˚ ₊ tujuh ˚ ₊

495 109 180
                                    

Chapter 7: "Awal dari Sebuah Pertemanan"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 7: "Awal dari Sebuah Pertemanan"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Yeona membuntuti seekor kucing yang masuk ke gang sempit. Bulu kucing itu berwarna putih. Pada bagian kuping dan empat kaki kucing bercorak kehitaman. Yeona tersenyum gemas dan ingin sekali membelai si kucing.

Gadis itu berjongkok tepat di hadapan kucing. Tangannya mengelus lembut kepala kucing. Perlakuan halus Yeona membuat si kucing mendengkur nyaman di dekatnya. Kaki Yeona menyentuh bulu halus kucing. Netra kucing itu berwarna biru memantulkan wajah cantik Yeona.

"Sendirian aja, Neng?"

Yeona berdiri. Membalik tubuhnya. Ia melihat empat orang mengenakan almamater yang sama dengannya. Dilihat dari mana pun, terlihat jelas kalau mereka adalah berandal sekolahnya.

"Lo punya 10.000 won?"

Yeona menelan salivanya. Ia menatap waswas empat berandal itu. Menimang-nimang apa yang harus ia lakukan.

Raut menyeramkan terlihat jelas dari wajah mereka. Satu orang berbadan gempal, ada yang bertubuh paling kurus, ada yang berambut pirang, dan satunya lagi bertindik di telinganya. Dilihat dari gayanya, kemungkinan besar cowok bertindik inilah ketua para berandal ini.

Empat lawan satu. Jelas Yeona kalah telak. Apalagi dari segi fisik, empat lelaki itu lebih kuat ketimbang dirinya sendiri.

Otaknya memerintahkan untuk kabur. Tetapi, kabur ke mana? Tepat di kanan, kiri, dan belakangnya dibatasi dinding. Satu-satunya jalan keluar sudah dihalang para berandal itu.

Yeona menghela napas berat. Ia membuka dompet bertema beruang Grizzly kesukaannya, lalu melempar uang 10.000 won di depan berandal bertindik. Mata Yeona melirik nametag lelaki bertindik itu—Kim Sukjoo.

"Udah 'kan? Enyah sana. Gue mau pulang." Yeona berjalan maju menerobos empat berandal itu.

"He-eh, mau ke mana lo?" Bahu Yeona didorong oleh Sukjoo hingga tubuh gadis itu terhuyung mundur.

Si pirang memungut uang yang dilempar Yeona. Kemudian ia memberikannya kepada Sukjoo. Sukjoo menyelipkan uang itu ke dalam saku celananya.

"Gue berubah pikiran. Serahin semua uang yang ada di dompet lo." titah Sukjoo.

Yeona menatap tajam. Jantungnya berdentam-dentam. "Kalo gue gak mau?"

"Gue pukul."

"Jangan macem-macen. Gue bisa teriak." balas Yeona, nadanya mengancam.

"Lo pikir gue gak berani mukul cewek?"

Yeona kehabisan kata-kata. Para berandal itu tampak serius dan bisa menyerangnya sewaktu-waktu. Membalas gertakan juga tak ada gunanya. Satu-satunya jalan agar ia bisa keluar dari masalah ini...

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now