Chapter 26

3.4K 192 72
                                    

Jisung mulai terjaga dari tidurnya. Menoleh kearah sisi ranjang disebelahnya, dan tidak mendapatkan kekasih tampannya itu berada disana. Ia lalu terduduk dan memperhatikan tubuhnya yang sudah terbalut kemeja kebesaran milik Jaemin.

Jisung turun dari ranjang dan mulai berjalan keluar dari kamar setelah mengganti pakaiannya dengan baju kaos dan celana training panjang. Suasana
sepi yang menyambutnya pagi itu, Jisung tidak menemukan para maid Jaemin sama sekali.

"Huh.. Siapa?"

Jisung berucap pelan. I mendengar suara yang berasal dari dapur mansion mewah milik Jaemin. Ia akhirnya berjalan pelan kearah dapur untuk memeriksa.

"Daddy?" Jisung saat lega melihat Jaemin yang sedang sibuk didapur.

Jaemin menoleh lalu tersenyum.

"Rupanya sudah bangun. Duduklah Baby, Daddy sudah menyiapkan sarapan untukmu."

Jisung menggelengkan kepalanya. Pemuda manis itu melangkah kearah kekasih tampannya itu dan memeluk tubuh kokoh Jaemin dari belakang.

"Daddy tidak pergi bekerja?" Jisung penasaran, pasalnya kekasih tampannya itu mengatakan kalau ia akan sibuk akhir-akhir ini.

"Daddy menunda semua jadwal Daddy untuk minggu depan." Jaemin membalikkan tubuhnya dan kembali memeluk tubuh ramping Jisung, matanya memandang Jisung dalam.

"Apa tidak masalah?" Jisung bertanya lagi.

"Kau lebih penting untuk Daddy. Pekerjaan itu bisa dikerjakan nanti." Jaemin menangkup kedua pipi gembil Jisung dan mengelusnya lembut, lalu mendekatkan wajahnya mengecup dahi Jisung sayang.

"Apa ada yang menganggumu Baby? Kau bisa mengatakannya pada Daddy."

Jisung menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Aku baik-baik saja. Sekarang kita harus sarapan, aku sudah sangat kelaparan Daddy." Jisung merenggut lucu dan menarik kekasih tampannya itu kearah kursi meja makan.

Jisung duduk dengan tenang dan memakan sarapannya dalam diam, membuat Jaemin memandang Jisung heran, sepertinya ada sesuatu yang menganggu kekasih manisnya itu.

"Apa masakan Daddy tidak enak?" Tanya Jaemin, sengaja membuka obrolan saat Jisung sama sekali diam tidak berbicara.

"Enak." Jawab Jisung jujur.

"Benarkah?"

"Iya Daddy."

Jaemin menarik tangan kiri Jisung dan
menggenggamnya lembut.

"Apa Daddy melakukan kesalahan?" Pertanyaan Jaemin membuat Jisung menoleh kearahnya.

"Tidak. Daddy sama sekali tidak melakukan
kesalahan apapun."

"Baiklah. Tapi apapun yang mengganggumu, kau bisa bicarakan itu kepada Daddy. Dan satu lagi, jangan menyembunyikan apapun dari ku."

Jisung mengangguk dan kembali memakan sarapannya.

Atas permintaan Jisung, mobil mewah Jaemin yang membawa mereka berdua berhenti tepat didataran berpasir pada pukul 9 malam.

Jisung tersenyum saat kekasih tampannya
itu membukakan pintu mobil untuknya lalu menghalau kepalanya agar tidak terbentur dengan sisi bagian atas mobil, tak lupa juga Jaemin memakaikan jaket tebal pada tubuh Jisung agar kekasih manisnya itu tidak merasa kedinginan.

Keduanya lalu memilih duduk di pasir yang
berjarak beberapa meter dari bibir pantai, setelah beberapa menit berjalan menyusuri pantai membasahi kaki mereka dengan air laut, ditemani cahaya rembulan yang memantulkan cahaya kilau-nya pada permukaan air laut.

Jisung terdiam menatap langit malam, tatapannya pergi menerawang entah kemana.

"The moon is beautiful isn't it?" Mendengar ucapan Jaemin membuat Jisung tersenyum tipis, ia mengalihkan tatapannya dari langit malam itu dan menatap kekasih tampannya yang ternyata sedang asik memandangi sisi wajahnya sedari tadi.

Jisung menundukkan kepalanya. Menjilat bibirnya yang tiba-tiba terasa kering lalu pandangannya ia alihkan ke arah pantai, menikmati deburan ombak yang sesekali memukul pasir dengan lembut.

"No Daddy. I think ... the sunset is beautiful isn't it?" Jisung bergumam pelan, kembali menatap Jaemin dengan lembut.

Jisung menghela nafas pelan mendapati
kekasih tampannya itu sama sekali tak kunjung menatapnya lagi. Kembali menatap langit malam, Jisung pun tersenyum miris.

"Daddy, ayo pulang."

Jisung bangun berdiri dan menepuk-nepuk bagian celananya yang terkena pasir laut saat ia duduk tadi.

Namun, saat pemuda manis itu akan beranjak pergi, Jaemin menariknya dengan tiba-tiba hingga tubuh Jisung limbung dan terjatuh tepat diatas tubuh tegap kekasih tampannya itu.

"Kau menyembunyikan sesuatu dari ku? Apa kau ingin meninggalkan ku?" Jaemin bertanya, menatap mata Jisung yang bergerak gusar.

"Tidak ada yang aku sembunyikan darimu Daddy. Percayalah ..."

"Tatap mataku saat bicara, dan bilang kalau kau tidak menyembunyikan apapun dariku." Perintah Jaemin saat Jisung terus-terusan menolak kontak mata yang akan terjadi diantara mereka.

"Sudah ku bilang, tidak ada yang kusembunyikan darimu!" Suara Jisung sedikit meninggi. Ia langsung mendorong tubuh Jaemin, lalu berjalan meninggalkan lelaki tampan itu.

"Aku mengantuk, sebaiknya kita pulang." Jisung hendak membuka pintu mobil saat Jaemin kembali menariknya dan membawanya dalam sebuah ciuman, melumat bibir plum Jisung dengan tergesa.

Jisung hanya bisa pasrah saat Jaemin mendorong pelan tubuhnya kedalam mobil, ia mengerang tertahan saat Jaemin kembali mempertemukan kedua belah bibir itu, menyentuhnya dan memasuki dirinya malam itu juga.

Ditemani suara deburan ombak dan cahaya sang rembulan. Setidaknya, biarkan Jisung merasakan Jaemin didalam dirinya untuk yang terakhir kalinya.

****

Jisung menatap kekasih tampannya yang sudah terlelap. Punggung kokoh yang tak terbalut apapun itu terlihat jelas dipandangan matanya, Jisung tersenyum dan mengusap punggung kokoh milik lelaki yang sangat ia cintai itu.

Ia menoleh, melihat ponselnya saat sebuah chat masuk. Ia mendongak berusaha menahan sesuatu yang akan keluar dari pelupuk matanya, semuanya terasa begitu sakit dan berat baginya.

Jisung pun membalas chat yang masuk itu lalu bergegas mengenakan pakaiannya dengan gerakan hati-hati agar tidak membangunkan Jaemin yang terlelap. Ia membelai rambut kekasih tampannya itu atau mungkin akan menjadi mantan kekasihnya itu dengan pelan, lalu menciumnya dengan begitu lembut.

"Satu hal yang harus kau tahu Daddy. I love you. I love you more than you know..." bibir Jisung bergetar, ia menghela nafasnya pelan. Mengusap air matanya yang jatuh pada pipi gembilnya kasar.

Setelahnya Jisung beranjak membuka pintu mobil dengan perlahan, membalikkan tubuhnya menatap Jaemin sekali lagi. Ia akan pergi tanpa membawa
apapun, membiarkan sisa dirinya tertinggal bersama Jaemin.

Menutup pintu mobil Jaemin dengan perlahan. Jisung langsung berlari kearah sebuah mobil yang sudah menunggunya disana beberapa menit yang lalu, membuka pintu mobil itu dan langsung memeluk orang  yang berada didalamnya lalu menumpahkan semua tangisan pilunya saat menjelang pagi.

TBC.

The moon is beautiful isn't it?  => 'I love you'

The sunset is beautiful isn't it? => 'i love you but i'm letting go'

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Papa Gula. [Re-publish]🔞Where stories live. Discover now