bidang Jaemin, saat kekasih tampannya itu mencium pucuk kepalanya lalu semakin memeluk tubuhnya erat.

Jisung teringat pembicaraannya tadi siang
bersama para sahabatnya. Dia sedikit mendongak menatap wajah tampan Jaemin.

"Emm daddy..?"

"Ya?" Jaemin balas menatap Jisung yang
terlihat gugup, kekasih manisnya itu melepas pelukan mereka berdua dan duduk berhadapan dengannya.

"Ada apa hmm?" Jaemin menatap kekasih
manisnya itu dengan pandangan penuh cinta.

"Daddy, jangan menatapku seperti itu. Daddy terlihat sangat tampan sekarang." Jisung berucap malu-malu tak ingin menatap Jaemin, pipinya bersemu merah.

Jaemin melihat Jisung yang bertingkah menggemaskan seperti itu mati-matian menahan diri untuk tidak menerkam kekasih manisnya sekarang. Ia pun hanya mengusap pipi gembil milik Jisungnya dan tersenyum.

Jisung menggigit bibir bawahnya gugup. Ia
membuka salah satu gelang miliknya dan
membuatnya menjadi lingkaran kecil berbentuk cincin. Ia menarik tangan Jaemin dan kemudian gelang yang sudah ia bentuk menyerupai cincin itu ia pasangkan ke jari manis Jaemin.

"Daddy, ayo menikah!"

Jisung berucap dalam satu tarikan nafas. Wajahnya memerah sampai ke telinga, dia bahkan menolak menatap wajah Jaemin karena terlalu malu.

Jaemin tersenyum tipis, ia menarik pinggang ramping Jisung agar lebih dekat dengannya. Tanpa berkata apapun, Jaemin menangkup kedua pipi gembil Jisung menggunakan tangannya dan
mencium pemuda manis itu. Jaemin menyalurkan semua perasaan bahagianya dalam ciuman itu, membiarkan lengan Jisung mengalung dilehernya sedangkan lengannya sendiri semakin memeluk pinggang ramping milik kekasih manisnya erat.

Jantungnya meletup-letup bahagia saat Jisung balas melumat bibirnya sama dalamnya.

"Mmphhh ..."

Dengan tak rela Jaemin melepas ciumannya, saat Jisung memukul dadanya pelan karena membutuhkan pasokan oksigen.

Saat ciuman terlepas, retina hitam yang berbinar dan senyuman manis milik Jisung yang ia lihat. Ia tersenyum dan kembali mengecup bibir mengkilap milik kekasih manisnya dengan pandangan yang masih tertaut.

"Terima kasih karena sudah memilihku dan
mencintaiku sebesar ini daddy." Jisung menyentuh rahang tegas Jaemin dengan lembut. Mata indahnya itu tampak berkaca-kaca, namun bibir penuh kemerahan itu tersenyum begitu indah.

Hanya satu kata yang ada dalam benak Jaemin saat menatap Jisung sekarang.

'Cantik.'

Lelaki tampan itu meraih tangan Jisung dan
mengecupnya.

"Terimakasih juga sudah mau menerima lamaran daddy. Saat urusan pekerjaan daddy selesai, dua minggu lagi daddy akan menemui kedua orang tuamu sweetheart."

TBC.

Papa Gula. [Re-publish]🔞Where stories live. Discover now