˚ ₊ tiga belas ˚ ₊

425 87 70
                                    

Chapter 13: "Kelas 2-2"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 13: "Kelas 2-2"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━


Dua alasan mengapa kantin menjadi spot terfavorit bagi murid adalah bisa membeli makanan atau cuci mata. Dua alasan ini juga bisa dijadikan satu. Membeli makan sekaligus cuci mata.

Gadis-gadis yang baru memasuki kantin langsung terpana melihat seorang cowok tampan. Cowok itu sedang sibuk memainkan ponselnya. Gadis-gadis itu tanpa malu membicarakannya.

"Haruto ganteng banget, ya?!"

"Bener, woi! Gue naksir berat sama dia."

"Kira-kira dia udah punya pacar belom, ya?"

"Udah. Sama gue."

"Bangun, Dek, masih pagi udah halu aja."

Cowok tampan yang dimaksud para gadis itu, Haruto, hanya sibuk memainkan ponselnya. Tak memedulikan tatapan dan sahutan dari gadis-gadis itu.

Watanabe Haruto, murid SMA Sekang yang menganggap kehidupannya teramat membosankan.

Saat matahari terbit, begitu pula Haruto yang bangun dan memulai harinya. Ia menyikat giginya, mandi, mengenakan seragam sekolah, berangkat ke sekolah diantar sopirnya, dan mendengar ocehan guru selama belasan jam.

Setiap harinya ia selalu mengulangi rutinitas yang sama. Di sekolah pun ia irit bicara. Ia berbicara kepada orang bila perlu, dan sepulang sekolah ia kembali ke kamarnya dan memainkan ponselnya. Kadang saat sore ia habiskan untuk bermain basket bersama teman-teman seumurannya di kompleks rumah.

Namun ia lebih sering berada di rumah. Rumah yang dihuninya terasa lebih besar karena ia tinggal sendiri. Kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja sampai-sampai Haruto lupa bagaimana rasanya memiliki orang tua.

Rutinitas Haruto seperti grafik elektrokardiogram dengan garis lurus. Tidak ada naik dan turun. Hanya datar, statis, dan monoton.

"Hah?! Yeona pernah gituin lo?"

Lamunan Haruto buyar saat seorang gadis tak sengaja mengeraskan suaranya. Mata Haruto melirik ke asal suara. Ada dua gadis berseragam olahraga yang sedang bercakap-cakap. Jaraknya tidak jauh dari Haruto.

"Iya. Lo pasti kaget, ya?"

"Gue gak nyangka aja.... Gue kira dia bukan tipe orang yang suka nusuk teman dari belakang." Suaranya memelan kecewa.

"Gue cerita supaya lo lebih berhati-hati aja. Gue gak mau lo ngalamin apa yang pernah dia lakuin ke gue."

"Duh makasih banyak, ya. Gue bakal jaga jarak deh sama Yeona."

Tak lama kemudian bel masuk berdering. Haruto mematikan ponselnya. Ia bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju kelas. Di tengah koridor, ia dicegat seseorang. Cowok ber-nametag Nam Dohyon tampak kehabisan napas.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now