˚ ₊ tujuh belas ˚ ₊

376 80 49
                                    

Chapter 17: "Menyusun Rencana"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 17: "Menyusun Rencana"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

"Kau tau apa kesalahanmu?"

Yeona yang duduk di seberang meja menatap datar kepada Dohwan. Sebisa mungkin ia menekan amarahnya. Bagaimana pun, tuduhan Jungwon menyontek itu sangat tidak masuk akal baginya.

"Aku tidak mengerti kenapa murid pintar sepertimu malah membela berandal seperti Jungwon."

Berandal?

Yeona mengernyitkan dahinya. Bukan jenis kernyitan bingung, melainkan jenis yang memprotes ucapan lawan bicaranya.

Namun, bagian kecil hatinya seakan mengingatkan ngapain juga gue ngebela Jungwon?

Kalau dirinya yang dulu mendengar tuduhan Jungwon yang menyontek, maka Yeona sama sekali tidak peduli. Malah tuduhan tersebut bisa menguntungkan Yeona untuk mendapatkan peringkat pertama.

Akan tetapi dirinya yang sekarang justru membela Jungwon, rivalnya.

Tak bisa dipungkiri bahwa setelah melewati banyak hal bersama Jungwon, Yeona menyadari kehadiran Jungwon cukup penting baginya.

Di saat Yeona membutuhkan seseorang, Jungwon selalu ada di sana. Yeona tidak mengira Jungwon yang akan menemaninya dari sekian banyak orang. Oleh sebab itu, mendengar Jungwon sedang dirundung masalah membuat Yeona ingin menolongnya.

"Menurut peraturan sekolah pasal 26, murid yang menghina guru atau mengusik kewenangan guru dapat diskors. Dan kau melanggar pasal ini." Telunjuk Dohwan mengarah ke Yeona.

Lagi-lagi Yeona menahan keinginan untuk merotasikan matanya terhadap ucapan Dohwan. Diskors?

"Peraturan sekolahnya memang seperti ini, tapi aku bisa memberikan kesempatan untukmu."

Dohwan membuka laci di bawah meja, kemudian mengambil selembar kertas dan diberikan kepada Yeona.

"Tulis permintaan maaf dan jelaskan kesalahanmu, lalu kau baca di depan kelas. Kau juga harus meminta maaf padaku."

"Terus bagaimana dengan Jungwon? Apa Bapak mau minta maaf kepada Jungwon?" balas Yeona.

"Kenapa aku harus meminta maaf? Dia yang melanggar peraturan sekolah dengan berkelahi melawan temannya. Buat apa aku meminta maaf?"

Kali ini Yeona merotasikan matanya sambil berdecak sebal. "Buat apa? Buat menuduh Jungwon menyontek. Lagian Bapak gak punya bukti 'kan kalo Jungwon nyontek?"

Dohwan menggeplak meja kasar. Wajahnya merah padam mendengar ucapan Yeona.

"Berani-beraninya kau bersikap lancang!"

Yeona agak terlonjak mendengar bentakan gurunya itu. Namun, Yeona semakin membulatkan tekatnya. Ia mengembalikan kertas itu di hadapan Dohwan.

"Bapak mau skors saya 'kan? Silakan." Yeona hendak bangkit dari kursinya.

Perfect 505 ✅Where stories live. Discover now