dua

596 97 6
                                    

dua

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

dua

"Gajah di pelupuk mata, tak tampak~"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Gajah di pelupuk mata, tak tampak~"

Cia menatap Orland dengan tatapan memicing, sesekali merubah bentuk rambut Orland yang masih terlihat belum meyakinkan. Ia juga mengganti kacamata persegi besar yang dikenakan Orland menjadi kacamata bulat super kuno, yang bahkan Cia sendiri tidak akan mau mengenakannya meskipun dipaksa setengah mati.

"Sudah cukup, Vincentia," tolak Orland sambil menjauhkan tubuhnya saat Cia bermaksud menarik rambut palsu jamur yang tengah ia kenakan untuk diganti dengan rambut palsu lain.

"Belum," bantah Cia sambil mengamati Orland dengan jarak yang jauh lebih dekat, "kamu belum terlihat jelek, cukup saja belum. Wajahmu masih terlalu menarik, hanya rambutmu saja yang sedikit aneh, jadi aku harus berusaha lebih keras lagi untuk membuatmu tidak lebih tampan dari daddy dan brothers squad yang sudah sangat jelek itu." Cia pura-pura mengeluh dan memberi tatapan penuh lelahnya, namun tetap saja diakhiri dengan tawa bebas karena membayangkan wajah cemberut daddy dan brothers squad jika mendengar secara langsung perkataannya tadi.

Orland menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Cia yang sangat kekanakan tapi juga penuh usaha—tidak setengah-setengah. Itulah pesona Cia yang tidak diketahui banyak orang, dan ia cukup beruntung bisa melihatnya sekarang.

Cia masih berniat menarik rambut palsu Orland ketika ponselnya yang terletak di atas meja berdering. "Ponselmu atau ponselku?" tanya Cia.

"Ponselmu. Apa masih tidak jelas dengan casing pink bunga-bunga itu? Hingga kamu sendiri tidak bisa mengenali ponselmu?" protes Orland.

Cia tertawa ringan. "Nada dering kita sama, bagaimana aku bisa tahu ponselku yang berdering atau ponselmu."

"Tapi sudah jelas sekali kalau layar ponselmu yang menyala," jelas Orland sekali lagi. Ia menurunkan tangan Cia dari kepalanya kemudian mengeratkan rambut palsu jamurnya dengan baik agar tidak terlihat aneh. Ia juga membetulkan posisi kacamata bulat yang menjadi pilihan terakhir Cia tadi.

Apakah benar pantulan bayangan di cermin adalah dirinya? Cupu memang, tapi tampan.

"Jangan tertawa sendiri, mengerikan sekali," kata Cia, tapi tetap beranjak menuju meja yang terletak beberapa langkah dari mereka. "Aku tahu kalau kamu sedang memuji dirimu sendiri. Kita benar-benar harus mengubah rambut jamur itu menjadi rambut yang lebih mengerikan."

Help me, Chris!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora