˚ ₊ dua belas ˚ ₊

496 101 88
                                    

Chapter 12: "If You're Sad"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 12: "If You're Sad"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

Sinar matahari masuk menembus jendela kelas. Ujung gorden putih berkibar akibat embusan angin. Setelah berjam-jam bermain dengan kucing, Jungwon dan Yeona kembali lagi ke sekolah untuk mengambil tas.

Untungnya sekolah sudah mulai sepi saat mereka datang. Hanya ada beberapa kegiatan ekskul yang masih berjalan, seperti klub basket, voli, dan lain-lain. Setelah mencangklong tas di pundak, keduanya berjalan pulang.

"Lo minat masuk ekskul?" tanya Jungwon.

Yeona mengangguk. "Gue agak minat masuk olimpiade, sih. Tapi, gue masih ragu antara bidang biologi atau fisika."

"Kayaknya lo bagus deh kalo masuk fisika. Itung-itungan lo lebih kuat daripada hapalan," saran Jungwon.

Yeona mengangguk-anggukkan kepalanya. Benar kata Jungwon, otaknya lebih kuat hitungan daripada hapalan.

'Seberapa dalam sih lo mengenal gue?' batin Yeona.

"Kalau lo, Won? Masuk ekskul juga?"

"Iya. Gue pengen masuk OSIS."

"Ooh, OSIS... kirain lo masuk olim juga," gumam Yeona. Sedetik kemudian ia salah tingkah, "maksud gue, lo 'kan pinter gitu terus lo pernah menang olim. Kayak sayang aja kalo olimnya gak lanjut."

Jungwon tertawa mendengar ucapan bernada panik gadis itu. Rasanya Yeona pengin berlari dan meloncat dari lantai tiga. Lagi pula, kenapa ia terlihat kecewa saat Jungwon tidak masuk ekskul olimpiade? Aneh.

Harusnya lo seneng dong gak satu ekskul dengan manusia super menyebalkan ini, pikir Yeona.

Jungwon tertawa sampai matanya menyipit dan lesung pipinya terlihat. Yeona mengutuk dirinya karena—entah mengapa—ia ingin terus melihat tawa Jungwon.

"Gue pengen nyobain hal baru aja. Ntar kalo gue masuk olim, kasian sekolah lain kalah mulu tiap gue turun."

"Idih??? Sombong amat lo."

Jungwon mengangkat bahu skeptis, tak peduli dengan komentar Yeona. Tampaknya ia sudah kebal dijuluki sombong oleh Yeona.

Keduanya terus berjalan sampai ke halte bus. Kebetulan bus yang akan dinaiki keduanya baru sampai di halte. Mereka langsung naik dan duduk bersebelahan di kursi penumpang.

Tak lama kemudian, ada sepasang kakek nenek yang naik ke bus. Jungwon mengedarkan pandangannya dan semua kursi sudah diduduki penumpang. Ia segera berdiri dan mempersilakan nenek itu untuk duduk.

"Silakan duduk di sini, Nek."

Yeona juga ikut berdiri dan memberikan kursinya untuk kakek itu. Ia berdiri di sebelah Jungwon. Tangannya menggenggam pegangan bus.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now