˚ ₊ delapan ˚ ₊

485 97 126
                                    

Chapter 8: "Ruang BK (Lagi)"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 8: "Ruang BK (Lagi)"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Mata pelajaran fisika hari ini kosong. Yeona dan Jungwon memutuskan untuk mengisi waktu dengan melanjutkan hukuman. Membantu perpustakaan mengembalikan buku ke rak asalnya. Lima puluh poin. Itu pun kalau berhasil.

"Kalian kembalikan semua buku yang telah dipinjam ke rak sesuai nomor buku. Ibu harap kalian gak berantakin bukunya dan ingat, ini perpustakaan, kalo kalian ribut sedikit, Ibu kurangin 100 poin."

"Iya, Bu." jawab Yeona dan Jungwon hampir bersamaan.

Siyeon mengerutkan dahinya. Tumben gak protes? batin Siyeon. "Sudah, kalian kerjakan sekarang. Ibu mau balik ke ruang BK."

Sebelum menyentuh kenop pintu, Siyeon menoleh ke penjaga perpustakaan. "Lapor ke saya kalau mereka ribut." Kemudian dibalas anggukan oleh penjaga perpustakaan. Lantas Siyeon keluar dari ruang perpustakaan.

Yeona memandangi banyaknya tumpukan buku yang harus ia kembalikan ke rak. Tangannya mengambil lima buku sekaligus, dan berjalan menuju rak khusus novel. Namun, Jungwon buru-buru mencegatnya.

"Biar cepet selesai, gue yang bawa bukunya, lo yang masukin ke raknya."

Tanpa menunggu jawaban Yeona, Jungwon mengambil buku yang dibawa gadis itu, dan menumpuknya dengan sepuluh buku lain sampai dagunya.

Yeona agak terkesima melihat Jungwon yang kuat membawa belasan buku dalam sekali angkat. Tetapi, ia langsung menepis pikirannya. Terkesima untuk Jungwon tidak ada dalam kamusnya.

Mereka berdua mulai berjalan menyusuri rak demi rak dan meletakkan buku ke asalnya. Tumpukan buku yang dibawa Jungwon semakin menipis. Begitu satu tumpuk habis, Jungwon kembali mengambil tumpukan buku lainnya.

Sesekali mata Yeona berbinar saat melihat novel favoritnya ada di koleksi perpustakaan. The Picture of Dorian Gray karya Oscar Wilde, Pride and Prejudice karya Jane Austen, dan Kafka on the Shore-nya Haruki Murakami pun ada di sini. Bahkan buku yang sejak dulu ingin dibacanya juga ada.

Tanpa disadari gadis itu tersenyum sambil melihat-lihat sampul buku The Death of Ivan Ilych karya Leo Tolstoy. Sudah sejak lama ia ingin membaca buku ini, dan kebetulan perpustakaan memiliki bukunya. Tinggal pinjam saja.

Yeona menyadari ada sepasang mata yang memperhatikannya. Rasa panas langsung menjalari pipinya. Ia mendadak malu atas sikapnya yang senyam-senyum sendiri. Mungkin ia akan dianggap seperti orang gila.

Yeona menatap galak ke arah Jungwon. "Kenapa liat-liat?!"

"Karena gue punya mata?" jawab Jungwon, seolah Yeona menanyakan pertanyaan paling bodoh sedunia.

Gadis itu hanya bisa bersungut kesal, karena ucapan lelaki itu ada benarnya juga. Ponsel Jungwon tiba-tiba bergetar. Pertanda sebuah telepon masuk.

"Yeona, ambilin hape di saku almet gue. Ada yang telepon." pinta Jungwon.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now