enam

455 94 20
                                    

enam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

enam

"Kini, dirinya tak lagi ada di balik layar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kini, dirinya tak lagi ada di balik layar."

"Siapa yang mau menikah?" tanya Cia sambil mengedipkan kedua matanya berulang kali. Tidak ada undangan pernikahan yang sampai ke rumah, jadi... untuk apa mereka berdua melihat gaun pengantin? Kecil kemungkinan Cia diminta menjadi bridesmaids karena belum ada kabar dari teman-temannya jika mereka akan menikah dalam waktu dekat, atau mungkin teman Christopher yang akan menikah dan pria itu diminta menjadi best men?

"Kita. Bukankah begitu, Calon Istri?" Kalimat itu terdengar seperti kalimat godaan dalam telinga Cia, namun wajah Christopher yang serius membuatnya mendadak ragu. Christopher berjalan mendekati Cia dengan langkah pelan penuh intimidasi. Cia langsung terlonjak kaget ketika kedua tangan Christopher mendarat di bahunya.

"Kita?!" pekik Cia sambil menghempaskan telapak tangan Christopher dari bahunya itu.

"Iya, ki-ta," eja Christopher. Christopher menatap Cia, "Kita akan segera menikah, Calon Istri."

"Apa?!"

Kali ini bukan pekikan Cia yang memenuhi ruangan bridal, melainkan suara Marvel yang ada di mulut pintu. Kakak laki-laki ketiga Cia itu berjalan masuk dengan langkah cepat dan lebar sambil menunjuk Christopher dengan jari telunjuknya. Mata Marvel membulat, seperti akan meloncat keluar dari rangka. "Kalian akan menikah? Bagaimana bisa?" tanya Marvel bagaikan kereta api.

Marvel meraih pergelangan tangan Cia kemudian menarik adik perempuannya itu menjauh dari Christopher yang tengah menatap drama Marvel dengan datar. "Cia! Pulang sama kakak sekarang! Kamu tidak boleh bertemu dengan Chris lagi. Kakak gak setuju kamu menikah dengan dia." Di akhir kalimatnya, Marvel menunjuk Christopher dengan jari telunjuk, "Dan kamu!" Marvel memicingkan mata menatap Christopher yang masih berdiri santai, tidak terintimidasi sama sekali, "aku tunggu kamu di rumah kami malam ini. Kita. Harus. Bicara!"

Christopher hanya mengangkat kedua alisnya, dan Marvel menganggap reaksi itu sebagai tanda persetujuan Christopher.

***

Help me, Chris!Where stories live. Discover now