˚ ₊ sembilan belas ˚ ₊

388 75 40
                                    

Chapter 19: "Haewon"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 19: "Haewon"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Berbekal izin ke minimarket, Yeona keluar dari rumah dan mengunci pintunya. Memasukkan kunci ke dalam saku hoodie hitamnya. Ia mengenakan celana training abu-abu dan topi hitam. Sekarang sudah jam sepuluh malam.

Di luar pagar rumahnya, Jungwon sudah menunggu. Lengkap dengan motor gede dan helm full face berwarna merah. Cowok itu mengenakan pakaian serba hitam. Jaket kulit hitamnya seakan menambah ketampanannya.

Yeona merasa wajahnya memanas. Untunglah topi yang melekat di kepalanya berhasil menutupi rona kemerahan di pipinya.

Jungwon turun dari motornya. Berjalan mendekati Yeona. Ia melepas topi milik Yeona.

"Kita berangkat pake motor, jadi ganti pake helm."

Untuk beberapa detik, mereka saling bertatapan. Yeona langsung merebut topinya dari tangan Jungwon. "Sabar. Gue cari dulu helm dalam rumah."

Sementara langkah Yeona kembali ke dalam rumah, Jungwon tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Tak lama kemudian, Yeona datang dengan menggunakan helm berwarna hitam.

"Saatnya pergi."

———

Motor Jungwon terparkir di dekat pagar belakang sekolah. Tempat yang sama waktu mereka membolos. Hanya saja situasinya sekarang berbeda. Kalau kemarin mereka membolos, sekarang mereka menyusup.

Angin malam terasa sejuk dan menusuk. Sepinya jalan ditemani suara derik jangkrik dan cahaya kuning lampu jalan.

"Ini lo yakin rencana kita bakal berhasil?" tanya Yeona retorik. Ia tahu apa yang akan Jungwon katakan, tapi ia butuh mendengarnya lagi sebagai penenang atas kegugupannya.

Rencana mereka sebenarnya tidak terlalu sulit. Cukup bersembunyi di dekat ruang guru sampai Dohwan datang dan mengambil kunci jawaban UAS, yang nantinya akan Yeona rekam. Setelah itu di-upload ke sosial media dengan akun anonim.

"Nggak tau," Yeona hendak memprotes namun Jungwon segera menambahkan, "tapi kalau terjadi sesuatu, gue bisa pastiin lo gak bakal kenapa-kenapa."

Perkataan Jungwon sukses menghapus keraguannya. Kini mereka berdua berada di depan pagar. Cowok itu jongkok lalu menepuk punggungnya. "Buruan manjat."

Yeona merasa deja vu atas sikap Jungwon. Selanjutnya, ia naik ke atas pagar dengan bantuan Jungwon. Beberapa detik kemudian, cowok itu menyusul dan berdiri di sebelahnya.

Langkah keduanya mengendap-endap menuju gedung sekolah. Berjalan pelan sampai masuk ke koridor sekolah.

Diterangi sinar lampu yang temaram, koridor sekolah terlihat kosong. Mereka berjalan melewati satu per satu ruangan kelas yang terkunci dan gelap.

Perfect 505 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang