"Acara TV sekarang kenapa nggak ada yang asyik, sih!"
Seol Yoon A atau yang biasa dipanggil Sullyoon, tak berhenti mengeluh sedari tadi.
Bosan memainkan ponselnya, Sullyoon yang tengah berada sendirian di rumah memutuskan untuk menonton televisi. Berharap akan ada sesuatu yang bisa mengusir kebosanannya.
Sialnya, sudah 15 menit ia terus mengganti-mengganti channel untuk mencari program yang bagus, ia masih tak juga menemukannya.
Hendak mengambil ponselnya yang berada di atas meja, Sullyoon mengulurkan tangannya. Sayangnya, perasaan ingin ke kamar mandi tiba-tiba menyerang.
"Ck!" decak Sullyoon yang kemudian bangkit dari tempat duduknya.
Sullyoon langsung berlari ke arah kamar mandi yang berada di ujung rumah, dekat dapur.
Belum sempat Sullyoon sampai di tempat tujuannya, langkahnya mendadak terhenti.
Kepalanya mendongak. Bola matanya melebar. Ia melihat sosok yang tak jelas apakah laki-laki atau perempuan. Wajah pucat pasi dengan tubuh yang sangat tinggi bahkan hampir mencapai langit-langit rumahnya, tersenyum ke arah Sullyoon dengan lidah yang menjuntai hingga ke bawah lantai.
Sempat membeku beberapa saat, Sullyoon memutuskan untuk tidak jadi ke kamar mandi. Ia memilih berlari menjauh dari sana dan kembali ke ruang tengah.
Diambilnya bantal sofa untuk menutupi kepala dan wajahnya. Sullyoon meringkuk penuh rasa takut.
Tidak.
Sullyoon tidak menangis. Tidak juga berteriak.
Sullyoon terlalu takut sampai saking takutnya ia tak berani membuka mulut dan mengeluarkan suara.
Dan puncak ketakutannya bertambah tatkala ia merasakan sebuah usapan di puncak kepalanya.
Siapa...
Itu tangan siapa...
p.s tambahan dari pengirimcerita
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
