˚ ₊ epilog ˚ ₊

393 59 35
                                    

Epilog━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Epilog
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Jungwon melewati lemari yang berisi piala dan medali hasil kemenangannya. Susunan piala dan medali menarik perhatiannya. Ia pun memperhatikan satu per satu pencapaiannya selama ini.

Kebanyakan medali hasil dari turnamen taekwondo. Pastinya Jungwon merasa senang dan bangga bisa memenangkannya. Tetapi rasa senang itu berlangsung sebentar—sementara.

Menang di kelas, rasanya jauh berbeda.

Menang berarti ada seseorang yang kalah.

Di kelas, kompetitor terbesar sekaligus rivalnya adalah Kang Yeona.

Setiap kali guru mengumumkan ulangan harian, kuis, atau masa-masa ujian akhir, Jungwon merasakan adrenalin berpacu sehingga jantungnya berdebar lebih cepat daripada biasanya.

Tiap kali Yeona menatapnya atau bagaimana pipi gadis itu bersemu merah akibat menahan marah, Jungwon berkata pada dirinya sendiri kalau ia harus menang.

Karena setiap kali Jungwon melampauinya, bahkan hanya sekadar benar satu pertanyaan, satu poin nilai, satu senti, seluruh perhatian gadis itu hanya tertuju padanya. Inilah cara yang dilakukan Jungwon agar bisa menarik perhatian si gadis.

Suatu hari, saat ia dan Yeona dipanggil ke ruang BK, Jungwon sebenarnya sudah takut. Takut kalau gadis itu dipindahkan ke kelas lain. Atau apapun yang bisa menyebabkan dirinya berpisah.

Hukuman pengumpulan poin itu di luar bayangan Jungwon.

Jungwon mengingat masa-masa kala ia dan Yeona bersusah payah mengumpulkan poin menjadi kenangan tersendiri. Kenangan yang akan ia simpan rapat-rapat di sudut memori paling indah semasa SMA.

Kini, masa SMA sudah berakhir. Tepatnya hari ini adalah hari kelulusan Sekang High School.

Jungwon memakai sepatunya, lalu berdiri dan merapikan dasinya. Setelah itu ia pun berangkat menuju sekolah.

———

Spanduk besar bertuliskan, 'Selamat Menempuh Hidup Baru: Kelulusan Angkatan 2023' terbentang lebar di gedung utama.

Aula dipenuhi murid-murid yang baru lulus. Banyak orang tua yang datang membawa buket bunga untuk anak-anaknya.

Jungwon dan Yeona duduk bersebelahan sambil berpegangan tangan.

"Saatnya pembacaan nama-nama 10 murid yang mendapat nilai ujian tertinggi. Peringkat kesepuluh...."

Pembacaan nama terus berlanjut hingga empat besar. "Peringkat keempat, Oh Haewon."

Haewon bangun dari bangkunya, berjalan menaiki panggung lalu berdiri di sebelah barisan murid sesuai urutannya. Semua orang bertepuk tangan, tak terkecuali Yeona. Ia tersenyum lebar memandang Haewon.

"Peringkat ketiga, Kim Sunoo. Silakan naik ke atas panggung."

Dari belakang terdengar grasak-grusuk. "HAH? GUE????"

Sambil tertawa-tawa, Sunoo didorong ramai-ramai oleh teman lainnya. Intinya jangan banyak tanya, tinggal naik saja apa susahnya!

Sunoo berjalan dengan linglung. Kayaknya tiga tahun belakangan ini ia lebih giat mencari gosip panas ketimbang belajar. Kok bisa-bisanya dapat peringkat ketiga nilai tertinggi seangkatan?

"Oke, untuk peringkat kedua memiliki selisih nilai yang tipissss sekali dengan peringkat pertama. Beda 0,23 saja."

Yeona dan Jungwon saling memandang wajah masing-masing. Saling membagi rasa gugup.

"Peringkat kedua, didapat oleh....

Yang Jungwon. Silakan naik ke atas panggung."

Jungwon tersenyum lebar sampai menampakkan lesung pipinya. Ia memeluk Yeona singkat, lalu naik ke atas panggung. Semua orang bertepuk tangan, dan beberapa ada yang protes, "Jadi jadi woy pacarannya!"

"Untuk peringkat pertama.... tepuk tangan dulu dong!" ujar pembawa acara.

Semua orang tepuk tangan lebih keras dan bersemangat. "Peringkat pertama, Kang Yeona! Silakan naik ke atas panggung dan ambil sertifikatnya."

Tepuk tangan menggema seisi aula. Kini kesepuluh murid merapat untuk berfoto bersama.

"Congrats ya! Pacarku pinter banget," puji Jungwon.

"Congrats juga, Won! Kamu juga pinter, dan nilai kita cuma beda tipis kok," sahut Yeona memuji Jungwon tulus.

Melihat bagaimana merekahnya senyum Yeona, Jungwon merasa kekalahannya sebanding dengan kecantikan yang dipancarkan pacarnya.

Kalah pun, rasanya tetap menyenangkan.

━━━━━━━━━━ TAMAT

Catatan Renai:
Terima kasih banyak gais udah mendukung dan mengapresiasi cerita ini dari awal sampai tamat 🥺💗💗💗

Catatan Renai:Terima kasih banyak gais udah mendukung dan mengapresiasi cerita ini dari awal sampai tamat 🥺💗💗💗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejujurnya aku nggak nyangka cerita ini bakal banyak dibaca 😭🙏🙏. Sekarang cerita ini udah nyampe 9k viewer yang menurutku itu udah buanyakkk bangeettttts.

Masih ada special chapter buat Heeseung dan Jungwon. Ditunggu yesss (mungkin gak dipost dalam waktu dekat)🤩

Aku seneng banget pas ngeliat votes dan komentar baru yang masuk, mood auto naik drastis. Sebut aku lebay atau alay, tapi kebrutalan semester ini terobati setelah melihat seberapa banyak jumlah pembaca dan votesnya (belum lagi komentar-komentarnya xixixi).

Anyway, buat kalian yang masih tertarik untuk membaca karyaku yang lain, terutama fanfic-nya Jungwon, baru aja aku publish Dear Diary.

Anyway, buat kalian yang masih tertarik untuk membaca karyaku yang lain, terutama fanfic-nya Jungwon, baru aja aku publish Dear Diary

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekali lagi thank you so much guys! See you next time 💖💗

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now