˚ ₊ dua ˚ ₊

618 109 92
                                    

Chapter 2: "Reuni SD"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 2: "Reuni SD"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Kelas 3 SD.

Masa ini merupakan masa di mana anak-anak sering menghabiskan waktu bermain bersama teman, tak terkecuali Yeona. Sebagian besar ia habiskan masa kecilnya bermain bersama Haewon.

Yeona dan Haewon sudah bersahabat sejak awal masuk SD. Mereka saling berbagi rahasia, canda dan tawa. Namun sayangnya, persahabatan mereka tidak bertahan lama sejak Haewon tiba-tiba menjauhinya.

Yeona sama sekali tak mengerti apa yang salah pada dirinya sehingga menyebabkan Haewon menjauh darinya. Dan yang lebih parahnya lagi, Haewon menghasut semua cewek di kelas untuk ikutan menjauhinya.

Yeona yang biasanya makan siang bersama Haewon, lantas makan sendirian. Ia sering ditinggalkan saat hendak ganti seragam olahraga. Saat yang lainnya mengganti seragam di ruang ganti, Yeona terpaksa mengganti seragamnya di toilet. Sendirian.

Yeona serasa dikucilkan, tapi ia sama sekali tidak sedih. Yang membuatnya sedih adalah sang sahabat yang tiba-tiba berubah. Gadis itu tak masalah jika orang lain menjauhinya, tapi bakal beda cerita jika yang menjauhinya adalah sahabatnya sendiri.

Suatu hari, Yeona tak sengaja menemukan anak kucing yang terlantar di pinggir jalan. Kucing tersebut berbulu oranye dengan iris mata kehijauan. Sungguh kucing yang menggemaskan.

Yeona merasakan ketertarikan aneh saat melihat kucing itu. Si oranye ditelantarkan dan kesepian tanpa tuan, sama seperti dirinya yang sendirian tanpa teman.

Yeona memutuskan untuk merawatnya dan menamakan kucing oren tersebut dengan nama Mimi. Mimi selalu berada di sisinya, seperti menemankan Yeona belajar hingga tertidur. Ia jadi lebih menyukai kebersamaannya dengan sang kucing ketimbang manusia.


Suatu hari, kala matahari sedang bersinar terik, Yeona gelisah dan cemas karena Mimi tak pernah pulang ke rumah. Sudah dua hari Mimi belum pulang. Mangkuk plastik masih penuh dengan makanan kucing yang tak terjamah sedikit pun.

Kemudian Yeona berkeliling mencari Mimi. Dari pekarangan rumahnya sampai ke ujung komplek, ia masih tak menemukan kehadiran kucing oren itu.

Yeosang berkata bahwa jauh hari Mimi sudah sakit dan mungkin saja sudah mati. Tapi, Yeona menolak mentah-mentah gagasan itu. Ia menganggap bisa saja kucing sedang mengalami masa kawin, sehingga Mimi sedang mencari pasangan.

Namun, sudah seminggu lebih kucing orennya tidak pulang. Yeona mulai berpikiran bahwa ucapan Yeosang benar, Mimi sudah mati. Entah karena sakit atau kena tabrak. Memikirkannya membuat hati Yeona merasa sakit.

Gadis itu jadi sangat sedih karena satu-satunya makhluk yang menjadi temannya kini sudah pergi. Lantas, Yeona meneteskan air mata dan bersumpah akan menjadi dokter hewan.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now