˚ ₊ enam ˚ ₊

525 102 125
                                    

Chapter 6: "Post Test MTK"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 6: "Post Test MTK"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Aroma samgyetang—sup ayam ginseng masakan Mama Yeona tercium sedap. Yeona duduk di sebelah kakaknya, mengambil nasi dan sepotong ayam.

Yeona mulai makan dengan lahap. Lidahnya mengecap rasa asin kuah kaldu dan empuknya daging ayam. Lezat. Semuanya sibuk menghabiskan makanan yang tersaji.

Yeona mengunyah masakan Mama sambil mengevaluasi hasil ulangan kimia. Tadi pagi ia memperoleh nilai 98 pada ulangan stoikiometri. Gadis itu menatap jawaban nomor empat yang angkanya tidak sempat ia bulatkan.

Yeona bersyukur mendapat nilai tinggi, namun itu tak berlangsung lama sebab Jungwon memamerkan nilai 100 dengan sikap arogannya yang khas. Untuk sesaat, Yeona bingung antara stoikiometri atau Jungwon yang paling ia benci.

Ia masih ingat bagaimana Jungwon tersenyum pongah sambil mengangkat bahu dan berkata, "Soal ulangannya terlalu gampang."

Grrrrrr

Pasti bakal memuaskan rasanya kalau Yeona menceburkan Jungwon ke lautan asam sulfat.

Yeona mempercepat makannya. Ia tak boleh membuang-buang waktu. Pokoknya habis ini ia bakal belajar dan mengalahkan Jungwon pada ulangan selanjutnya.

Tiba-tiba Mama membuka percakapan.

"Kak, bagaimana kuliahnya hari ini?"

Yeosang—kakak Yeona menelan makanannya. "Biasa aja, Ma. Tadi cuma dua matkul aja. Pulangnya sibuk kegiatan kampus."

"Seru kuliah akuntansinya?" tanya Mama. Ah, Yeona tahu bakal ke mana arah pembicaraan ini.

"Seru-seru aja sih, Ma. Dosennya juga baik. Seniornya juga ramah." jawab Yeosang.

"Tuh denger kata Abangmu, Yeona. Daripada jadi dokter hewan, mending kamu masuk akuntansi aja biar satu univ sama Abangmu."

Yeona menghela napasnya. Nafsu makannya mendadak lenyap. Pembicaraan ini tak akan ada habisnya. Sudah dari dulu Mama menekan Yeona untuk masuk akuntansi, tapi Yeona selalu menolak. Beda dari sang kakak yang penurut, Yeona cenderung keras kepala dan memiliki impiannya sendiri.

“Gak mau, Ma. Aku pengennya masuk kedokteran hewan.” tolak Yeona.

“Kenapa? Kamu kan jago MTK, nilainya bagus dan pernah menang olimpiade. Harusnya gampang dong kalo masuk akuntansi. Kamu juga bakal gampang dapat kerjaan." jelas Mama.

Lagi-lagi argumen yang sama dan klise.

"Semua perusahaan perlu akuntan, Yeona. Mereka gak butuh dokter hewan. Lagian di luar sana udah banyak yang jadi dokter hewan." lanjut Mama.

“Iya, tapi akunya gak mau, Ma.” jawab Yeona, menahan emosi. 

“Astaga. Kamu tuh kenapa sih ngotot banget dibilangin. Apa susahnya nurutin kata Mama?” decak Mamanya.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now