˚ ₊ lima belas ˚ ₊

383 80 55
                                    

Chapter 15: "Konfrontasi"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 15: "Konfrontasi"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

"Cut."

Seusai video rekaman presentasi tersimpan, Jeongwoo mengacungkan jempolnya. "Oke, selesai."

"Berarti kerkomnya udah selesai, 'kan? Kalo gitu gue mau pulang dulu."

"Sip, hati-hati di jalan, Yeona. Ntar kalo videonya udah selesai gue edit, gue kabarin lagi." balas Jeongwoo.

Yeona mengangguk. Ia berjalan masuk ke ruang tamu untuk mengambil tasnya. Baru saja ia menapak kakinya di ruang tamu, Hikaru dan Hiyyih sama-sama terperanjat. Keduanya terlihat kaget seakan melihat hantu.

"Astaga, Yeona, coba kalo masuk ngasih tau dulu kek?! Hampir aja gue jantungan."

Hikaru mengangguk-anggukkan kepalanya, menyetujui ucapan Hiyyih. Yeona mengernyitkan dahinya heran. Lagi pula Hiyyih dan Hikaru cuma duduk santai, bukan sedang mencuri sofa rumah Jeongwoo.

Yeona mencangklong tasnya di bahu, "Videonya udah selesai. Gue pulang dulu."

Saat Hiyyih hendak membalas, tiba-tiba Haruto bangkit dari sofa. Ia melepas earphone dan merapikan rambutnya yang acak-acakan. "Lo Yeona anak fisika, 'kan?"

Pandangan Yeona dan Haruto bersirobok. Namun untuk beberapa detik, Haruto mengalihkan pandangannya.

"Iya. Lo Haruto, 'kan?"

Haruto mengangguk. "Kebetulan gue minta em... rekomendasi buku fisika?"

Haruto menyadari betapa canggung dan konyol ucapannya. Tentu saja buku olimpiade fisika ada di toko buku, dan kalau mau ia bisa saja bertanya langsung kepada pemilik toko, bukan kepada Yeona.

Lagipula sejak kapan Haruto tertarik dengan fisika?

"Buku fisika?" gumam Yeona.

Lelaki itu buru-buru menambahkan. "Yang dipakai buat pelatihan,"

Yeona tampak berpikir. Ia baru teringat kalau dirinya juga tidak memiliki buku terkait olimpiade fisika. Pertanyaan Haruto memicu keinginan untuk membelinya.

"Gak tau. Kebetulan gue belum beli," Yeona mengangkat bahunya.

"Lo mau beli? Kalo iya, mau bareng nggak?"

Ucapan Haruto sukses membuat Hiyyih dan Hikaru memelotot kaget. Rasanya apa yang mereka lihat saat ini seperti semacam adegan drama Korea.

Haruto menambahkan. "Di dekat halte depan kompleks kebetulan ada toko buku. Tapi kalo lo gak mau—"

"Boleh. Toh lagian searah."

"Oh, yaudah ayok."

Baik Yeona dan Haruto sama-sama keluar dari rumah Jeongwoo. Yeona duduk di kursi teras untuk memasang sepatunya. Tak lama kemudian Jeongwoo hendak masuk ke rumahnya dan kaget melihat Haruto berada di luar.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now