˚ ₊ dua puluh dua˚ ₊

365 82 36
                                    

Chapter 22: "Alasan"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 22: "Alasan"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Trigger Warning: mention of suicide

———

Masa-masa UAS merupakan masa kritis bagi murid sekolah, terutama pelajar SMA. Sebagian besar murid mulai sibuk belajar agar bisa menjawab soal ujian dengan baik, dan sebagian lainnya tampak tidak peduli dan pasrah.

Hasil rapat guru kemarin yaitu UAS tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Hal itu menyebabkan para guru harus bekerja dua kali lipat untuk membuat ulang soal UAS yang sebelumnya telah bocor.

Sekolah belum mengumumkan apa yang akan terjadi pada pelaku jual-beli kunci jawaban. Yang pasti Sukjoo beserta teman-temannya dilarang mengikuti UAS, dan kemungkinan besar mereka dipindahkan dari sekolah.

Selain itu, UAS sudah dilaksanakan empat hari yang lalu. Empat hari pula lah Jungwon sudah menghindari Yeona sebagaimana gadis itu menghindarinya. Keduanya saling menjaga jarak.

Yeona merasa Jungwon masih kesal padanya atas ucapannya yang lalu.

"Justru gue yang paling ngerti gimana rasanya ditinggalin."

Ekspresi Jungwon saat itu terlihat marah dan sedih di saat bersamaan. Semakin Yeona memikirkannya, tumbuh rasa bersalah di hatinya.

Bagaimana kalau Jungwon pernah ditinggalkan sama orang yang disayanginya?

Yeona menggelengkan kepalanya. Sekarang bukan waktunya mikirin itu. Fokus UAS, Yeona!

Duduk di ruang ujian, Yeona mengerjakan soal ujian biologi. Matanya terpaku pada soal, tetapi pikirannya melayang entah ke mana. Ia duduk beberapa bangku di belakang Jungwon.

Sel fagosit berperan penting dalam—bagaimana kalau Jungwon...

Yeona menepuk pipinya dengan keras. Seketika Yeona menjadi pusat perhatian. Gadis itu berbisik minta maaf, kemudian murid-murid lainnya kembali ke soal.

"Kerjakan soalnya!" tegur pengawas.

Yeona memandang Jungwon. Raut wajahnya lebih dingin daripada biasanya. Belum pernah ia melihat Jungwon seperti itu.

Jungwon selalu menunjukkan sisi hangat dan ramahnya dibanding saat dulu belum berbaikan. Lebih tepatnya saat masih benar-benar bersaing dengannya.

Namun sekarang Yeona tidak merasakannya lagi. Yeona membutuhkannya, ia ingin mendengar Jungwon bicara. Tentang apa pun.
Walau cowok itu bersikap menjengkelkan sekalipun, Yeona masih ingin mendengarnya.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now